Peragaan Prada di gelaran Milan Fashion Week baru-baru ini menjadi respons atas banjir budaya kontemporer. Prada mencoba melakukan proses penyaringan dan penyederhanaan lewat busana. (Foto: Dok. Prada)
Elemen-elemen berbeda yang tampak tak berkaitan justru dipersatukan, menghasilkan komposisi baru yang mengejutkan. (Foto: Dok. Prada)
Prada menampilkan eksperimen pada bentuk dan fungsi pakaian. Rok, misalnya, tidak lagi ditopang dari pinggang, melainkan menggantung dari bahu. (Foto: Dok. Prada)
Sementara itu, bra hadir dengan siluet yang tetap tegas meski tanpa struktur kaku. Inovasi ini memperlihatkan keberanian rumah mode asal Italia tersebut dalam membongkar dan membangun ulang makna dasar busana. (Foto: Dok. Prada)
Koleksi ini juga menunjukkan kebebasan dalam memadukan hierarki pakaian. Seragam khas Prada dapat berdiri sejajar dengan gaun malam, sementara elemen feminin dipadukan secara tak terduga, membentuk definisi baru tentang elegansi. (Foto: Dok. Prada)
Lebih dari sekadar estetika, setiap potongan dirancang fleksibel, mampu beradaptasi, dan terus berubah sesuai konteks masa kini. (Foto: Dok. Prada)
Seperti yang digambarkan Prada, busana kali ini bukan hanya pakaian, melainkan komposisi hidup yang senantiasa bertransformasi. (Foto: Dok. Prada)
Di atas panggung, atmosfer minimalis dengan pencahayaan lembut memperkuat fokus pada siluet dan pergerakan kain. (Foto: Dok. Prada)
Warna-warna netral seperti krem, abu-abu, dan hitam mendominasi, diselingi semburat warna pastel yang memberi kesan ringan dan lembut. (Foto: Dok. Prada)
Gerakan model yang tenang namun tegas menggambarkan filosofi Prada tentang keseimbangan antara kekuatan dan kehalusan—suatu bentuk meditasi visual atas kompleksitas zaman. (Foto: Dok. Prada)