Sambut Ramadan dan Lebaran 2024, brand hijab dan modest lokal baru ini muncul dengan konsep eksklusif dan premium. Setiap koleksinya berbeda dan hanya ada satu piece.
Adalah desainer Ida Aziz yang mendirikan brand Balthous bersama anaknya Savina Aziz. Balthous mengeluarkan koleksi Ramadan dan Lebaran 2024 perdana dengan tema Never Too Late.
Savina menceritakan di balik konsep brand Balthous, merupakan impian dari ibunya, Ida Aziz, yang mencintai dunia fashion sejak muda. Namun Ida Aziz harus memendam mimpinya karena latar belakang keluarga yang fokus ke agama.
"Balthous sendiri plural dari batu, artinya to cover dalam bahasa Arab. Jadi, basically adalah outer yang menutupi. Sebenarnya, sudah dari lima tahun belakangan. Karena ibu saya hanya mendesain untuk inner circle seperti, menantu, keluarga dan teman-teman terdekat saja," kata Savina usai trunk show koleksi Balthous, Never Too Late di Function Room Tower 2, The Residences At Dharmawangsa, Selasa (27/2/2024).
Savina mengungkapkan ciri khas dari brand Balthous hanya mengeluarkan satu piece dari setiap koleksi, jadi tidak pasaran. Koleksi Balthous berupa hijab pashmina dengan logo brand, dengan berbagai pilihan warna. Ada juga blouse, tunik, dress dengan perpaduan bahan seperti lace, velvet dan denim.
"Ciri khasnya Balthous tidak pernah ada koleksi yang sama banget, dua gitu. Masing-masing unik, kita mau pakai apa saja dalamnya, outernya ditutupi dengan Balthous. Spiritnya seperti itu," jelasnya.
Savina menjelaskan koleksi Balthous dibuat 'ngebut' dalam waktu tiga bulan. Dia takjub dengan kemampuan ibunya yang bisa berkarya dengan cepat di usia yang sudah kepala tiujuh.
"Mamah menuangkan segala ide desainnya melalui koleksi Never Too Late, karena ibu sudah berusia 70 tahun dan itu sungguh luar biasa bagi kami," lanjut Savina.
Koleksi Never Too Late dibanderol dengan harga Rp 1,5 Juta hingga Rp 5 Juta. Koleksi dari Balthous menurut Savina merupakan busana premium.
"Kalau dilihat dari banderolnya ini positioning agak premium dan memang sifat bajunya sendiri tidak ada yang identik atau sama. Biasanya mereka itu tidak mau bajunya samaan. Jadi, Balthous adalah jawaban bagi mereka," kata Savina.
Desainer Balthous Ida Azis berharap brandnya melengkapi kebutuhan dalam berpakaian pada setiap wanita. "Supaya semua golongan bisa pakai, meski pun itu yang lace, velvet casual semuanya bisa pakai. Saya kepengen merangkul semua golongan dan selera. Tetap saya bertahan dengan konsep Balthous," ujar Ida.
Sedangkan Savina berharap Balthous bisa segera membuka gerai fisik di wilayah Jakarta Selatan. "Bisa diterima di pasar untuk sesuai dengan visi dan misinya. Semua bisa pakai dan happy dengan koleksinya," pungkasnya.
(gaf/eny)