Hijabers Cantik Ini Sumbangkan $1 dari Tiap Tweet Kebencian yang Diterimanya

Kisah Dr Susan Carland yang menyumbangkan $1 AUD dari setiap tweet kebencian yang diterimanya di Twitter ini sempat begitu viral. Uang tersebut akan disumbangkannya untuk membantu anak-anak yang tidak mampu di berbagai belahan dunia. Susan melakukan aksi tersebut karena banyak wanita berhijab di tempat asalnya, Australia, yang masih mengalami sikap diskriminasi. Islam masih minoritas dan beberapa orang menganggapnya dengan sebelah mata di Australia. Foto: Alissa Safiera/Wolipop
Kisah Dr Susan Carland yang menyumbangkan $1 AUD dari setiap tweet kebencian yang diterimanya di Twitter ini sempat begitu viral. Uang tersebut akan disumbangkannya untuk membantu anak-anak yang tidak mampu di berbagai belahan dunia. Susan melakukan aksi tersebut karena banyak wanita berhijab di tempat asalnya, Australia, yang masih mengalami sikap diskriminasi. Islam masih minoritas dan beberapa orang menganggapnya dengan sebelah mata di Australia. Foto: Alissa Safiera/Wolipop
Memeluk agama Islam yang notabene masih menjadi minoritas di Kota Melbourne, Susan mengakui sering menemui tantangan. Namun halangan yang terbesar bagi Susan adalah persepsi orang di sana. Hijab tak pernah membuat saya mundur atau menarik diri. Satu-satunya yang bisa melakukan itu adalah asumsi yang diletakkan orang-orang pada saya. Saya masih bisa melakukan scuba diving, ke universitas, traveling dengan hijab. Hijab adalah hubungan dengan Religius yang menjadi dresscodd muslimah untuk keluar ke masyarakat dan melakukan hal berguna, kata Susan. Foto: Instagram
Memeluk agama Islam yang notabene masih menjadi minoritas di Kota Melbourne, Susan mengakui sering menemui tantangan. Namun halangan yang terbesar bagi Susan adalah persepsi orang di sana. "Hijab tak pernah membuat saya mundur atau menarik diri. Satu-satunya yang bisa melakukan itu adalah asumsi yang diletakkan orang-orang pada saya. Saya masih bisa melakukan scuba diving, ke universitas, traveling dengan hijab. Hijab adalah hubungan dengan Religius yang menjadi dresscodd muslimah untuk keluar ke masyarakat dan melakukan hal berguna," kata Susan. Foto: Instagram
Dr Susan Carland meraih gelar doktornya di Monash University, Melbourne, Australia. Sosoknya bagi kalangan muslim di Australia begitu menginspirasi dan diakui dunia. Nama Susan masuk dalam daftar masuk dalam kategori 500 Most influential Muslims oleh PBB di 2009 dan 20 Most Influential Australian Female Voices dari surat kabar The Age.  Mudah mendapat sebuah label atau status, itu bagus tapi saya tidak terlalu memikirkannya. Saya memberi yang terbaik dari yang bisa dilakukan, kata Susan saat diwawancara Wolipop di Australia. Foto: Alissa Safiera
Dr Susan Carland meraih gelar doktornya di Monash University, Melbourne, Australia. Sosoknya bagi kalangan muslim di Australia begitu menginspirasi dan diakui dunia. Nama Susan masuk dalam daftar masuk dalam kategori '500 Most influential Muslims' oleh PBB di 2009 dan '20 Most Influential Australian Female Voices dari surat kabar The Age.  "Mudah mendapat sebuah label atau status, itu bagus tapi saya tidak terlalu memikirkannya. Saya memberi yang terbaik dari yang bisa dilakukan," kata Susan saat diwawancara Wolipop di Australia. Foto: Alissa Safiera
Wanita yang bekerja sebagai dosen Politik dan Sosial di Monash University, Australia itu merupakan tokoh penggerak komunitas muslim Australia yang menjadi perbincangan hangat di media massa setelah berusaha mengubah kebencian menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Foto: Instagram
