Menyapa Briptu Imah, Polwan Cantik Berhijab yang Tugas untuk PBB di Afrika

Inilah Hikma Nur Syafa atau akrab disebut Briptu Imah. Ia bekerja sebagai polisi wanita (polwan) lalu lintas sejak 2013 di Bantul, Yogyakarta. Foto: Instagram/hikmanursyaa

Inilah Hikma Nur Syafa atau akrab disebut Briptu Imah. Ia bekerja sebagai polisi wanita (polwan) lalu lintas sejak 2013 di Bantul, Yogyakarta. Foto: Instagram/hikmanursyaa

Sebelum menjadi polwan, Briptu Imah sempat kuliah di Universitas Gajah Mada selama satu tahun. Namun kemudian ibunya mendorong Imah untuk beralih menjadi polwan. Foto: Instagram/hikmanursyaa

Sebelum menjadi polwan, Briptu Imah sempat kuliah di Universitas Gajah Mada selama satu tahun. Namun kemudian ibunya mendorong Imah untuk beralih menjadi polwan. Foto: Instagram/hikmanursyaa

Wanita berusia 25 tahun ini dipilih oleh Polri untuk menjalankan misi kemanusiaan PBB di kawasan Bangui, Republik Afrika Tengah. Dari ribuan orang itu yang dipanggil hanya 500 orang, kemudian disaring lagi jadi 200, dan terakhir jadi 140 orang. Ini untuk pertama kalinya Polri mengutus polisi wanita berhijab untuk misi kemanusiaan PBB. Foto: Instagram/hikmanursyaa

Wanita berusia 25 tahun ini dipilih oleh Polri untuk menjalankan misi kemanusiaan PBB di kawasan Bangui, Republik Afrika Tengah. Dari ribuan orang itu yang dipanggil hanya 500 orang, kemudian disaring lagi jadi 200, dan terakhir jadi 140 orang. Ini untuk pertama kalinya Polri mengutus polisi wanita berhijab untuk misi kemanusiaan PBB. Foto: Instagram/hikmanursyaa

Untuk bisa bergabung dalam misi kemanusiaan tersebut, tes yang dihadapi Briptu Imah cukup berat dan beragam. Ia menjalani tes awal di daerah, kemudian tes di Mabes Polri seperti tes psikologi, tes jasmani atau fisik, tes bahasa, tes kejiwaan, dan masih banyak lagi. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Untuk bisa bergabung dalam misi kemanusiaan tersebut, tes yang dihadapi Briptu Imah cukup berat dan beragam. Ia menjalani tes awal di daerah, kemudian tes di Mabes Polri seperti tes psikologi, tes jasmani atau fisik, tes bahasa, tes kejiwaan, dan masih banyak lagi. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Angkatan Briptu Imah adalah kelompok polwan pertama yang dikirim dari kepolisian Indonesia untuk misi kemanusiaan PBB di Afrika.  Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Angkatan Briptu Imah adalah kelompok polwan pertama yang dikirim dari kepolisian Indonesia untuk misi kemanusiaan PBB di Afrika.  Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Dalam wawancara dengan Wolipop, Senin (29/7/2019), Briptu Imah mengatakan semuanya benar-benar serba baru saat dia tiba di Bangui, Afrika Tengah. Mulai dari tempat tidur sementara hingga harus menetap di tenda. Baginya tidak masalah tidur di velbed karena sebelumnya sudah diajarkan latihan survive oleh Polri. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Dalam wawancara dengan Wolipop, Senin (29/7/2019), Briptu Imah mengatakan semuanya benar-benar serba baru saat dia tiba di Bangui, Afrika Tengah. Mulai dari tempat tidur sementara hingga harus menetap di tenda. Baginya tidak masalah tidur di velbed karena sebelumnya sudah diajarkan latihan survive oleh Polri. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Saat menjalani misi kemanusiaan untuk PBB, Briptu Imah bertugas melakukan patroli, pengawalan, penjagaan mako dan tugas-tugas lainnya selayaknya polisi yang sedang dinas. Kami juga melakukan pekerjaan yang sama dengan pria, seperti memegang senjata dan pengawalan, katanya. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Saat menjalani misi kemanusiaan untuk PBB, Briptu Imah bertugas melakukan patroli, pengawalan, penjagaan mako dan tugas-tugas lainnya selayaknya polisi yang sedang dinas. "Kami juga melakukan pekerjaan yang sama dengan pria, seperti memegang senjata dan pengawalan," katanya. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Briptu Imah pun menceritakan bahwa masyarakat di Bangui masih awan dengan kamera dan foto, jadi siapapun yang datang ke kota tersebut harus menyesuaikan diri. Selain itu karena sebagian besar penduduk di negara Afrika Tengah tidak bekerja alias pengaguran, kriminalitas di negara tersebut pun tinggi. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Briptu Imah pun menceritakan bahwa masyarakat di Bangui masih awan dengan kamera dan foto, jadi siapapun yang datang ke kota tersebut harus menyesuaikan diri. Selain itu karena sebagian besar penduduk di negara Afrika Tengah tidak bekerja alias pengaguran, kriminalitas di negara tersebut pun tinggi. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Saat mendapatkan jatah cuti selama 21 hari selama setahun, Briptu Imah akan memanfaatkannya untuk travelling. Dia memilih pergi ke Eropa ketimbang kembali ke Indonesia karena ongkosnya lebih murah. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Saat mendapatkan jatah cuti selama 21 hari selama setahun, Briptu Imah akan memanfaatkannya untuk travelling. Dia memilih pergi ke Eropa ketimbang kembali ke Indonesia karena ongkosnya lebih murah. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Selama bertugas Briptu Imah mengaku tidak mengalami kesulitan berarti. Hijab pun tak menjadi halangan untuknya bertugas, justru memberikan perlindungan ekstra untuknya. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Selama bertugas Briptu Imah mengaku tidak mengalami kesulitan berarti. Hijab pun tak menjadi halangan untuknya bertugas, justru memberikan perlindungan ekstra untuknya. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Rencananya Briptu Imah akan menyelesaikan tugasnya sebagai pasukan misi kemnausiaan PBB di Afrika hingga Juni 2020. Pada Juli 2020 dia sudah kembali lagi ke Indonesia. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa

Rencananya Briptu Imah akan menyelesaikan tugasnya sebagai pasukan misi kemnausiaan PBB di Afrika hingga Juni 2020. Pada Juli 2020 dia sudah kembali lagi ke Indonesia. Foto: Dok. Instagram @hikmanursyaa