David Beckham memberikan sedikit gambaran bagaimana seseorang dengan OCD (obsessive compulsive disorder) menjalani hari-harinya lewat serial dokumenter 'BECKHAM' yang baru tayang di Netflix. Mantan pesepakbola asal Inggris ini memperlihatkan penampakan lemarinya yang selalu rapi dan terorganisir.
Sebelumnya Beckham telah membahas hidup dengan kondisi ini di masa lalu. Pria 48 tahun ini mengatakan bisa menghitung pakaian dan menata majalah dalam satu garis lurus dan pola simetris.
Ayah empat anak ini mengaku gangguan mental yang diidapnya itu sangat melelahkan. Namun, dia tidak bisa berhenti maupun menyembuhkan kondisinya itu.
Dalam tayangan episode terakhir 'BECKHAM', suami Victoria Beckham ini memperlihatkan sebuah ruangan tempat dia menaruh semua koleksi busana. Semua pakaian yang tersimpan di lemari harus selalu ditata dengan rapi dan sesuai urutan.
"Semuanya cukup tertata rapi, jaket, kemeja jeans, kemeja dan kemudian jumper, cardigan hingga T-shirt, kaus kaki dan kemudian jas," tuturnya.
Beckham mengungkapkan bahwa dia mengurutkan jumper-nya berdasarkan warna yang terkoordinasi, lalu melipatnya secara miring, untuk melihat apa yang ada di bawahnya tanpa memindahkannya. Penataan busana juga sudah terencana berdasarkan apa yang akan dia pakai seminggu ke depan.
"Itu adalah pakaianku untuk sisa minggu ini, aku mempersiapkannya seminggu sebelumnya," tuturnya kepada sutradara Fisher Stevens.
Beckham mengaku bisa panik ketika membuka pintu lemari dan mendapati bahwa gantungan pakaian ada yang miring. Seketika, dia tahu seseorang telah masuk ke kamar dan menyentuh pakaiannya.
"Saya mengidap gangguan obsesif kompulsif di mana saya harus menempatkan semuanya dalam satu garis lurus atau semuanya harus berpasangan," jelasnya.
OCD, atau gangguan obsesif kompulsif, adalah suatu kondisi kesehatan mental yang dapat menyerang siapa saja pada usia berapa pun. Penderita biasanya mengembangkan pikiran obsesif dan kompulsif yang berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari mereka.
Gangguan ini dapat terwujud dalam berbagai keadaan. Misalnya terobsesi akan kebersihan dengan standar tertentu, dismorfia tubuh, mengelupaskan kulit atau mencabuti rambut berulang-ulang.
Tidak diketahui mengapa OCD bisa terjadi, namun faktor risikonya mencakup riwayat penyakit dalam keluarga, perbedaan tertentu dalam bahan kimia otak, atau peristiwa besar dalam hidup seperti melahirkan atau kehilangan. Orang-orang yang secara alami suka kerapihan rapi, metodis, atau punya gangguan kecemasan lebih berisiko mengidap gangguan ini.
Simak Video "Video: S.Coups Seventeen Debut di Runway Milan Fashion Week"
(hst/hst)