ADVERTISEMENT

Hati-hati, Filler Bisa Timbulkan Alergi Hingga Kebutaan

Anggi Mayasari - wolipop Minggu, 16 Jul 2017 10:16 WIB
Suntik filler. Foto: Dok. Anggi Maya/Wolipop
Jakarta - Setiap wanita tentunya mendambakan tampilan wajah yang cantik dan awet muda. Sehingga tak heran jika saat ini filler menjadi salah satu alternatif populer bagi seseorang yang ingin terlihat awet muda dan tampil sempurna tanpa harus melakukan operasi. Meski tak membutuhkan waktu lama dan memiliki harga yang terjangkau, ternyata filler juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Menurut dokter bedah plastik, dr. Danu Mahandaru, SpBP-RE, kemungkinan terburuk yang bisa disebabkan oleh filler adalah kebutaan. Pendiri klinik kecantikan The Clinic Beautylosophy ini mengungkapkan bahwa sebenarnya memang filler bisa menyebabkan kebutaan apabila cairan filler itu masuk ke dalam pembuluh darah.

"Cuma kadang orang-orang itu hanya tahu mendapatkan hal-hal positifnya saja nggak pernah tahu hal negatifnya," terang Danu kepada Wolipop di The Clinic Beautylosophy, Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu (15/7/2017).

Suntik filler. Suntik filler. Foto: Dok. Anggi Maya/Wolipop

Baca juga: Tidak Hanya Bibir dan Pipi, Kini Ada Suntik Filler untuk Telinga

Tak hanya bisa menyebabkan risiko kebutaan, filler juga bisa menimbulkan dampak negatif lainnya. Danu juga menambahkan bahwa filler bisa menyebabkan kulit rusak hingga alergi.

"Kulit rusak di area yang difiller, bengkak yang berlebihan, infeksi, memar, dan alergi juga merupakan salah satu dampak negatif dari tindakan filler," tuturnya.
Suntik filler. Suntik filler. Foto: Dok. Anggi Maya/Wolipop

Baca juga: Salah Suntik Filler, Dahi Carol 'Meleleh' dan Menonjol Seperti Alien

Untuk menghindari kemungkinan terburuk dan dampak negatif dari filler ini, Danu juga menyarankan filler yang digunakan harus yang baik dan temporer. Selain itu, filler juga harus dilakukan oleh dokter yang bersertifikasi dan berkompetensi serta dilakukan di beberapa fasilitas yang memadai seperti klinik atau rumah sakit.

"Bagi setiap orang yang ingin melakukannya harus lebih dahulu riset dan mencari informasi tentang dokter terbaik yang bersertifikasi. Pasien harus lebih informatif dan kritis untuk mencegah kemungkinan terburuk yang dapat terjadi setelah melakukan filler," jelas Danu. (agm/ays)