Rabbani Buka Suara Usai Dikritik karena Salahkan Korban Pelecehan Seks
Jumat, 30 Des 2022 19:44 WIB
Brand hijab dan busana muslim Rabbani sedang menjadi sorotan publik. Sebab Rabbani membuat konten tentang cara berbusana wanita yang menjadi penyebab terjadinya pelecehan seksual.
Konten Rabbani yang menjadi kontroversi itu diunggah ke akun instagram mereka. Dalam unggahan itu ada kata-kata yang menyebutkan posisi wanita yang berpakaian terbuka itu bodoh dan mengundang pria untuk berpikiran buruk.
Sontak saja, konten yang dibuat brand asal Bandung ini mendapat kritikan dari berbagai pihak seperti komunitas pegiat perempuan. Apa kata pihak Rabbani soal konten tersebut?
Ridwanul Karim Direktur Marketing Rabbani mengatakan, dalam sebuah konten pemasaran yang dibuat oleh Rabbani tidak melulu bicara soal produk, namun juga menyelipkan unsur edukasi yang memiliki nilai manfaat dan dakwah.
Menurutnya, untuk konten yang sedang ramai menjadi perbincangan di instagram Rabbani sendiri kata Karim adalah jenis konten edukasi yang memang sering dibuat oleh Rabbani.
![]() |
"Itu postingan di IG (instagram) kita, itu bervariatif ada yang sifatnya edukasi, kajian dan memang produk. Kalau postingan ini masuknya ke postingan edukasi, makanya bentuknya pertanyaan kan," kata Karim saat dikonfirmasi detikJabar di Trans Luxury Hotel Bandung, Jumat (30/12/2022).
Karim pun menjabarkan alasan Rabbani membuat konten yang menyinggung soal pakaian perempuan dan pelecehan seksual.
"Dalam hadits Rasul itu ketika Umar dibangkitkan dengan pakaian yang amat panjang menjuntai, ditanyakan lah kenapa panjang, karena amal perbuatannya banyak," jelasnya.
"Ketika amal perbuatannya itu banyak buruknya, maka semakin pendek lah bajunya. Makanya kita bikin edukasi dan itupun kita sebetulnya nggak tendensius menyerang perempuan atau laki-laki," sambung dia.
![]() |
Soal konten yang dibuat dan mendapat banyak kritikan, ia menuturkan jika konten itu adalah sebuah pertanyaan untuk publik mengenai maraknya kekerasan seksual hingga yang berawal dari niat buruk pria seorang pria.
"Kan pertanyaan itu, ketika perempuan datang ke suatu tempat dengan berpakaian tidak layak, apakah ketika ada laki-laki misalnya yang otaknya mesum atau ke mana-mana, yang salah itu laki-lakinya atau perempuannya yang 'bodoh' kan gitu. Kita pertanyaan," papar Karim.
Menyoal kata 'bodoh' di dalam konten Rabbani, Karim menuturkan jika bodoh yang dimaksud bukan soal pikiran. Melainkan bodoh yang dicantolkan dalam konten itu adalah soal akhlak dan aqidah dalam ajaran Islam.
"Prespektif bodoh di kita ini kan kita basicnya busana muslim, bodoh berarti bukan 1+1=4 bukan begitu, bodoh dalam artian dari sisi agama kita agama islam yang dianut kita," ujarnya.
Menurut dia, konten tersebut memang sebuah perumpamaan yang siapapun berhak beropini untuk menanggapinya. Karim tidak mempersoalkan pihak-pihak yang mengkritik konten dari Rabbani itu.
"Jadi kita hanya perumpamaan aja. Justru kita melempar pertanyaan itu biar semuanya beropini, silahkan jawab dengan opini dan ketika tidak setuju mangga, ketika setuju ya silahkan," kata Karim.
Meski begitu, ia juga menyampaikan permohonan maaf jika kalimat 'bodoh' pada konten Rabbani itu banyak salah diartikan hingga menimbulkan ketidakpercayaan.
"Kita anggap itu nggak masalah mangga, karena itu sifatnya pertanyaan dan bukan soal ilmu pasti yang bisa dijawab dengan berbagai perspektif jawaban. Yang bikin ramai saya juga nggak ngerti juga, kalau memang dari kata bodohnya mohon maaf juga sih dari kita kalau memang diartikan bodoh di sini ya tadi," tutup Karim.
Sebelumnya bukan kali ini saja Rabbani menuai kontroversi. Sebelumnya Rabbani pernah memasang iklan yang menampilkan gambar kambing berhijab, dalam menyambut Idul Adha dan Dirgahayu RI melalui papan reklame di gerbang tol Pasteur, Bandung, Jawa Barat.
Rabbani juga pernah memasang billboard iklan dengan kata-kata yang kontroversial menyudutkan perempuan. 'Anak Jaman Now. Rok Makin Di atas, Prestasi Makin Di Bawah. Jangan Sampe!' demikian yang tertulis di iklan.
Simak Video "Tips Layering Produk Skincare Agar Meresap Sempurna"
[Gambas:Video 20detik]
(bba/eny)