×
Ad

Hindari Matahari Demi Kulit Cerah, Wanita Ini Patah Tulang Saat Tidur

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Senin, 26 Mei 2025 09:08 WIB
Ilustrasi dokter melihat rontgen patah tulang. Foto: iStock
Jakarta -

Seorang wanita asal Chengdu, Provinsi Sichuan, China, mengalami kejadian mengejutkan, tulang rusuknya patah hanya karena berguling saat tidur. Penyebabnya karena defisiensi vitamin D parah akibat terlalu lama menghindari paparan sinar matahari.

Kisah ini mencuat setelah dokter dari Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok XinDu, Dr. Long Shuang, mengungkap bahwa pasien tersebut sejak kecil nyaris tak pernah terpapar sinar matahari. Wanita 48 tahun tersebut selalu mengenakan pakaian tertutup saat keluar rumah dan rutin memakai tabir surya untuk mencegah kulit jadi gelap.

Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar vitamin D-nya hanya 7,8 ng/ml (jauh di bawah batas normal yang berkisar antara 20 hingga 25 ng/ml). Tak hanya itu, hasil tes kepadatan tulangnya juga menunjukkan bahwa dia menderita osteoporosis kronis, kondisi yang membuat tulangnya sangat rapuh dan mudah patah meskipun hanya bergerak ringan.


"Paparan sinar matahari membantu tubuh kita memproduksi vitamin D, yang penting untuk kekuatan tulang dan penyerapan kalsium," jelas Dr. Long, seperti dikutip dari Hindustan Times.

"Jika terlalu sering menghindari matahari, risiko terkena osteoporosis dan menurunnya sistem kekebalan tubuh pun meningkat," lanjutnya.

Gaya Hidup Anti-Matahari yang Semakin Ekstrem

Kasus ini kembali menyoroti tren 'sun-phobia' yang kian marak di China, terutama di kalangan wanita. Banyak orang kini mengenakan topi lebar, masker wajah, sarung tangan panjang, bahkan pakaian anti-UV dari ujung kepala sampai kaki hanya untuk menghindari sinar matahari.

Para ahli medis mengingatkan bahwa perlindungan berlebihan justru bisa berdampak buruk. Dalam sebuah video edukasi kesehatan, Dr. Jiang Xiaobing, Kepala Bedah Tulang Belakang di The Second Affiliated Hospital of Guangzhou Medical University, menyebut bahwa tren ini tidak sehat.

"Semua tulang di tubuh kita akan beregenerasi setiap 10 tahun, tapi sejak usia 30 tahun, kita mulai kehilangan massa tulang sekitar 0,5 hingga 1 persen per tahun," ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa kurangnya asupan kalsium, minimnya paparan sinar matahari, dan defisiensi vitamin D sangat menghambat penyerapan kalsium. Selain itu, gaya hidup kurang gerak, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan juga memperburuk kesehatan tulang.

Dr. Jiang pun menyarankan agar masyarakat menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan membatasi konsumsi alkohol.

"Wanita menopause harus lebih waspada, karena mereka lebih rentan mengalami pengeroposan tulang," tambahnya.

Keseimbangan adalah Kunci

Perlindungan kulit dari paparan sinar UV memang penting untuk mencegah kanker kulit dan penuaan dini. Namun, tubuh kita tetap butuh sinar matahari dalam kadar yang cukup untuk bisa berfungsi optimal.

Alih-alih menghindar total dari matahari, para ahli menyarankan untuk tetap mendapat paparan sinar matahari pagi selama 10-15 menit beberapa kali dalam seminggu.

Sementara itu, penggunaan sunscreen secara berlebihan memang dapat mengurangi produksi vitamin D di kulit karena tabir surya dirancang untuk memblokir sinar UVB, yang diperlukan tubuh untuk mensintesis vitamin D. Namun, dalam praktiknya, penggunaan tabir surya tidak sepenuhnya mencegah produksi vitamin D.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun tabir surya dapat mengurangi produksi vitamin D, penggunaannya yang normal tidak menyebabkan defisiensi. Namun dalam kasus penggunaan sunscreen yang sangat ketat dan penghindaran total terhadap sinar matahari, seperti yang terjadi pada wanita tersebut, risiko kekurangan vitamin D dan tulang rapuh dapat meningkat.



Simak Video "Dermatolog Sebut 90% Penuaan pada Kulit Akibat Paparan Sinar Matahari"

(hst/hst)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork