10 Poret Viral Papi 52 Tahun dan Mami 42 Tahun Antar Anak Pertama Masuk TK

Momen pertama kali mengantar anak ke sekolah TK menjadi pengalaman tak terlupakan bagi sebagian orang tua. Seperti pasangan orang tua yang berusia 52 tahun dan 42 tahun ini, dengan penuh cinta mengantar anak tertuanya menjalani hari pertama di taman kanak-kanak (TK). Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Momen pertama kali mengantar anak ke sekolah TK menjadi pengalaman tak terlupakan bagi sebagian orang tua. Seperti pasangan orang tua yang berusia 52 tahun dan 42 tahun ini, dengan penuh cinta mengantar anak tertuanya menjalani hari pertama di taman kanak-kanak (TK). Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Keduanya tampak ceria dan penuh semangat, meskipun usia mereka jauh lebih dewasa dibandingkan kebanyakan orang tua murid TK lainnya. Cerita mereka menjadi sorotan warganet di media sosial, bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai babak baru dalam hidup, termasuk menjalani peran sebagai orang tua. Papi 52 tahun, mami 42 tahun mengantar anak tertuanya sekolah TK pertama kali, tulis keterangan video @mamikiaypuansunan. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Keduanya tampak ceria dan penuh semangat, meskipun usia mereka jauh lebih dewasa dibandingkan kebanyakan orang tua murid TK lainnya. Cerita mereka menjadi sorotan warganet di media sosial, bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai babak baru dalam hidup, termasuk menjalani peran sebagai orang tua. "Papi 52 tahun, mami 42 tahun mengantar anak tertuanya sekolah TK pertama kali," tulis keterangan video @mamikiaypuansunan. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Dalam postingan foto yang viral tersebut, pasangan tersebut memperlihatkan foto saat bersama anaknya. Keduanya mengantarkan anak pertamanya yang masuk taman kanak-kanak (TK).  Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Dalam postingan foto yang viral tersebut, pasangan tersebut memperlihatkan foto saat bersama anaknya. Keduanya mengantarkan anak pertamanya yang masuk taman kanak-kanak (TK).  Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Wolipop sudah mewawancarai Kartika yang mengunggah postingan di TikTok tentang momen dirinya dan suaminya mengantarkan anak pertama mereka masuk TK di usia 52 dan 42 tahun. Ia dan suaminya, Handri, berasal dari Bandar Lampung. Itu sebenarnya video yang aku post beberapa bulan lalu, tapi fotonya diambil saat Ihsan pertama kali masuk TK, awal Juli 2024. Mungkin buat sebagian orang, itu hal yang biasa aja. Tapi buat kami, yang sudah menanti 13 tahun dan pernah kehilangan anak pertama kami, Iqbal. Itu momen yang luar biasa banget, kata Kartika kepada Wolipop. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Wolipop sudah mewawancarai Kartika yang mengunggah postingan di TikTok tentang momen dirinya dan suaminya mengantarkan anak pertama mereka masuk TK di usia 52 dan 42 tahun. Ia dan suaminya, Handri, berasal dari Bandar Lampung. "Itu sebenarnya video yang aku post beberapa bulan lalu, tapi fotonya diambil saat Ihsan pertama kali masuk TK, awal Juli 2024. Mungkin buat sebagian orang, itu hal yang biasa aja. Tapi buat kami, yang sudah menanti 13 tahun dan pernah kehilangan anak pertama kami, Iqbal. Itu momen yang luar biasa banget," kata Kartika kepada Wolipop. