8 Potret Kim Petras, Transgender Pertama Pemenang Grammy yang Kontroversial

Selain Beyonce, Kim Petras ikut mencetak rekor di Grammy Awards 2023, Minggu (5/2/2023). Ia menjadi transgender pertama yang menang dalam sejarah penghargaan bergengsi bagi insan musik dunia itu. (Foto: Michael Buckner/Variety via Getty Images)

Selain Beyonce, Kim Petras ikut mencetak rekor di Grammy Awards 2023, Minggu (5/2/2023). Ia menjadi transgender pertama yang menang dalam sejarah penghargaan bergengsi bagi insan musik dunia itu. (Foto: Michael Buckner/Variety via Getty Images)

Kim Petras mendapat Grammy pertamanya dari kategori Best Pop Duo/Group Collaboration berkat duetnya bersama Sam Smith untuk lagu Unholy. Baru kali ini pula, penyanyi asal Jerman tersebut masuk nominasi. (Foto: Michael Buckner/Variety via Getty Images)

Kim Petras mendapat Grammy pertamanya dari kategori Best Pop Duo/Group Collaboration berkat duetnya bersama Sam Smith untuk lagu 'Unholy'. Baru kali ini pula, penyanyi asal Jerman tersebut masuk nominasi. (Foto: Michael Buckner/Variety via Getty Images)

Sam memintaku untuk menerima penghargaan ini karena aku menjadi transgender perempuan pertama yang memenangkan Grammy, ujar Kim Petras yang langsung disambut tepuk tangan penonton di Cyrpto Arena, Los Angeles, AS. (Foto: Timothy Norris/FilmMagic)

"Sam memintaku untuk menerima penghargaan ini karena aku menjadi transgender perempuan pertama yang memenangkan Grammy," ujar Kim Petras yang langsung disambut tepuk tangan penonton di Cyrpto Arena, Los Angeles, AS. (Foto: Timothy Norris/FilmMagic)

Di ajang yang memasuki tahun ke-65 ini, Kim Petras dan Sam Smith yang kompak berbalut busana serba merah juga menjadi salah satu pengisi acara. Melantunkan Unholy, aksi panggung mereka diperkenalkan oleh Madonna. (Foto: John Shearer/Getty Images for The Recording Academy)

Di ajang yang memasuki tahun ke-65 ini, Kim Petras dan Sam Smith yang kompak berbalut busana serba merah juga menjadi salah satu pengisi acara. Melantunkan 'Unholy', aksi panggung mereka diperkenalkan oleh Madonna. (Foto: John Shearer/Getty Images for The Recording Academy)

Terlepas dari prestasi tersebut, kontroversi sempat mewarnai perjalanan karier Kim Petras di industri musik. Ia sempat dihujat karena berkolaborasi dengan Dr. Luke, produser musik yang dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap penyanyi Kesha. Kasus tersebut menyita atensi dunia pada 2014. (Foto: Jamie McCarthy/WireImage)

Terlepas dari prestasi tersebut, kontroversi sempat mewarnai perjalanan karier Kim Petras di industri musik. Ia sempat dihujat karena berkolaborasi dengan Dr. Luke, produser musik yang dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap penyanyi Kesha. Kasus tersebut menyita atensi dunia pada 2014. (Foto: Jamie McCarthy/WireImage)

5000000 orang bekerja dengannya, kenapa aku yang kalian incar. Aku tidak mau berkomentar apa-apa dan tidak ada yang perlu aku sesali, kicau Kim Petras di Twitter saat membalas fans Kesha di media sosial. Ia lalu menghapus cuitan tersebut. (Foto: Hollywood To You/Star Max/GC Images)

"5000000 orang bekerja dengannya, kenapa aku yang kalian incar. Aku tidak mau berkomentar apa-apa dan tidak ada yang perlu aku sesali," kicau Kim Petras di Twitter saat membalas fans Kesha di media sosial. Ia lalu menghapus cuitan tersebut. (Foto: Hollywood To You/Star Max/GC Images)

Berasal dari Jerman, Kim Petras terlahir sebagai laki-laki 29 tahun lalu. Ia lalu menjalani operasi transseksual saat berusia 16 tahun. (Foto: Lloyd Bishop/NBC via Getty Images)

Berasal dari Jerman, Kim Petras terlahir sebagai laki-laki 29 tahun lalu. Ia lalu menjalani operasi transseksual saat berusia 16 tahun. (Foto: Lloyd Bishop/NBC via Getty Images)

Dalam sebuah wawancara, pelantun Heart to Break itu mengutarakan keinginannya untuk dipandang, bukan karena identitas, tapi karya musiknya. Aku benci menggunakan identitas sebagai alat. Aku berpikir bahwa musik adalah tentang perasaan dan fantasi dan lebih dalam dibanding gender, ungkap Kim Petras. (Foto: Matt Winkelmeyer/Getty Images for Spotify)

Dalam sebuah wawancara, pelantun 'Heart to Break' itu mengutarakan keinginannya untuk dipandang, bukan karena identitas, tapi karya musiknya. "Aku benci menggunakan identitas sebagai alat. Aku berpikir bahwa musik adalah tentang perasaan dan fantasi dan lebih dalam dibanding gender," ungkap Kim Petras. (Foto: Matt Winkelmeyer/Getty Images for Spotify)