Wanita yang bekerja sebagai dosen Politik dan Sosial di Monash University, Australia itu merupakan tokoh penggerak komunitas muslim Australia yang menjadi perbincangan hangat di media massa setelah berusaha mengubah kebencian menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Foto: Instagram
Ibu dua anak ini tidak terlahir sebagai seorang muslimah. Susan berasal dari keluarga Kristen yang taat. Di usia 17 tahun, Susan memiliki resolusi salah satunya ingin mencari tahu tentang agama lain karena ia tidak pernah diberikan pelajaran oleh kedua orangtua mengenai keyakinan lain di luar Kristen. Namun di usia 19 tahun ia memilih masuk Islam. Istri presenter ternama Australia, Waleed Aly, itu memutuskan pindah sebagai muslim setelah belajar tentang banyak agama selama dua tahun. Foto: Getty Images
Ibu dua anak ini tidak terlahir sebagai seorang muslimah. Susan berasal dari keluarga Kristen yang taat. Di usia 17 tahun, Susan memiliki resolusi salah satunya ingin mencari tahu tentang agama lain karena ia tidak pernah diberikan pelajaran oleh kedua orangtua mengenai keyakinan lain di luar Kristen. Namun di usia 19 tahun ia memilih masuk Islam. Istri presenter ternama Australia, Waleed Aly, itu memutuskan pindah sebagai muslim setelah belajar tentang banyak agama selama dua tahun. Foto: Getty Images
Keputusan Susan untuk menjadi muslim sempat ditentang ibundanya. Selama kurang lebih delapan tahun, ia mengalami masa-masa sulit dalam berhubungan dengan sang ibunda. Foto: Getty Images
Keputusan Susan untuk menjadi muslim sempat ditentang ibundanya. Selama kurang lebih delapan tahun, ia mengalami masa-masa sulit dalam berhubungan dengan sang ibunda. Foto: Getty Images
Seiring berjalannya waktu, hati ibunda Susan pun melunak. Susan mengatakan kini hubungan mereka sudah jauh lebih baik. Bahkan ibunya pernah membelikannya syal dan mengirimkan hadiah kepada dua anaknya saat Idul Fitri. Foto: Susan Carland (dokumentasi pribadi via Australia Plus)
Seiring berjalannya waktu, hati ibunda Susan pun melunak. Susan mengatakan kini hubungan mereka sudah jauh lebih baik. Bahkan ibunya pernah membelikannya syal dan mengirimkan hadiah kepada dua anaknya saat Idul Fitri. Foto: Susan Carland (dokumentasi pribadi via Australia Plus)
Pada Ramadhan ini, pesan dari Susan berikut bisa menginspirasi. Dia mengingatkan untuk selalu membantu orang lain sebagai hal utama yang harus dilakukan sebagai manusia. Menurutnya, dibanding status dan titel yang ia terima, semuanya kembali kepada manfaat yang bisa ia berikan kepada sesama. Be a lamp or life boat or ladder (jadilah lampu atau perahu penyelamat atau sebuah tangga). Jadi artinya jadilah orang yang menerangi hidup orang lain, atau jadilah perahu penyelamat yang membantu orang yang sedang berjuang keluar dari kesulitannya dan jadilah tangga untuk selalu mengangkat orang lain. Itu yang aku tanamkan pada diriku. Jadilah pemberi bukan penerima, pungkasnya. Foto: Getty Images
Pada Ramadhan ini, pesan dari Susan berikut bisa menginspirasi. Dia mengingatkan untuk selalu membantu orang lain sebagai hal utama yang harus dilakukan sebagai manusia. Menurutnya, dibanding status dan titel yang ia terima, semuanya kembali kepada manfaat yang bisa ia berikan kepada sesama. "Be a lamp or life boat or ladder (jadilah lampu atau perahu penyelamat atau sebuah tangga). Jadi artinya jadilah orang yang menerangi hidup orang lain, atau jadilah perahu penyelamat yang membantu orang yang sedang berjuang keluar dari kesulitannya dan jadilah tangga untuk selalu mengangkat orang lain. Itu yang aku tanamkan pada diriku. Jadilah pemberi bukan penerima," pungkasnya. Foto: Getty Images