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Kartika menuturkan saat mengantarkan anaknya sekolah TK, perasaan bahagia dan haru menjadi satu. Ia menikmati momen indah bersama buah hati. Dan memang bisa dilihat dari wajah aku dan suami... kita bener-bener menikmati momen itu sepenuh hati. Walaupun saat itu usia kami udah nggak muda (aku 42 tahun, suami 52 tahun) dan teman-teman sebaya kami ada yang anaknya sudah kuliah bahkan mantu. Kami justru baru mulai antar anak pertama masuk TK. Tapi kami nggak merasa terlambat. Karena kami percaya, Allah kasih semuanya pas di waktu yang paling indah. Nggak ada yang terlambat, cuma waktunya aja beda. Dan itu cukup. Lebih dari cukup, tuturnya. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Kartika menuturkan saat mengantarkan anaknya sekolah TK, perasaan bahagia dan haru menjadi satu. Ia menikmati momen indah bersama buah hati. "Dan memang bisa dilihat dari wajah aku dan suami... kita bener-bener menikmati momen itu sepenuh hati. Walaupun saat itu usia kami udah nggak muda (aku 42 tahun, suami 52 tahun) dan teman-teman sebaya kami ada yang anaknya sudah kuliah bahkan mantu. Kami justru baru mulai antar anak pertama masuk TK. Tapi kami nggak merasa terlambat. Karena kami percaya, Allah kasih semuanya pas di waktu yang paling indah. Nggak ada yang terlambat, cuma waktunya aja beda. Dan itu cukup. Lebih dari cukup," tuturnya. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Kartika dan Handri menikah pada Juli 2007. Saat itu, usia Kartika 25 tahun dan Handri 33 tahun. Keduanya saling dekat karena perjodohan. Kami tidak saling jatuh cinta di awal. Kami dijodohkan. Tapi dari perjodohan itulah, aku belajar bahwa cinta bisa tumbuh bukan karena mata, tapi karena niat dan waktu. Kami ingin punya anak segera setelah menikah. Tapi tahun demi tahun berlalu, dan rahimku masih sunyi, jelasnya. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Kartika dan Handri menikah pada Juli 2007. Saat itu, usia Kartika 25 tahun dan Handri 33 tahun. Keduanya saling dekat karena perjodohan. "Kami tidak saling jatuh cinta di awal. Kami dijodohkan. Tapi dari perjodohan itulah, aku belajar bahwa cinta bisa tumbuh bukan karena mata, tapi karena niat dan waktu. Kami ingin punya anak segera setelah menikah. Tapi tahun demi tahun berlalu, dan rahimku masih sunyi," jelasnya. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Sementara itu, Handri selalu menyimpan satu harapan besar, bahkan menabung diam-diam, agar suatu hari bisa ikut program bayi tabung. Tapi takdir berkata lain. Bapak Kartika wafat di tahun 2012. Tanpa sempat melihat cucu yang ia rindukan. Namun cinta tak pernah benar-benar mati. Ia tetap tumbuh pelan-pelan, dalam diam, di antara doa dan air mata. Tahun 2017, aku dan suamiku mencoba program bayi tabung pertama gagal. Tapi kami tidak berhenti. Tahun berikutnya, kami mencoba lagi. Dan kali ini, berhasil. 30 Maret 2019, lahirlah Iqbal, kami panggil dia Kiay Iqbal. Anak pertama yang kutunggu selama 12 tahun, kenangnya. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Sementara itu, Handri selalu menyimpan satu harapan besar, bahkan menabung diam-diam, agar suatu hari bisa ikut program bayi tabung. Tapi takdir berkata lain. Bapak Kartika wafat di tahun 2012. Tanpa sempat melihat cucu yang ia rindukan. "Namun cinta tak pernah benar-benar mati. Ia tetap tumbuh pelan-pelan, dalam diam, di antara doa dan air mata. Tahun 2017, aku dan suamiku mencoba program bayi tabung pertama gagal. Tapi kami tidak berhenti. Tahun berikutnya, kami mencoba lagi. Dan kali ini, berhasil. 30 Maret 2019, lahirlah Iqbal, kami panggil dia Kiay Iqbal. Anak pertama yang kutunggu selama 12 tahun," kenangnya. Foto: Dok. pribadi Kartika.

