Atlet Transgender Terpilih Ikut Olimpiade, Jadi Kontroversi karena Dulu Pria

Laurel Hubbard adalah atlet angkat besi asal New Zealand. Transgender 43 tahun itu mencetak sejarah sebagai atlet transgender wanita pertama yang terpilih mengikuti Olimpiade 2021 di Tokyo. Foto: Getty Image

Laurel Hubbard adalah atlet angkat besi asal New Zealand. Transgender 43 tahun itu mencetak sejarah sebagai atlet transgender wanita pertama yang terpilih mengikuti Olimpiade 2021 di Tokyo. Foto: Getty Image

Laurel Hubbard menjadi satu dari lima atlet angkat besi yang dikirim New Zealand untuk mengikuti Olimpiade Tokyo pada Juli hingga Agustus 2021. Seperti dikutip dari Washington Post, Laurel juga menjadi atlet angkat beban tertua yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo. Foto: Getty Image

Laurel Hubbard menjadi satu dari lima atlet angkat besi yang dikirim New Zealand untuk mengikuti Olimpiade Tokyo pada Juli hingga Agustus 2021. Seperti dikutip dari Washington Post, Laurel juga menjadi atlet angkat beban tertua yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo. Foto: Getty Image

“Aku sangat bahagia dan tersentuh atas kebaikan dan dukungan yang telah diberikan padaku dari banyak sekali masyarakat New Zealand,” ujar Laurel Hubbard dalam pernyataannya. Foto: Getty Image

“Aku sangat bahagia dan tersentuh atas kebaikan dan dukungan yang telah diberikan padaku dari banyak sekali masyarakat New Zealand,” ujar Laurel Hubbard dalam pernyataannya. Foto: Getty Image

Laurel Hubbard akan berkompetisi di kelas angkat beban 87 kg. Laurel dinyatakan pantas mengikuti Olimpiade setelah  International Olympic Committee mengubah aturannya pada 2015 dengan mengizinkan transgender berkompetisi sebagai perempuan asalkan level testosteron mereka sudah berada di bawah ambang batas seharusnya. Testosteron adalah hormon yang menambah massa otot. Foto: Getty Image

Laurel Hubbard akan berkompetisi di kelas angkat beban 87 kg. Laurel dinyatakan pantas mengikuti Olimpiade setelah  International Olympic Committee mengubah aturannya pada 2015 dengan mengizinkan transgender berkompetisi sebagai perempuan asalkan level testosteron mereka sudah berada di bawah ambang batas seharusnya. Testosteron adalah hormon yang menambah massa otot. Foto: Getty Image

Terpilihnya atlet transgender wanita untuk mengikuti Olimpiade ini sebenarnya masih menjadi kontroversi hingga kini. Keikutsertaan transgender dianggap tidak adil untuk para atlet wanita lainnya. Foto: Getty Image

Terpilihnya atlet transgender wanita untuk mengikuti Olimpiade ini sebenarnya masih menjadi kontroversi hingga kini. Keikutsertaan transgender dianggap tidak adil untuk para atlet wanita lainnya. Foto: Getty Image

Atlet transgender wanita seperti Laurel Hubbard dianggap memiliki keuntungan karena di masa pubertas masih menjadi pria. Atlet angkat beban Belgia Anna Vanbellinghen termasuk yang mengkritisi kebijakan mengizinkan atlet transgender berkompetisi di Olimpiade.  “Siapapun yang sudah pernah berlatih angkat beban di level tinggi tahu bahwa ini terjadi pada tulang mereka: situasi khusus ini tidak adil untuk olahraga dan para atlet,” kata Anna. Foto: Dan Mullan/Getty Images

Atlet transgender wanita seperti Laurel Hubbard dianggap memiliki keuntungan karena di masa pubertas masih menjadi pria. Atlet angkat beban Belgia Anna Vanbellinghen termasuk yang mengkritisi kebijakan mengizinkan atlet transgender berkompetisi di Olimpiade.  “Siapapun yang sudah pernah berlatih angkat beban di level tinggi tahu bahwa ini terjadi pada tulang mereka: situasi khusus ini tidak adil untuk olahraga dan para atlet,” kata Anna. Foto: Dan Mullan/Getty Images

Laurel Hubbard yang terlahir sebagai pria memulai transformasinya sebagai transgender wanita pada 2012. Dia sudah berkompetisi sebagai atlet angkat besi sebelum menjadi transgender. Foto: Getty Image

Laurel Hubbard yang terlahir sebagai pria memulai transformasinya sebagai transgender wanita pada 2012. Dia sudah berkompetisi sebagai atlet angkat besi sebelum menjadi transgender. Foto: Getty Image