Adalah Tuty Adib, desainer di balik kebaya prosesi siraman, midodareni hingga resepsi Kahiyang dan juga baju untuk keluarga inti. Kepada Wolipop, Tuty mengungkap konsep di balik busana rancangannya, mulai dari pilihan warna hingga detail yang ia selipkan. Foto: Dok. allseasons
Kembali ke hari prosesi siraman, keluarga Jokowi dan Kahiyang yang menjadi calon pengantim tampil kompak berbalut warna oranye yang cerah. Keluarga memakai bahan santung mengkilap, sedangkan Kahiyang berbalut jumputan dalam warna senada. Foto: Dok. allseasons
Di balik warna oranye, Tuty punya alasan tersendiri ketika memilihnya. "Kenapa warna oranye? Karena saya ingin memberi nuansa alam," ujarnya. Foto: Dok. allseasons
Diceritakan Tuty, ketika prosesi siraman berlangsung, Kahiyang dibalut batik poleng perpaduan hitam, putih dan coklat tanah. Setelah siraman, ia mengganti kain batik dengan kebaya jumputan yang juga rancangan Tuty Adib. Foto: Dok. allseasons
"Saya buat sendiri (kebaya jumputan Kahiyang), dengan peletakan motif tidak biasanya. Saya pola dulu, baru letakkan pola, biasanya kan kain dulu baru dipotong. Perlu cukup waktu, karena saya harus menyampaikan pada perajin. Motif cenil, motif bulat-bulat, cengkehana, saya padukan dengan motif kekinian yaitu bentuk jantung hati untuk melambangkan cinta," lanjut Tuty lagi. Foto: Dok. allseasons
Malam hari seusai siraman, keluarga Jokowi mengganti busananya dengan nuansa warna hijau emerald. Bagi Tuty pilihan warna hijau mengingatkan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan kepasrahan. Foto: Rengga Sancaya
"Saya pilih hijau untuk midodareni, untuk melambangkan suatu keceriaan karena besok mau menggelar pesta dan ijab kabul, suatu yang sakral. Hijau menurut saya warna segar, yang menyejukkan, sekaligus menghangatkan dan mengakrabkan, karena pada saat itu dua keluarga akan bertemu," pungkas desainer. Foto: Rengga Sancaya