Yeonmi Park dikenal sebagai pembelot Korea Utara yang kini menjadi aktivis HAM di Amerika Serikat. Ia kerap menceritakan kisah kelamnya selama tinggal di bawah kepemimpinan Kim Jong Un sebelum kabur di usia 13 tahun. Foto: Instagram @yeonmi_park
Yeonmi kecil harus mengalami berbagai kisah tidak menyenangkan selama tinggal di Korea Utara, mulai dari makan serangga untuk bertahan hidup, melihat mayat bergelimpangan, hingga diperkosa setelah diculik bersama ibunya. Foto: Instagram @yeonmi_park
Dikatakan jika Yeonmi Park kabur dari Korut melewati sungai yang membeku di China. Dibawa oleh penyelundupnya sayangnya kemudian ia dan ibunya diculik lalu dijual dan diperkosa. Mereka lalu melarikan diri ke Mongolia sebelum akhirnya sampai di Korea Selatan lalu pindah ke Amerika Serikat di 2014. Foto: Instagram @yeonmi_park
Sesampainya di Chicago, AS, Yeonmi menjadi aktivis yang membeberkan kisahnya dan menuntut kebebasan HAM orang-orang di Korea Utara. Karena itu lah, wanita 27 tahun tersebut dikatakan menjadi target incaran Kim Jong Un. Foto: Instagram @yeonmi_park
"Aku masuk dalam daftar target Kim Jong Un selama bertahun-tahun dan aku khawatir mereka akan mencoba membunuhku. Aku sering di-hack. Aku sering mendapat ancaman," ungkapnya dilansir The Sun. Foto: Instagram @yeonmi_park
Karena hal itu, ia sering menyewa jasa bodyguard ketika mengunjungi sejumlah acara. Yeonmi pun mengaku takut jika nasibnya akan berakhir seperti jurnalis Jamal Khashoggi yang dibunuh di Turki pada 2018 karena menyuarakan kebenaran. Foto: Instagram @yeonmi_park
Setelah ketahuan kabur dari Korea Utara, ia mengetahui beberapa keluarganya dihukum. Yeonmi pun tidak tahu berapa banyak dari mereka yang masih hidup. Meski disesalkan, ia mengaku sudah tidak tahan hidup dengan kebrutalan pemerintah di sana. Ini potretnya bersama sang ibu yang kini sudah hidup bahagia di AS. Foto: Instagram @yeonmi_park
Menurut Yeonmi Park, kesengsaraan yang terjadi di belahan dunia lain tak sebanding dengan di bekas negaranya. Sejak kecil, ia sudah sering melihat orang mati karena kelaparan. Menurutnya hal tersebut dikarenakan obsesi Korea Utara untuk membuat senjata nuklir. Foto: Instagram @yeonmi_park
"Korea Utara menghabiskan miliaran dolar untuk membuat senjata nuklir. Jika mereka mau menyisihkan 20 persen saja, orang-orang tidak akan mati karena perut kosong, tapi rezim membuat kami kelaparan," katanya. Foto: Instagram @yeonmi_park
Meski sempat sengsara, Yeonmi mengaku berterima kasih sudah dilahirkan di Korea Utara. "Jika tidak lahir di bawah tekanan dan kemelut tersebut, aku mungkin tidak akan pernah melihat terang. Mungkin orang-orang di sini, mereka tidak melihat terang dan hanya bisa merasakan gelap. Aku bisa melihatnya dengan terang," tutur Yeonmi.
Foto: Instagram @yeonmi_park