12 Srikandi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Prestasinya Bikin Kagum

Indonesia mengirimkan empat atlet badminton perempuan ke Olimpiade Tokyo 2020, salah satunya Gregoria Mariska Tunjung. Perempuan kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 21 tahun lalu ini sudah menekuni bulutangkis sejak duduk di bangku SD. Pada usia 9 tahun, ia pindah ke Bandung untuk mendapatkan pelatihan di PB Mutiara Cardinal. Saat ini, satu-satunya tunggal putri Indonesia di Olimpiade Tokyo tersebut menduduki peringkat 23 dunia. (Foto: AP/Markus Schreiber)

Indonesia mengirimkan empat atlet badminton perempuan ke Olimpiade Tokyo 2020, salah satunya Gregoria Mariska Tunjung. Perempuan kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 21 tahun lalu ini sudah menekuni bulutangkis sejak duduk di bangku SD. Pada usia 9 tahun, ia pindah ke Bandung untuk mendapatkan pelatihan di PB Mutiara Cardinal. Saat ini, satu-satunya tunggal putri Indonesia di Olimpiade Tokyo tersebut menduduki peringkat 23 dunia. (Foto: AP/Markus Schreiber)

Pada nomor ganda putri terdapat nama Greysia Polii. Berusia 33 tahun, perempuan berdarah Minahasa ini sudah pernah berpartisipasi di dua ajang Olimpiade sebelumnnya (London 2012 dan Rio 2016). Salah satu prestasi terbaik atlet yang mengidolakan Ricky Subagja dan Rexy Mainaky ini adalah meraih medali emas bersama Nitya Maheswari pada nomor ganda putri Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. (Foto: AP/Markus Schreiber)

Pada nomor ganda putri terdapat nama Greysia Polii. Berusia 33 tahun, perempuan berdarah Minahasa ini sudah pernah berpartisipasi di dua ajang Olimpiade sebelumnnya (London 2012 dan Rio 2016). Salah satu prestasi terbaik atlet yang mengidolakan Ricky Subagja dan Rexy Mainaky ini adalah meraih medali emas bersama Nitya Maheswari pada nomor ganda putri Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. (Foto: AP/Markus Schreiber)

Inilah Apriyani Rahayu, pasangan Greysia Polii pada nomor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Lahir di  Lawulo, Sulawesi Tenggara, 29 April 1998, Apriyani mulai bermain badminton sejak usia lima tahun. Awalnya hanya hobi. Saat itu bahkan aku tidak tahu nama-nama pemain badminton terkenal. Hanya Susi Susanti, katanya. Siapa yang sangka, olahraga yang bermula dari sekadar hobi akhirnya membawa Apriyani ke ajang Olimpiade 2020 yang menjadi debutnya di pesta olahraga dunia empat tahun tersebut. (Foto: AP Photo)

Inilah Apriyani Rahayu, pasangan Greysia Polii pada nomor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Lahir di  Lawulo, Sulawesi Tenggara, 29 April 1998, Apriyani mulai bermain badminton sejak usia lima tahun. "Awalnya hanya hobi. Saat itu bahkan aku tidak tahu nama-nama pemain badminton terkenal. Hanya Susi Susanti," katanya. Siapa yang sangka, olahraga yang bermula dari sekadar hobi akhirnya membawa Apriyani ke ajang Olimpiade 2020 yang menjadi debutnya di pesta olahraga dunia empat tahun tersebut. (Foto: AP Photo)

Melati Daeva Oktavianti mewakili Indonesia pada nomor ganda campuran badminton.    Bakat bermain bulutangkis rupanya diturunkan dari sang kakek dan ayah. Melati yang berdomisili di Banten lalu mengasahnya dengan bergabung bersama PB Djarum di Kudus, Jawa tengah. Perempuan 26 tahun ini tercatat pernah menjadi juara di Kejuaraan Dunia Junior BWF, BWF Grand Prix, dan International Challenge/Series. Di Olimpiade 2020, ia berpasangan dengan Jordan Praveen. (Foto: AFP/Pedro Pardo)

Melati Daeva Oktavianti mewakili Indonesia pada nomor ganda campuran badminton.    Bakat bermain bulutangkis rupanya diturunkan dari sang kakek dan ayah. Melati yang berdomisili di Banten lalu mengasahnya dengan bergabung bersama PB Djarum di Kudus, Jawa tengah. Perempuan 26 tahun ini tercatat pernah menjadi juara di Kejuaraan Dunia Junior BWF, BWF Grand Prix, dan International Challenge/Series. Di Olimpiade 2020, ia berpasangan dengan Jordan Praveen. (Foto: AFP/Pedro Pardo)

