Tunku Atiah atau bergelar YM. Tunku Kurshiah Aminah Binti Tunku Abu Bakar, resmi dipinang oleh sang kekasih Mohamad Zaini Bin Mohd. Zaidy atau Zizi pada Sabtu (9/3/2019) malam di Pendopo Ageng Puro Mangkunegaran, Solo. Foto: Dok. Owlsome Project
Tunku Atiah adalah Putri Keraton Solo yang merupakan anak dari Gusti Raden Ayu (GRAy) Retno Astrini. Sang ibu adalah anak dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VIII dan KPH Tunku Abu Bakar Dut Hadiningrat (dari Johor Bahru). Foto: Dok. Owlsome Project
Di hari pernikahan Tunku Atiah dan Zizi, keduanya memakai baju pernikahan yang kental dengan nuansa Jawa, yakni kebaya kutu baru untuk pengantin wanita dan beskap bagi pria. Foto: Dok. Owlsome Project
Di balik busana pengantin, adalah desainer Didiet Maulana yang merancang kebaya juga beskap bagi Tunku Atiah dan Zizi. Busananya merupakan bagian dari lini label Didiet, Svarna by IKAT Indonesia. Foto: Dok. Owlsome Project
"Konsep busana yang dipakai kedua mempelai adalah berbagai riset yang telah dilakukan mengenai busana adat trah Mangkunegaran. Saya terinspirasi busana kebaya panjang yang biasa dilakukan oleh para Putri keraton," ungkap Didiet dalam pernyataan resminya. Foto: Dok. Owlsome Project
Didiet memilih model kebaya kutubaru dengan panel di tengah menghubungkan sisi potongan badan kanan dan kiri untuk Tunku Atiah. Panjang kebaya dibuat panjang di bawah lutut dengan bahan brokat Prancis yang membuat penampilan pengantin semakin elegan. Foto: Dok. Owlsome Project
Uniknya, manik kristal yang dipakai mencerminkan warna dari elemen elemen yang ada di Pendopo Ageng, tempat di mana acara ini berlangsung. Manik terdiri dari 5 warna di antaranya emas,tembaga, dan olive green. Foto: Dok. Owlsome Project
Kain yang dipakai adalah kain cinde sutera seperti yang digunakan oleh ibundanya ketika menikah dulu dengan teknik pemakaian disampir di bawah. Foto: Dok. Owlsome Project
Untuk Zizi, Didiet mengadaptasi model beskap bernama langenarjan seperti ketika ayah Atiah menikah. Dengan kain batik tulis sogan motif Candi Luhur latar cemeng (latar belakang hitam). Foto: Dok. Owlsome Project
Kedua mempelai menaiki kereta kuda yang membawa mereka dari Pendopo Prawedanan menuju Pendopo Ageng Puro Mangkunegaran. Foto: Dok. Owlsome Project
Acara diisi dengan berbagai tarian khas Mangkunegaran, dan panganan khas Solo dan gending yang memberikan background musik nan syahdu. Foto: Dok. Owlsome Project