koleksi ini bagai tutur visual tentang pesona dan daya hidup desa Tanah Laut. Terdiri dari 27 tampilan menswear, dengan 10 di antaranya diperagakan oleh perempuan, koleksi ini memadukan ketegasan tailoring modern dengan kelembutan estetika tradisi. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Mel mendekonstruksi kain Sasirangan khas Kalimantan Selatan menjadi busana dengan potongan struktural elegan dan sentuhan twisted beauty—ciri khasnya yang menandai keberanian dan kecanggihan dalam satu tarikan garis. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Inspirasi desainnya datang dari figur-figur legendaris Kesultanan Banjar seperti Pangeran Antasari dan Pangeran Suriansyah. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Motif Kejujuran dan Seribu Sungai diterjemahkan Mel menjadi pola garis topografis-geometrik yang mencerminkan lanskap Tanah Laut, dari Pantai Takisung hingga Gunung Birah. Setiap lekuk kain seolah menghidupkan peta emosional perjalanan Mel selama riset di daerah tersebut. (Foto: Dok. Mel Ahyar Archipelago)
“Bahasanya akrab, budayanya hangat. Rasanya seperti pulang,” ujar Mel usai peragaan. Bagi Mel, Tanah Laut bukan sekadar sumber inspirasi visual, melainkan ruang untuk memahami bagaimana keindahan dan keteguhan bisa hidup berdampingan. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Menambah kekayaan narasi visual, stylist Hagai Pakan menata koleksi ini di tubuh para muse ternama: Maudy Ayunda, Sheila Dara Aisha, Omar Daniel, Devano Narendra, Sha Ine Febriyanti, Ario Bayu, hingga Titi Radjo Padmadja. Mereka menjadi personifikasi semangat “Bumi Nan Bungas” yang menawan dan berdaya cipta. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Sebagai pelengkap, Mel mempersembahkan tas anyaman purun danau, tanaman khas lahan gambut Tanah Laut, yang dikreasikan ulang menjadi aksesori bertekstur alami namun berjiwa urban. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Menurut Arie Panca, CEO Maison MAC, koleksi ini bukan hanya penghormatan terhadap budaya Banjar, tapi juga bentuk apresiasi terhadap potensi daerah yang selama ini “diam-diam berperan besar”. “Tanah Laut punya kekayaan luar biasa, dari kopi liberica bati-bati hingga sapi lokal unggulan. Sudah saatnya dunia mode ikut menyorotnya,” ujarnya. (Foto: Dok. Plaza Indonesia)
Melalui “Tanah Laut”, Mel Ahyar sekali lagi menunjukkan bahwa identitas lokal Indonesia bukan masa lalu yang perlu dikenang, melainkan masa depan yang perlu dirayakan—dengan gaya, keberanian, dan kebanggaan. (Foto: Dok. Mel Ahyar Archipelago)