Penyanyi Agnez Mo ikut ambil bagian di KTT Iklim Dunia COP28 yang dihadiri para pemimpin dunia di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), baru-baru ini. Tampil di panggung, ia memesona dengan batik yang sarat filosofi kehidupan dan kelestarian alam. Foto: Instagram/@agnezmo
Tentu ini bukan kali pertama perempuan 37 tahun tersebut memakai batik untuk perhelatan internasional. Namun, pilihannya kali ini terasa berbeda dari biasanya. Foto: Dok. Era Soekamto
Bukan kebaya, melainkan semacam terusan kemben yang tampak seperti kain dililit. Penampilan tersebut disempurnakan dengan selendang yang menjuntai dari bahu sisi kanan. Foto: Instagram/@agnezmo
Adalah Era Soekamto, desainer yang berada di balik penampilan memukau tersebut. Era secara khusus terbang ke Dubai untuk mendandani Agnez dengan karyanya. Foto: Dok. Era Soekamto
Agnez Mo hadir sebagai salah satu penyanyi yang tampil di panggung pertemuan yang membahas masalah perubahan iklim dunia itu. Di hadapan para kepala negara termasuk Presiden RI Joko Widodo, ia dan beberapa penyanyi dari negara lain melantunkan lagu ‘Lasting Legacy’ yang diciptakan khusus untuk perhelatan tersebut. Foto: Dok. Era Soekamto
“Kami pilih kemben karena memang ini tradisi kita sebelum ada kebaya. Contohnya dodot,” ungkap anggota senior Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini. Era juga mengungkap soal pilihan warna. “Kulit Agnez terlihat goldy kalau pakai gelap biru royal blue ini,” katanya. Foto: Dok. Era Soekamto
Selendang yang melengkapi busana tersebut menawarkan daya tarik tersendiri. Kain yang sudah eksis sebelumnya itu dihiasi motif berbentuk pohon hayat yang merupakan simbol dari Ibu Kota Negara (IKN) yang baru atau Nusantara di Kalimantan Timur. Motif tersebut menjadi sebuah pernyataan penting untuk menyatakan komitmen Indonesia dalam perannya mengatasi perubahan iklim. “60 persen paru-paru dunia ada di Indonesia,” katanya. Konsep Manunggaling kawulo gusti atau Bhinneka Tunggal Ika dalam filosofi Jawam tambah Era, juga disimbolkan dalam pohon hayat. (Foto: Dok. Era Soekamto)
Di jajaran aksesori, anting subeng, bros peksi, dan gelang emas kreasi Nyemas Indah menyempurnakan gayanya. "Ada sentuhan etnik tp ngga terlalu tradisional. Penampilan Agnez ini mewakili anak muda yang concern dengan masalah lingkungan. Touch Indonesia tapi harus ultramodern (Foto: Dok. Era Soekamto)