Gulafroz Ebtekar mengaku sedang menjadi target buruan Taliban. Mantan petinggi polwan Afghanistan itu juga menyatakan pernah disiksa oleh anggota kelompok ekstrimis tersebut bahkan ia dan keluarganya dijatuhi hukuman mati. Gulafroz pun meminta pertolongan dari Barat untuk membantunya kabur dari Taliban. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Sebelum Taliban, Gulafroz Ebtekar adalah mantan ketua investigasi kriminal di Kabul. Ia pun dikenal sebagai aktif mengampanyekan hak-hak wanita. Karena profesi dan jabatannya, hidup wanita 32 tahun tersebut sedang terancam. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
"Aku dulu adalah salah satu polisi wanita paling senior di Afghanistan. Aku melakukan semuanya untuk mendukung wanita masuk polisi, melawan perintah-perintah dari Taliban. Sekarang hidupku dalam bahaya. Benar-benar berbahaya. Tolong bantu aku dan keluargaku," ungkapnya dengan wajah pucat dilansir New York Post. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
"Aku wanita pertama di Afghanistan yang lulus dari akademi kepolisian dengan gelar master dan memegang posisi tinggi. Setelah aku, ada 4.000 wanita masuk ke universitas kepolisian. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Aku tidak takut berbicara terbuka karena tidak ada tersisa dariku. Negara Afghanistan sudah tidak ada, tidak ada kebebasan. Aku selalu memperjuangkan kehidupan normal di negara ini. Jika sekarang tidak ada kehidupan, mengapa aku takut?" ujarnya. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Gulafroz merasa bahwa hidupnya dalam bahaya sesaat setelah Taliban menguasai Afghanistan. Ia lalu mencoba meminta pertolongan dari diplomat Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara dari Barat lain. Sayangnya, wanita itu tidak mendapatkan balasan meski menurutnya mereka tahu kondisinya. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Kini Gulafroz memohon agar negara lain bisa membantunya mendapatkan visa untuk keluarga Afghanistan. Apalagi setelah mendengar rekannya Banu Nagar yang dipukul dan ditembak dalam kondisi hamil delapan bulan. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Ia sendiri pernah menjadi korban kekejaman Taliban. Wanita itu mengaku dipukul dan ditendang di bandara Kabul ketika mencoba untuk kabur dari Afghanistan. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
"Aku menghabiskan lima malam di pintu gerbang bandara Kabul tanpa air atau roti dengan hujan peluru dan dikelilingi Taliban. Aku menyaksikan kematian banyak anak dan wanita. Aku mengirim pesan ke kedutaan dari banyak negara untuk menyelamatkan diriku sendiri dan keluarga tapi semua gagal," ujar wanita yang sebelumnya kerap mengunggah foto gaya hidup glamour di media sosial. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Sayangnya Taliban menghancurkan impian dan perjalanan karier Gulafroz. "Situasinya berubah dalam satu hari. Taliban memukulku dengan tangan, boots, senjata, bahkan batu," cerita Gulafroz. Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar