9 Gaya Dokter Gigi di Malang yang Viral Pakai APD Seksi dan Stylish

Inilah Nina Agustin, dokter gigi di Malang, Jawa Timur, yang baru-baru ini viral di media sosial. Ia dipuji netizen karena penampilannya dengan baju alat pelindung diri (APD) yang lain daripada yang lain. Menurut netizen,  baju APD yang dipakai alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu stylish dan seksi. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Inilah Nina Agustin, dokter gigi di Malang, Jawa Timur, yang baru-baru ini viral di media sosial. Ia dipuji netizen karena penampilannya dengan baju alat pelindung diri (APD) yang lain daripada yang lain. Menurut netizen,  baju APD yang dipakai alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu stylish dan seksi. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Berprofesi sebagai dokter gigi, Nina merasa sangat berisiko terpapar virus Corona. Hampir setiap hari ia memeriksa mulut banyak pasien yang bisa saja menjadi sumber droplet virus tersebut. Maka, demi keamanan, ia ikut memakai APD saat bertugas sejak COVID-19 mewabah di Indonesia mulai Maret lalu. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Berprofesi sebagai dokter gigi, Nina merasa sangat berisiko terpapar virus Corona. Hampir setiap hari ia memeriksa mulut banyak pasien yang bisa saja menjadi sumber droplet virus tersebut. Maka, demi keamanan, ia ikut memakai APD saat bertugas sejak COVID-19 mewabah di Indonesia mulai Maret lalu. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Idealnya, APD yang dipakai harus berstatus level tiga, terdiri dari baju hazmat, masker N95, sepatu bot, kacamata google dan face shield. Namun, tantangan baru timbul. Pasien, terutama anak-anak, kalau melihat dokter pakai APD, apalagi level 3, takut dan merasa tak nyaman, kata Nina kepada Wolipop, Kamis (3/7/2020). Dari situ, muncul ide di benak Nina untuk membuat baju APD yang elok dipandang sehingga tak mengintimidasi pasien, tapi tetap sesuai standar keamanan. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Idealnya, APD yang dipakai harus berstatus level tiga, terdiri dari baju hazmat, masker N95, sepatu bot, kacamata google dan face shield. Namun, tantangan baru timbul. "Pasien, terutama anak-anak, kalau melihat dokter pakai APD, apalagi level 3, takut dan merasa tak nyaman," kata Nina kepada Wolipop, Kamis (3/7/2020). Dari situ, muncul ide di benak Nina untuk membuat baju APD yang elok dipandang sehingga tak mengintimidasi pasien, tapi tetap sesuai standar keamanan. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Jadilah baju APD yang modelnya menyerupai jumpsuit dengan siluet yang mengepas di tubuh ramping Nina. Seperti terlihat di Instagram Nina, warna dan motif baju APD-nya beragam.  (Foto: Instagram/@itsneyna)
Jadilah baju APD yang modelnya menyerupai jumpsuit dengan siluet yang mengepas di tubuh ramping Nina. Seperti terlihat di Instagram Nina, warna dan motif baju APD-nya beragam.  (Foto: Instagram/@itsneyna)
Ada yang didominasi warna pink (senada dengan ruangan praktiknya), oranye, hingga APD yang dihiasi desain visual bergaya pop-art. Perempuan kelahiran Kediri, 15 Agustus 1985, ini mengatakan, APD tersebut dibuat oleh penjahit yang biasa membuat APD. Kebetulan penjahit tersebut juga berasal dari Kediri, kampung halaman Nina. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Ada yang didominasi warna pink (senada dengan ruangan praktiknya), oranye, hingga APD yang dihiasi desain visual bergaya pop-art. Perempuan kelahiran Kediri, 15 Agustus 1985, ini mengatakan, APD tersebut dibuat oleh penjahit yang biasa membuat APD. Kebetulan penjahit tersebut juga berasal dari Kediri, kampung halaman Nina. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Untuk bahan, Nina membelinya sendiri di toko kain sebelum dibawa ke penjahit. Bahan pilihan dia antara lain taslan balon, taslan milky dan gore-tex. Semuanya standard APD 100% antiair, kata pendiri NDC Dental Clinic di Malang itu.  (Foto: Instagram/@itsneyna)
Untuk bahan, Nina membelinya sendiri di toko kain sebelum dibawa ke penjahit. Bahan pilihan dia antara lain taslan balon, taslan milky dan gore-tex. "Semuanya standard APD 100% antiair," kata pendiri NDC Dental Clinic di Malang itu.  (Foto: Instagram/@itsneyna)
Nina juga mengklaim, kain tersebut reusable atau aman apabila dipakai berulang kali. Hampir semua material berwarna polos. Untuk menambah motif, digunakan teknik digital printing pada kain. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Nina juga mengklaim, kain tersebut reusable atau aman apabila dipakai berulang kali. Hampir semua material berwarna polos. Untuk menambah motif, digunakan teknik digital printing pada kain. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Total, sudah ada 25 baju APD dalam koleksinya. Ia juga melengkapi gayanya dengan bot senada yang dipesan secara khusus dengan mengikuti standar keamanan. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Total, sudah ada 25 baju APD dalam koleksinya. Ia juga melengkapi gayanya dengan bot senada yang dipesan secara khusus dengan mengikuti standar keamanan. (Foto: Instagram/@itsneyna)
Kalau seksi, itu persepsi orang menilainya bagaimana. Karena saya memakai APD sesuai postur tubuh saya supaya nyaman. Mungkin orang selama ini melihat APD yang selalu longgar, lalu kaget ketika ada APD seperti punya saya, kata Nina. Bagi Nina, baju APD yang mengepas di tubuh akan membuatnya lebih nyaman bergerak ketika menangani pasien klinik gigi. Hal itu diakui oleh rekan-rekan sejawatnya. Terbukti, menurut pengakuan Nina, mereka juga mengikuti jejaknya untuk memesan APD yang sama. (Foto: Instagram/@itsneyna)
"Kalau seksi, itu persepsi orang menilainya bagaimana. Karena saya memakai APD sesuai postur tubuh saya supaya nyaman. Mungkin orang selama ini melihat APD yang selalu longgar, lalu kaget ketika ada APD seperti punya saya," kata Nina. Bagi Nina, baju APD yang mengepas di tubuh akan membuatnya lebih nyaman bergerak ketika menangani pasien klinik gigi. Hal itu diakui oleh rekan-rekan sejawatnya. Terbukti, menurut pengakuan Nina, mereka juga mengikuti jejaknya untuk memesan APD yang sama. (Foto: Instagram/@itsneyna)