Berkat Instagram, Twitter, YouTube dan Facebook, sejumlah tempat menjadi populer, dan menjadi destinasi wisata yang didatangi banyak orang untuk berburu foto. Tapi tak sedikit daerah yang justru tak lagi sedap dipandang mata karena membludaknya pengunjung. Ini 7 tempat wisata yang jadi rusak setelah makin populer karena media sosial. Foto: Asri Vernon/d'Traveler
Rue Cremieux menjadi blok perumahan paling Instagrammable di Paris, karena pemandangannya yang ikonik. Popularitasnya pun mengundang banyak wisatawan berbondong-bondong ke sini. Tapi saking ramainya pengunjung yang datang, para penghuni blok tersebut, jadi terganggu. Mereka protes karena wisatawan kerap berisik dan membuat jalanan kompleks tersebut selalu riuh. Akhirnya mereka mengadakan petisi agar dibuat larangan wisatawan maupun orang asing dilarang masuk perumahan tersebut di malam hari dan saat akhir pekan. Foto: iStock
Justin Bieber berhasil membuat Fjadrargljufur Canyon di Reykjavik, Islandia, jadi sangat populer setelah dijadikan lokasi video klip yang kemudian diunggah di Instagram. Akibatnya jumlah wisatawan membludak dan mengancam keberlangsungan ekosistem di sekitarnya. Akhirnya ngarai dengan pemandangan super indah itu ditutup sementara untuk memberi ruang bagi ekosistem agar bisa 'bernapas lebih lega' dari serbuan para turis. Foto: iStock
Boggle Seeds, pertanian bunga matahari di Ontario, Kanada, terpaksa ditutup selamanya bagi para turis, setelah pekarangan bunga mereka tak lagi indah akibat ulah orang-orang yang mengambil foto untuk diunggah di Instagram. Awalnya keluarga Bogle sebagai pemilik pertanian mengundang pengunjung untuk melihat pekarangan bunga mereka yang sedang bermekaran pada Juli 2018. Namun 7.000 orang yang datang membuat bunga matahari rusak dan terlihat seperti baru terkena bencana. Hanya delapan hari dibuka, pengelola pertanian tersebut 'mengusir' para pengunjung agar jangan datang lagi. Foto: Instagram
Otoritas China terpaksa menutup base camp di Gunung Everest, Tibet, untuk para turis karena jumlah pengunjung yang membludak melebihi kapasitas. Pemerinta China juga telah mengumumkan kalau base camp tersebut sebagai tempat yang terlalu populer dan trafik pengunjung terlalu ramai. Setelah ditutup base camp hanya akan dibuka untuk pendaki dan jumlahnya pun dibatasi maksimal 300 orang per tahun. Foto: Paula Bronstein/Getty Images
Di Spanyol, ada pantai yang kelebihan turis sampai harus diperketat jumlah pengunjungnya. Atlantic Islands of the Galicia National Park memang dikenal dengan keindahan pantainya. Namun melihat banyaknya wisatawan, pemerintah Galicia khawatir pulau-pulaunya akan rusak. Akhirnya dikeluarkan peraturan yang memperketat jumlah kunjungan wisatawan. Foto: Istimewa
Pedra do Telegrafo yang berada di Rio de Janeiro, Brasil, terkenal karena banyaknya bebatuan unik sehingga menjadi spot favorit banyak turis untuk berfoto. Namun antusiasme wisatawan tak diimbangi dengan kesadaran mereka untuk menjaga kebersihan. Banyak yang datang dan buang sampah sembarangan serta mencoret-coret bebatuan sehingga keindahannya pun rusak. Foto: getyourguide
Taj Mahal jadi salah satu destinasi wisata utama saat turis berkunjung ke India. Jutaan turis mendatangi situs bersejarah ini tiap tahunnya, dan semakin bertambah sejak munculnya era media sosial. Namun akibatnya Taj Mahal jadi seakan tak terurus. Dilaporkan bahwa marmer putih pada istana ini menjadi kuning karena polusi, dinding serta lantai pun rusak karena turis yang kelewat padat. Foto: Mark Dadswell/Getty Images