Potret Indahnya Desa Hantu yang Kini Jadi Wisata Hiking

Desa dengan nama Houtouwan yang hampir seluruhnya tertutup oleh lumut sehingga tidak terlihat ini ada di Pulau Shengshan, China. Desa ini terletak di kepulauan Shengsi yang berjarak sekitar 40 mil atau 64 ribu km dari Shanghai dan memiliki sekitar 400 pulau. Pada tahun 1950, desa Houtouwan terkenal sebagai kota nelayan. Foto: Johannes EISELE / AFP

Desa dengan nama Houtouwan yang hampir seluruhnya tertutup oleh lumut sehingga tidak terlihat ini ada di Pulau Shengshan, China. Desa ini terletak di kepulauan Shengsi yang berjarak sekitar 40 mil atau 64 ribu km dari Shanghai dan memiliki sekitar 400 pulau. Pada tahun 1950, desa Houtouwan terkenal sebagai kota nelayan. Foto: Johannes EISELE / AFP

Desa Houtouwan ini merupakan satu-satunya desa di China yang telah mengalami kerusakan dan pembusukan namun pada akhirnya justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Awalnya desa Houtouwan memiliki lebih dari dua ribu penduduk. Namun karena semakin banyaknya kapal, pelabuhan kecil Houtouwan tidak mampu bersaing dengan kota-kota nelayan yang lebih besar. Foto: Johannes EISELE / AFP

Desa Houtouwan ini merupakan satu-satunya desa di China yang telah mengalami kerusakan dan pembusukan namun pada akhirnya justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Awalnya desa Houtouwan memiliki lebih dari dua ribu penduduk. Namun karena semakin banyaknya kapal, pelabuhan kecil Houtouwan tidak mampu bersaing dengan kota-kota nelayan yang lebih besar. Foto: Johannes EISELE / AFP

Satu-satunya jalan di desa Houtouwan yang dapat dilalui oleh para penduduknya agar dapat pergi ke luar kota jika jalur laut tidak bisa dilalui adalah dengan melalui jalan berkelok-kelok kecil yang terdapat di sisi bukit. Hal ini dirasa cukup sulit bagi para penduduk jika ingin mengantarkan orang yang sakit ke rumah sakit atau anak-anak mereka ke sekolah. Foto: Johannes EISELE / AFP

Satu-satunya jalan di desa Houtouwan yang dapat dilalui oleh para penduduknya agar dapat pergi ke luar kota jika jalur laut tidak bisa dilalui adalah dengan melalui jalan berkelok-kelok kecil yang terdapat di sisi bukit. Hal ini dirasa cukup sulit bagi para penduduk jika ingin mengantarkan orang yang sakit ke rumah sakit atau anak-anak mereka ke sekolah. Foto: Johannes EISELE / AFP

Pada tahun 1990 para penduduk di desa Houtouwan lalu memutuskan untuk pindah dan mencari pekerjaan di kota yang lebih besar. Kebanyakan penduduk pindah ke kota-kota terdekat yang masih berada di kepulauan yang sama hanya memiliki jalur transportasi yang lebih baik. Foto: Johannes EISELE / AFP

Pada tahun 1990 para penduduk di desa Houtouwan lalu memutuskan untuk pindah dan mencari pekerjaan di kota yang lebih besar. Kebanyakan penduduk pindah ke kota-kota terdekat yang masih berada di kepulauan yang sama hanya memiliki jalur transportasi yang lebih baik. Foto: Johannes EISELE / AFP

Setelah ditinggalkan oleh para penduduknya hampir selama 30 tahun, desa Houtouwan menjadi terabaikan dan banyak ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan hijau seperti pakis dan tanaman merambat lainnya. Saat desa ini ditemukan kembali pada tahun 2015, desa Houtouwan justru telah menjadi destinasi bagi para pelancong dan dikenal dengan sebutan desa hantu hijau. Foto: Johannes EISELE / AFP

Setelah ditinggalkan oleh para penduduknya hampir selama 30 tahun, desa Houtouwan menjadi terabaikan dan banyak ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan hijau seperti pakis dan tanaman merambat lainnya. Saat desa ini ditemukan kembali pada tahun 2015, desa Houtouwan justru telah menjadi destinasi bagi para pelancong dan dikenal dengan sebutan desa hantu hijau. Foto: Johannes EISELE / AFP

Jika kamu tertarik untuk berkunjung, tiket masuk dari desa ini dijual dengan harga 50 yen atau hanya sekitar Rp 6 ribu sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah tersebut. Barang-barang peninggalan dari para penduduk yang masih lengkap menambah suasana menegangkan dari desa hantu hijau. Foto: Johannes EISELE / AFP

Jika kamu tertarik untuk berkunjung, tiket masuk dari desa ini dijual dengan harga 50 yen atau hanya sekitar Rp 6 ribu sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah tersebut. Barang-barang peninggalan dari para penduduk yang masih lengkap menambah suasana menegangkan dari desa hantu hijau. Foto: Johannes EISELE / AFP

Beberapa penduduk dari desa Houtouwan dikabarkan telah kembali ke desa tersebut. Sebagian ada yang bekerja sebagai pemandu wisata untuk para wisatawan yang berani mengunjungi desa tersebut dan ada juga yang menjual minum-minuman botol. Foto: Johannes EISELE / AFP

Beberapa penduduk dari desa Houtouwan dikabarkan telah kembali ke desa tersebut. Sebagian ada yang bekerja sebagai pemandu wisata untuk para wisatawan yang berani mengunjungi desa tersebut dan ada juga yang menjual minum-minuman botol. Foto: Johannes EISELE / AFP

Bagi para wisatawan yang tertarik berkunjung pastinya harus menyiapkan diri untuk melakukan pendakian-pendakian karena desa Houtouwan dipenuhi dengan medan berbukit dan jalan setapak. Merasa tertantang untuk mencobanya? Foto: Johannes EISELE / AFP

Bagi para wisatawan yang tertarik berkunjung pastinya harus menyiapkan diri untuk melakukan pendakian-pendakian karena desa Houtouwan dipenuhi dengan medan berbukit dan jalan setapak. Merasa tertantang untuk mencobanya? Foto: Johannes EISELE / AFP

Selain itu, untuk sampai di desa Houtouwan ini kamu harus menempuh perjalanan berjam-jam, bahkan bisa sampai 36 jam dengan menggunakan kapal feri, bis, dan taksi. Tapi setelah sampai, kamu akan dimanjakan dengan suguhan pemandangan yang sangat indah. Foto: Johannes EISELE / AFP

Selain itu, untuk sampai di desa Houtouwan ini kamu harus menempuh perjalanan berjam-jam, bahkan bisa sampai 36 jam dengan menggunakan kapal feri, bis, dan taksi. Tapi setelah sampai, kamu akan dimanjakan dengan suguhan pemandangan yang sangat indah. Foto: Johannes EISELE / AFP