Aksi Manal Rostom, atlet berhijab yang berselancar dengan menggunakan abaya ini mencuri atensi. Tujuan Manal Rostom melakukan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas untuk muslimah yang ada di Prancis.
Manal Rostom dikenal sebagai pelari maraton dan pendaki. Dia merupakan pendaki gunung wanita Mesir pertama yang mendaki Gunung Everest.
Melalui unggahan di akun Instagramnya @manirostom, Manal Rostom memperlihatkan momen dirinya berselancar. Manal berselancar di salah satu laut di Dubai.
Unggahannya mencuri perhatian netizen karena dia memakai kostum yang tak biasa saat melakukan olahraga selancar tersebut. Manal menggunakan abaya hitam dilengkapi dengan hijab khusus untuk berenang.
"Sekolah di Prancis kirim puluhan gadis Muslim pulang karena mengenakan abaya ke sekolah minggu ini. Aksi solidaritas berselancar memakai abaya untuk teman-teman muslim di Prancis? YA , SILAKAN 🏄🏻 ♀️🧕🏼🇫🇷," tulis Manal dalam keterangan videonya.
Pemerintah Prancis mulai memberlakukan larangan pemakaian abaya di sekolah-sekolah pada Senin (4/9) waktu setempat. Larangan itu diberlakukan saat anak-anak di negara itu kembali masuk sekolah. Larangan abaya itu berlaku untuk para siswi Muslim yang mengenyam pendidikan di negara tersebut.
Sebelumnya pada 2004, pemerintah Prancis melarang penggunaan hijab di sekolah-sekolah. Dan pada 2010, Prancis mengeluarkan larangan penggunaan cadar di depan umum. Kemudian tahun ini, pemerintah setempat mengumumkan tentang larangan abaya.
Dalam unggahannya, Manal menyampaikan protesnya pada pemerintah Prancis yang melarang anak-anak muslim memakai abaya ke sekolah. Menurutnya pemerintah Prancis seharusnya melakukan riset terlebih dahulu sebelum membuat larangan/
"Adakah yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan apa itu abaya, atau mengapa wanita memakainya? Sepertinya ini tahun 2023, kami memiliki banyak informasi di ujung jari kami namun beberapa budaya masih memilih ketidaktahuan, rasisme dan diskriminasi," ungkap Manal.
Manal menjelaskan melalui keterangan video unggahannya, bahwa abaya adalah pakaian longgar dan panjang yang dikenakan oleh wanita Muslim baik karena alasan agama atau budaya.
"Jadi kamu mungkin melihat seorang wanita dengan rambutnya ditutupi abaya dan kamu mungkin juga melihatnya dengan rambut terbuka. Ini TERLIHAT PERSIS SEPERTI PAKAIAN WISUDA, hanya beberapa gadis * memilih * untuk memakainya setiap hari dan abaya hitam," jelas Manal.
Pendiri dari Surviving Hijab ini mengatakan berita pelarangan memakai abaya tersebut membuatnya gusar. Sebab, masih ada saja diskriminasi terhadap wanita muslim.
"Cukup memuakkan mengetahui bahwa ini tahun 2023 dan kami masih malas untuk meneliti atau mencoba memahami bagaimana beberapa budaya / agama berfungsi untuk mempraktikkan toleransi. Biarkan mereka memakai apa pun yang mereka inginkan," ungkap Manal.
Menurut Manal, setiap muslimah berhak menentukan pilihan hidupnya. Abaya tidak menjadi penghalang dalam berbagai bidang.
"Pesannya di sini adalah bahwa itu tidak mencegah kamu dari apa pun. Ini hanya pakaian 🤯 (DUH). Abaya atau tidak ada abaya - setiap wanita berhak untuk hidup berdampingan - ada dalam pakaian apa pun yang dia pilih untuk dikenakan," kata Manal.
"Saya terus mengatakan mungkin misi sudah berakhir dan hanya dalam satu minggu, di Mesir wanita tersingkir dari pekerjaan karena hijab mereka dan pada minggu yang sama, Prancis menyerang dengan ketidaktahuan. Begitu banyak untuk «LIBERTE EGALITE FRATERNITE» 😵 💫😵 💫😵 💫😵 💫😵 💫😵 💫😵 💫😵 💫Seseorang tolong jelaskan di mana liberte dan egalite ada di sini karena saya bingung," tulis Manal.
Melalui aksinya berselancar ini, Manal ingin menunjukkan wanita yang menggunakan abaya bisa melakukan apapun itu tanpa ada batasan atau diskriminasi.
(gaf/eny)