Foto: Model Diculik Saat ke Myanmar, Tewas Tragis Diduga Organnya Dijual

Model asal Belarus bernama Vera Kravtsova dilaporkan menjadi korban sindikat perdagangan manusia yang menawarinya pekerjaan sebagai model di Thailand. Tawaran perkerjaan tersebut hanya fiktif belaka, wanita 26 tahun itu justru diculik dan diselundupkan ke Myanmar untuk dijadikan budak di pusat penipuan daring yang dijalankan oleh kelompok kriminal. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Model asal Belarus bernama Vera Kravtsova dilaporkan menjadi korban sindikat perdagangan manusia yang menawarinya pekerjaan sebagai model di Thailand. Tawaran perkerjaan tersebut hanya fiktif belaka, wanita 26 tahun itu justru diculik dan diselundupkan ke Myanmar untuk dijadikan budak di pusat penipuan daring yang dijalankan oleh kelompok kriminal. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Kasus ini berujung tragis. Vera diduga dibunuh dan organnya dijual di pasar gelap. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Kasus ini berujung tragis. Vera diduga dibunuh dan organnya dijual di pasar gelap. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Setibanya di Bangkok, Vera percaya ia akan menjalani wawancara kerja untuk proyek modeling. Namun, sesampainya di sana, ia diculik oleh sindikat yang kemudian menyita paspor dan ponselnya. Para korban seperti Vera biasanya diancam akan dijual organnya atau dipaksa menjadi pekerja seks jika menolak menipu korban daring. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Setibanya di Bangkok, Vera percaya ia akan menjalani wawancara kerja untuk proyek modeling. Namun, sesampainya di sana, ia diculik oleh sindikat yang kemudian menyita paspor dan ponselnya. Para korban seperti Vera biasanya diancam akan dijual organnya atau dipaksa menjadi pekerja seks jika menolak menipu korban daring. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Menurut laporan, keluarga Vera kemudian menerima kabar bahwa putri mereka telah meninggal dunia. Mereka bahkan diminta membayar US$ 500 ribu atau sekitar Rp 8 miliar untuk mendapatkan jasadnya kembali. Namun beberapa hari kemudian, mereka menerima pesan singkat: “Kami sudah mengkremasi dia.” Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Menurut laporan, keluarga Vera kemudian menerima kabar bahwa putri mereka telah meninggal dunia. Mereka bahkan diminta membayar US$ 500 ribu atau sekitar Rp 8 miliar untuk mendapatkan jasadnya kembali. Namun beberapa hari kemudian, mereka menerima pesan singkat: “Kami sudah mengkremasi dia.” Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Media Rusia Shot memberikan informasi bahwa Vera berhenti memberikan kabar pada awal Oktober. Tak lama kemudian, orang tak dikenal menghubungi keluarganya dan mengatakan ia telah dijual untuk diambil organnya dan tubuhnya telah dikremasi. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Media Rusia Shot memberikan informasi bahwa Vera berhenti memberikan kabar pada awal Oktober. Tak lama kemudian, orang tak dikenal menghubungi keluarganya dan mengatakan ia telah dijual untuk diambil organnya dan tubuhnya telah dikremasi. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Vera diketahui memiliki gelar sarjana dan sempat tinggal di St. Petersburg, Rusia, setelah pindah dari Minsk, ibu kota Belarus. Ia pernah bepergian ke Vietnam, Tiongkok, dan Indonesia, sebelum akhirnya hilang setelah tiba di Bangkok pada pertengahan September. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Vera diketahui memiliki gelar sarjana dan sempat tinggal di St. Petersburg, Rusia, setelah pindah dari Minsk, ibu kota Belarus. Ia pernah bepergian ke Vietnam, Tiongkok, dan Indonesia, sebelum akhirnya hilang setelah tiba di Bangkok pada pertengahan September. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Kasus ini menyoroti keberadaan kamp perbudakan digital”di wilayah perbatasan Myanmar yang dikelola oleh gabungan milisi dan geng kriminal, terutama dari Tiongkok. Diperkirakan lebih dari 100.000 orang disandera di tempat-tempat seperti ini, di mana mereka disiksa, dipaksa menipu orang lain, atau dijual untuk organ tubuhnya. Foto: dok. Instagram @vera_kravth

Kasus ini menyoroti keberadaan kamp perbudakan digital”di wilayah perbatasan Myanmar yang dikelola oleh gabungan milisi dan geng kriminal, terutama dari Tiongkok. Diperkirakan lebih dari 100.000 orang disandera di tempat-tempat seperti ini, di mana mereka disiksa, dipaksa menipu orang lain, atau dijual untuk organ tubuhnya. Foto: dok. Instagram @vera_kravth