Aku bahagia, bukan main. Seisi hatiku penuh cahaya. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Kiay Iqbal lahir di usia kandungan 25 minggu, dengan berat hanya 600 gram. Tubuhnya mungil, tapi semangatnya besar. Ia bertahan selama satu minggu. Lalu pergi secepat ia datang, lanjutnya. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

"Aku bahagia, bukan main. Seisi hatiku penuh cahaya. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Kiay Iqbal lahir di usia kandungan 25 minggu, dengan berat hanya 600 gram. Tubuhnya mungil, tapi semangatnya besar. Ia bertahan selama satu minggu. Lalu pergi secepat ia datang," lanjutnya. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Saat itu, Kartika dan Handri runtuh dan tangisnya tak punya jeda. Tapi dari kedalaman duka, ia perlahan belajar bangkit. Bukan karena ia kuat. Tapi karena ia ingin percaya lagi. Aku mulai berdamai dengan kehilangan, dengan diriku sendiri, dan dengan Allah. Aku kembali pada puasa, JSR dengan ramuan rimpang alami: kunyit, sereh, lemon, madu. Aku menjaga tubuhku dan hatiku. Desember 2019, sembilan bulan setelah Kiay Iqbal pergi, aku hamil lagi. Tanpa program. Tanpa rencana. Aku bahkan tidak percaya saat itu, terangnya. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Saat itu, Kartika dan Handri runtuh dan tangisnya tak punya jeda. Tapi dari kedalaman duka, ia perlahan belajar bangkit. Bukan karena ia kuat. Tapi karena ia ingin percaya lagi. "Aku mulai berdamai dengan kehilangan, dengan diriku sendiri, dan dengan Allah. Aku kembali pada puasa, JSR dengan ramuan rimpang alami: kunyit, sereh, lemon, madu. Aku menjaga tubuhku dan hatiku. Desember 2019, sembilan bulan setelah Kiay Iqbal pergi, aku hamil lagi. Tanpa program. Tanpa rencana. Aku bahkan tidak percaya saat itu," terangnya. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Kehamilan kedua datang di tengah pandemi. Kartika cemas dan trauma kehilangan belum sembuh. Tapi ia tetap melangkah perlahan, terus berdoa agar kali ini buah hatinya bisa tumbuh dan sehat. Agustus 2020, lahir lah Ihsan, kami panggil dia Puan Ihsan. Saat Puan Ihsan berusia 11 bulan, aku kembali hamil. Maret 2022, tepat saat aku berusia 40 tahun dan suamiku 48 tahun, lahirlah Izzana, kami panggil dia Sunan Izzana. Kini, ada tiga nama yang menempati hatiku: Kiay, Puan, dan Sunan. Satu di langit, dua di pelukan. Kalau kamu sedang menunggu anakmu datang. Doa-doa tidak pernah hilang. Ia hanya mencari waktu terbaik untuk jatuh ke bumi. Seperti Papiku yang telah pergi, tapi cintanya tetap hidup lewat anak-anak yang kini kupeluk dengan penuh syukur, pungkasnya. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.

Kehamilan kedua datang di tengah pandemi. Kartika cemas dan trauma kehilangan belum sembuh. Tapi ia tetap melangkah perlahan, terus berdoa agar kali ini buah hatinya bisa tumbuh dan sehat. "Agustus 2020, lahir lah Ihsan, kami panggil dia Puan Ihsan. Saat Puan Ihsan berusia 11 bulan, aku kembali hamil. Maret 2022, tepat saat aku berusia 40 tahun dan suamiku 48 tahun, lahirlah Izzana, kami panggil dia Sunan Izzana. Kini, ada tiga nama yang menempati hatiku: Kiay, Puan, dan Sunan. Satu di langit, dua di pelukan. Kalau kamu sedang menunggu anakmu datang. Doa-doa tidak pernah hilang. Ia hanya mencari waktu terbaik untuk jatuh ke bumi. Seperti Papiku yang telah pergi, tapi cintanya tetap hidup lewat anak-anak yang kini kupeluk dengan penuh syukur," pungkasnya. Foto: Dok. TikTok @mamikiaypuansunan.