Greta Thunberg, aktivis lingkungan dan iklim asal Swedia, berlayar membawa misi untuk mendobrak pengepungan ilegal militer Israel terhadap warga Gaza, Palestina. Foto: Instagram/@gretathunberg
Greta bersama sebelas voluntir dari Prancis, Spanyol, Brasil, Jerman, Turkiye dan Belanda menumpang kapal layar bernama Madleen yang dioperasikan kelompok aktivis Freedom Flotilla Coalition. Foto: Instagram/@gretathunberg
Kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Catania di Sisilia, Italia selatan, pada Minggu (1/6/2025). Perjalanan mengarungi lautan ini diperkirakan akan memakan waktu tujuh hari, jika tidak ada halangan ataupun penghadangan. Foto: Instagram/@gretathunberg
Seperti diberitakan Guardian, kapal akan berusaha mencapai pesisir Jalur Gaza untuk membawa sejumlah bantuan dan meningkatkan ‘kesadaran internasional”’ mengenai krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza. Foto: Instagram/@gretathunberg
“Kami melakukan ini karena, tidak peduli seberapa besar rintangan yang kami hadapi, kami harus terus mencoba,” kata Greta sambil menangis saat berpidato, sesaat sebelum berangkat. Foto: Instagram/@gretathunberg
Greta juga menyinggung soal genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina, meskipun hingga kini pihak Netanyahu selalu membantahnya. Foto: Getty Images/Fabrizio Villa
“Karena saat kita berhenti mencoba adalah saat kita kehilangan kemanusiaan. Dan, betapapun berbahayanya misi ini, itu tidak lebih berbahaya daripada kesunyian seluruh dunia dalam menghadapi genosida yang disiarkan secara langsung,” tuturnya. Foto: Getty Images/Fabrizio Villa
Di antara mereka yang bergabung dengan kru Madleen adalah Rima Hassan, anggota parlemen Eropa asal Prancis yang merupakan keturunan Palestina. Foto: Getty Images/Fabrizio Villa
Greta termasuk tokoh muda yang frontal menyatakan dukungannya terhadap Palestina, dan mengutuk keras kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel. Pada September 2024, dia sempat ditangkap polisi saat mengikuti unjuk rasa pro-Palestina di Denmark. Foto: Thibaud Moritz/AFP