Dior kembali menuai kecaman karena gambar yang ditampilkannya dianggap menghina orang Asia. Brand asal Prancis tersebut kali ini dikritik setelah mengunggah foto di Instagram. Dalam postingan, model terlihat menyipitkan matanya selagi memerkan riasan eyeshadow. Gestur itu jadi kontroversi dan disebut sebagai diskriminasi rasial.
Beberapa kali Dior terlibat masalah karena fotonya yang menyinggung warga Asia, terutama China. Baru-baru ini Dior disebut menghapus sebuah foto yang dikecam karena memperlihatkan seorang wanita berwajah oriental berpose menyipitkan mata. Gestur itu sendiri memang sering dianggap dan digunakan untuk menghina atau merendahkan orang Asia. Karenanya, banyak orang menyerukan gerakan untuk memboikot Dior.
"Brand itu tidak pernah meminta maaf untuk kesalahannya dan publik memakluminya hanya akan membuat masalah itu semakin parah," "Apa maksudnya (dengan mengunggah foto itu?" "Ini diskriminasi rasial," tulis netizen terkait foto tersebut.
Netizen semakin kesal karena Dior dianggap sering kali tidak sensitif terhadap budaya Asia. Beberapa waktu lalu brand yang menawarkan produk fashion juga beauty tersebut dikecam karena menampilkan foto yang disebut menghina wanita Asia dalam pameran. Ketika itu, seorang wanita dengan tampilan khas Asia Timur dipotret memegang tas Lady Dior selagi didandani secara 'tidak cantik' sehingga menimbulkan kontroversi.
@candiselin86
Sedangkan tahun lalu Dior dianggap telah melecehkan budaya karena merilis sebuah rok dengan aksen lipit. Produk itu diprotes sejumlah mahasiswa karena dianggap meniru baju tradisional mereka. Sejumlah mahasiswa China berbusana Hanfu pun melakukan demonstrasi di depan toko Christian Dior di Paris, Perancis untuk mengecam perampasan budaya yang disebut dilakukan Dior. Mereka beranggapan rok itu menjiplak Mamian atau Rok Wajah Kuda yang populer di era dinasti Ming.
"Sikap mereka mengindikasi niat mereka untuk menjelekkan wanita China dan mendistorsi budaya China," tulis reporter.
"Lagi-lagi, dari gambar Dior bergaya hantu yang membuat publik merasa tidak nyaman ini, mudah untuk melihat 'kebanggaan dan penilaian' brand-brand Barat dalam estetika dan budaya mereka," tulis lainnya.
(ami/ami)