7 Sneakers Keren Asal Jepang Untuk Para Sneakershead, Sudah Punya?

Shoes Like Pottery mendapatkan popularitasnya berkat proses vulkanisasi atau ka-ryu yang sangat unik. Untuk proses ini, setiap sepatu dipanggang di dalam tungku, seperti tembikar, untuk memvulkanisasi sol karet. Ini menciptakan sol yang lembut dan fleksibel tidak seperti sepatu lainnya. Sneakers juga tampil dengan kain yang dijahit tangan dan dirakit oleh pengrajin ahli, memastikan tidak ada dua pasangan yang persis sama. Foto: dok. Shoes Like Pottery

Shoes Like Pottery mendapatkan popularitasnya berkat proses vulkanisasi atau ka-ryu yang sangat unik. Untuk proses ini, setiap sepatu dipanggang di dalam tungku, seperti tembikar, untuk memvulkanisasi sol karet. Ini menciptakan sol yang lembut dan fleksibel tidak seperti sepatu lainnya. Sneakers juga tampil dengan kain yang dijahit tangan dan dirakit oleh pengrajin ahli, memastikan tidak ada dua pasangan yang persis sama. Foto: dok. Shoes Like Pottery

Merek LOSERS dimulai pada tahun 1975. Tujuan mereka adalah menciptakan desain yang sesuai dengan rasa Iki, sebuah konsep kecantikan dan ketekunan yang unik di Jepang. Bagi perusahaan ini, LOSERS atau pecundang bukanlah penghinaan tetapi sumber kebanggaan. Filosofinya, seorang pecundang harus memiliki keyakinan pada dirinya sendiri untuk terus maju. Sneakers ini tetap setia pada estetika tradisional Jepang. Misalnya, skema warna mereka yang didasarkan pada 48 warna coklat dan 100 abu-abu dari periode Edo, warna-warna yang umum dipakai orang awam. Foto: dok. Losers

Merek LOSERS dimulai pada tahun 1975. Tujuan mereka adalah menciptakan desain yang sesuai dengan rasa 'Iki', sebuah konsep kecantikan dan ketekunan yang unik di Jepang. Bagi perusahaan ini, LOSERS atau pecundang bukanlah penghinaan tetapi sumber kebanggaan. Filosofinya, seorang pecundang harus memiliki keyakinan pada dirinya sendiri untuk terus maju. Sneakers ini tetap setia pada estetika tradisional Jepang. Misalnya, skema warna mereka yang didasarkan pada "48 warna coklat dan 100 abu-abu" dari periode Edo, warna-warna yang umum dipakai orang awam. Foto: dok. Losers

Sebelum ASICS, adalah Onitsuka Co., yang dinamai mengikuti penemunya, Kihachiro Onitsuka. Awalnya Onitsuka hanya memproduksi sepatu basket. Di tahun 1977, brand ini melakukan rebranding menjadi ASICS, namun lini vintage mereka pun tetap berjalan dibawa label Onitsuka Tiger. Brand ASICS/Onitsuka Tiger adalah salah satu perusahaan sepatu tertua di Jepang. Mereka membuat sepatu sejak 1949. Foto: dok. Onitsuka Tiger

Sebelum ASICS, adalah Onitsuka Co., yang dinamai mengikuti penemunya, Kihachiro Onitsuka. Awalnya Onitsuka hanya memproduksi sepatu basket. Di tahun 1977, brand ini melakukan rebranding menjadi ASICS, namun lini vintage mereka pun tetap berjalan dibawa label Onitsuka Tiger. Brand ASICS/Onitsuka Tiger adalah salah satu perusahaan sepatu tertua di Jepang. Mereka membuat sepatu sejak 1949. Foto: dok. Onitsuka Tiger

RFW Tokyo adalah label yang wajib dilirik berikutnya. Sang pemilik, Takashi Kanokogi memulai brandnya sejak 1998, setelah mempelajari cara membuat sepatu di London. Desain RFW yang simple ini dicintai pria dan juga wanita dari segala usia. Foto: dok. RFW Tokyo

RFW Tokyo adalah label yang wajib dilirik berikutnya. Sang pemilik, Takashi Kanokogi memulai brandnya sejak 1998, setelah mempelajari cara membuat sepatu di London. Desain RFW yang simple ini dicintai pria dan juga wanita dari segala usia. Foto: dok. RFW Tokyo

Label Mizuno sudah populer di area fashion sportwear. Mizuno memulai toko pertamanya di tahun 1906 di Osaka. Awalnya hanyalah toko yang menjual barang-barang dari Barat, namun beberapa tahun setelahnya mereka mulai menjual barang-barang atletik miliknya sendiri, termasuk sneakers. Foto: dok. Mizuno

Label Mizuno sudah populer di area fashion sportwear. Mizuno memulai toko pertamanya di tahun 1906 di Osaka. Awalnya hanyalah toko yang menjual barang-barang dari Barat, namun beberapa tahun setelahnya mereka mulai menjual barang-barang atletik miliknya sendiri, termasuk sneakers. Foto: dok. Mizuno

Hender Scheme adalah merek sneakers berbasis di Tokyo, Jepang yang dibuat oleh Ryo Kashiwazaki. Semua sepatu Hender Scheme terbuat dari kulit mentah, sehingga masing-masing sepatu dapat berbeda satu sama lain, tergantung pada bagaimana seseorang memakainya. Namun sneakers ini cukup mahal, karena merek ini menggunakan kulit kelas atas untuk sepatunya. Foto: dok. Hender Scheme

Hender Scheme adalah merek sneakers berbasis di Tokyo, Jepang yang dibuat oleh Ryo Kashiwazaki. Semua sepatu Hender Scheme terbuat dari kulit mentah, sehingga masing-masing sepatu dapat berbeda satu sama lain, tergantung pada bagaimana seseorang memakainya. Namun sneakers ini cukup mahal, karena merek ini menggunakan kulit kelas atas untuk sepatunya. Foto: dok. Hender Scheme

Yohji Yamamoto, seorang desainer Jepang yang legendaris, adalah pemilik merek ini. Yohji Yamamoto menciptakan ide membuat sepatu atletik dengan sentuhan kasual. Ia pun sebelumnya telah berkolaborasi dengan Adidas untuk membuat lini Adidas Y-3. Semua sepatu tampak ramping dan sebagian besar menggunakan warna dasar putih dan hitam. Foto: dok. Y3

Yohji Yamamoto, seorang desainer Jepang yang legendaris, adalah pemilik merek ini. Yohji Yamamoto menciptakan ide membuat sepatu atletik dengan sentuhan kasual. Ia pun sebelumnya telah berkolaborasi dengan Adidas untuk membuat lini Adidas Y-3. Semua sepatu tampak ramping dan sebagian besar menggunakan warna dasar putih dan hitam. Foto: dok. Y3