9 Foto Upacara Panggih dalam Pernikahan Adat Jawa Putri Tanjung

Upacara panggih menjadi bagian dari rangkaian acara pernikahan Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo yang dilaksanakan dalam adat Jawa Solo di kediaman keluarga Chairul Tanjung di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/3/2022). Sebelumnya, mereka telah melangsungkan akad nikah yang menghadirkan Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai saksi kedua mempelai. (Foto: Dok. Morden)

Upacara panggih menjadi bagian dari rangkaian acara pernikahan Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo yang dilaksanakan dalam adat Jawa Solo di kediaman keluarga Chairul Tanjung di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/3/2022). Sebelumnya, mereka telah melangsungkan akad nikah yang menghadirkan Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai saksi kedua mempelai. (Foto: Dok. Morden)

Mengawali panggih, keluarga dari kedua belah pihak melakukan penyerahan sanggan. Chairul Tanjung dan Anita Ratnasari Tanjung selaku orangtua mempelai wanita, menerima sanggan dari keluarga pengantin pria. Selain itu, juga diberikan sepasang kembar mayang yang melambangkan harapan, cita-cita dan cinta kedua mempelai. (Foto: Samuel Rustandi/Morden.co)

Mengawali panggih, keluarga dari kedua belah pihak melakukan penyerahan sanggan. Chairul Tanjung dan Anita Ratnasari Tanjung selaku orangtua mempelai wanita, menerima sanggan dari keluarga pengantin pria. Selain itu, juga diberikan sepasang kembar mayang yang melambangkan harapan, cita-cita dan cinta kedua mempelai. (Foto: Samuel Rustandi/Morden.co)

Putri dan Guinandra lalu melakukan balangan gantal atau melempar sirih. Daun sirih yang akan dilempar sudah diikat dengan benang lawe, simbol bahwa keduanya sudah mengikat cinta kasihnya yang suci. (Foto: Dok. Morden)

Putri dan Guinandra lalu melakukan balangan gantal atau melempar sirih. Daun sirih yang akan dilempar sudah diikat dengan benang lawe, simbol bahwa keduanya sudah mengikat cinta kasihnya yang suci. (Foto: Dok. Morden)

Aksi Putri dan Guinandra melempar sirih tersebut ke arah jantung pasangannya sempat mengundang tawa para tamu. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan sejumlah tokoh turut menyaksikan prosesi tersebut. (Foto: Samuel Rustandi/Morden.co)

Aksi Putri dan Guinandra melempar sirih tersebut ke arah jantung pasangannya sempat mengundang tawa para tamu. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan sejumlah tokoh turut menyaksikan prosesi tersebut. (Foto: Samuel Rustandi/Morden.co)

Ranupada menjadi tahapan selanjutnya dalam prosesi panggih ini. Guinandra menginjak telur dengan kaki, lalu Putri membasuh kaki suaminya dengan air bersih (wiji dadi) sebagai wujud bakti istri kepada suami agar rumah tangga bahagia dan harmonis. Guinandra lalu membantu Putri bangkit berdiri, yang dimaknai kedudukan yang setara keduanya. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. (Foto: Dok. Morden)

Ranupada menjadi tahapan selanjutnya dalam prosesi panggih ini. Guinandra menginjak telur dengan kaki, lalu Putri membasuh kaki suaminya dengan air bersih (wiji dadi) sebagai wujud bakti istri kepada suami agar rumah tangga bahagia dan harmonis. Guinandra lalu membantu Putri bangkit berdiri, yang dimaknai kedudukan yang setara keduanya. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. (Foto: Dok. Morden)

Lanjut ke ritual sindur binayang, Chairul Tanjung menuntun Guinandra dan Putri berjalan ke singgahsana pelaminan dengan kain sindur atau slindur berwarna merah yang telah disampirkan oleh Ibu Anita. Sindur binayang menjadi simbol tuntunan orangtua dan anak senantiasa mendengarkan nasihat orangtuanya. (Foto: Dok. Morden)

Lanjut ke ritual sindur binayang, Chairul Tanjung menuntun Guinandra dan Putri berjalan ke singgahsana pelaminan dengan kain sindur atau slindur berwarna merah yang telah disampirkan oleh Ibu Anita. Sindur binayang menjadi simbol tuntunan orangtua dan anak senantiasa mendengarkan nasihat orangtuanya. (Foto: Dok. Morden)

Tiba di pelaminan, mereka lalu melakukan bobot timbang. Kedua mempelai duduk di pangkuan Chairul Tanjung. Sang istri lalu bertanya siapa yang paling berat dalam bahasa Jawa. Bapak... abot sing endi Pak? tanya sang istri. Podo abote. Roto, balas Chairul Tanjung berseri dan langsung disambut gelak tawa dari para tamu. Pengusaha yang juga pendiri CT Corp. ini mengatakan berat keduanya sama. Ritual ini melambangkan orangtua mempelai wanita akan memperlakukan sang menantu seperti anak sendiri. (Foto: Dok. Morden)

Tiba di pelaminan, mereka lalu melakukan bobot timbang. Kedua mempelai duduk di pangkuan Chairul Tanjung. Sang istri lalu bertanya siapa yang paling berat dalam bahasa Jawa. "Bapak... abot sing endi Pak?" tanya sang istri. "Podo abote. Roto," balas Chairul Tanjung berseri dan langsung disambut gelak tawa dari para tamu. Pengusaha yang juga pendiri CT Corp. ini mengatakan berat keduanya sama. Ritual ini melambangkan orangtua mempelai wanita akan memperlakukan sang menantu seperti anak sendiri. (Foto: Dok. Morden)

Putri lalu memberikan tujuh jenis kacang-kacangan yang dicampur koin tersebut kepada ibunya, simbol ia dan suami akan tetap berbakti kepada orangtua meski telah hidup mandiri. Usai ritual tersebut, mereka saling menyuapi nasi dan minum air putih yang jernih dengan harapan agar hati tetap jernih dan tenang saat menghadapi tantangan hidup bersama sebagai pasangan suami-istri. (Foto: Dok. Morden)

Putri lalu memberikan tujuh jenis kacang-kacangan yang dicampur koin tersebut kepada ibunya, simbol ia dan suami akan tetap berbakti kepada orangtua meski telah hidup mandiri. Usai ritual tersebut, mereka saling menyuapi nasi dan minum air putih yang jernih dengan harapan agar hati tetap jernih dan tenang saat menghadapi tantangan hidup bersama sebagai pasangan suami-istri. (Foto: Dok. Morden)

Chairul Tanjung dan istri lalu memberikan rujak kepada Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo sebagai lambang penuh harapan supaya keluarga dapat merasakan manisnya hidup. Orangtua mempelai pria, Dwi Asmono dan Dira P. Komalaningtyas, lalu bergabung. Upacara panggih yang dilakoni sebagai doa bagi pengantin untuk tetap bahagia mengarungi kehidupan rumah tangga lalu ditutup dengan prosesi sungkeman yang penuh haru. (Foto: Dok. Morden)

Chairul Tanjung dan istri lalu memberikan rujak kepada Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo sebagai lambang penuh harapan supaya keluarga dapat merasakan manisnya hidup. Orangtua mempelai pria, Dwi Asmono dan Dira P. Komalaningtyas, lalu bergabung. Upacara panggih yang dilakoni sebagai doa bagi pengantin untuk tetap bahagia mengarungi kehidupan rumah tangga lalu ditutup dengan prosesi sungkeman yang penuh haru. (Foto: Dok. Morden)