Dari cabang olahraga (cabor) atletik, ada nama Alvin Tehupeiory. Perempuan kelahiran Ambon, Maluku, 26 tahun lalu ini akan bertanding pada nomor 100 meter putri di Olimpiade Tokyo 2020. Rekor nasional sudah diraihnya, yakni lari 200 meter dalam torehan waktu 23,76 detik yang membuahkannya sebuah medali emas  Kejuaraan Nasional 2019. Pelari yang juga anggota Koprs Wanita Angkatan Darat ini, memecahkan rekor Irene Joseph dengan waktu 23,86 detik, yang dicetak di Kuantan, Malaysia, 17 Juli 1999. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Dari cabang olahraga (cabor) atletik, ada nama Alvin Tehupeiory. Perempuan kelahiran Ambon, Maluku, 26 tahun lalu ini akan bertanding pada nomor 100 meter putri di Olimpiade Tokyo 2020. Rekor nasional sudah diraihnya, yakni lari 200 meter dalam torehan waktu 23,76 detik yang membuahkannya sebuah medali emas  Kejuaraan Nasional 2019. Pelari yang juga anggota Koprs Wanita Angkatan Darat ini, memecahkan rekor Irene Joseph dengan waktu 23,86 detik, yang dicetak di Kuantan, Malaysia, 17 Juli 1999. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Diananda Choirunisa menjadi satu-satunya perempuan yang mewakili Indonesia di cabor panahan pada nomor Recurve putri/beregu campuran. Atlet 24 tahun ini tumbuh di tengah keluarga atlet. Ayahnya peraih medali perak pencak silat di SEA Games 2003, sementara ibunya juga pemanah profesional yang kerap bertandi di ajang internasional. Sementara suami Diananda Choirunisa, Dani Pratama merupakan pesepekbola dari klub Persela Lamongan. (Foto: Getty Images/Justin Setterfield)

Diananda Choirunisa menjadi satu-satunya perempuan yang mewakili Indonesia di cabor panahan pada nomor Recurve putri/beregu campuran. Atlet 24 tahun ini tumbuh di tengah keluarga atlet. Ayahnya peraih medali perak pencak silat di SEA Games 2003, sementara ibunya juga pemanah profesional yang kerap bertandi di ajang internasional. Sementara suami Diananda Choirunisa, Dani Pratama merupakan pesepekbola dari klub Persela Lamongan. (Foto: Getty Images/Justin Setterfield)

Indonesia juga mengirimkan wakil di cabor renang, yakni Azzahra Permatahani. Ia berlaga pada nomor renang gaya ganti individu 400 meter putri. Meski baru baru berusia 19 tahun, Azzahra yang hobi traveling ini mengantongi sejumlah prestasi. Salah satunya medali perak dari nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri pada SEA Games 2019. Sebelumnya, ia pernah mengikuti Youth Olympic Games 2018 di Buenos Aires, Argentina. (Foto: Mercy Raya/detikSport)

Indonesia juga mengirimkan wakil di cabor renang, yakni Azzahra Permatahani. Ia berlaga pada nomor renang gaya ganti individu 400 meter putri. Meski baru baru berusia 19 tahun, Azzahra yang hobi traveling ini mengantongi sejumlah prestasi. Salah satunya medali perak dari nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri pada SEA Games 2019. Sebelumnya, ia pernah mengikuti Youth Olympic Games 2018 di Buenos Aires, Argentina. (Foto: Mercy Raya/detikSport)

Dari cabor angkat besi, ada nama Windy Cantika yang baru-baru ini menjadi sorotan setelah berhasil menyumbangkan medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Pada Sabtu (24/7/2021), ia berhasil meraih medali perunggu berkat  total angkatan 194 kilogram (snatch 84 kg, clean and jerk 110 kg). Sebuah prestasi yang membanggakan karena penampilan tersebut merupakan debutnya di ajang Olimpiade. Fakta menarik, ibu Windy adalah mantan lifter nasional, Siti Aisah. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)

Dari cabor angkat besi, ada nama Windy Cantika yang baru-baru ini menjadi sorotan setelah berhasil menyumbangkan medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Pada Sabtu (24/7/2021), ia berhasil meraih medali perunggu berkat  total angkatan 194 kilogram (snatch 84 kg, clean and jerk 110 kg). Sebuah prestasi yang membanggakan karena penampilan tersebut merupakan debutnya di ajang Olimpiade. Fakta menarik, ibu Windy adalah mantan lifter nasional, Siti Aisah. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)

Satu lagi atlet angkat besi perempuan yang mewakili kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Nurul Akmal (kanan). Berdarah Aceh, filter 28 tahun ini menjadi atlet pertama asal provinsi tersebut yang tampil di Olimpiade sejak 33 tahun lalu. Lolosnya Nurul ke Olimpiade Tokyo 2020 sekaligus menjadi pencapaian tersendiri. Ia menjadi atlet putri pertama Indonesia yang lolos di kelas berat -- Merah Putih biasanya meloloskan atletnya di kelas-kelas ringan. Ia dijadwalkan tampil pada 2 Agustus mendatang pada nomor +87 kg. (Foto: Fanny Octavianus/Antara)

Satu lagi atlet angkat besi perempuan yang mewakili kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Nurul Akmal (kanan). Berdarah Aceh, filter 28 tahun ini menjadi atlet pertama asal provinsi tersebut yang tampil di Olimpiade sejak 33 tahun lalu. Lolosnya Nurul ke Olimpiade Tokyo 2020 sekaligus menjadi pencapaian tersendiri. Ia menjadi atlet putri pertama Indonesia yang lolos di kelas berat -- Merah Putih biasanya meloloskan atletnya di kelas-kelas ringan. Ia dijadwalkan tampil pada 2 Agustus mendatang pada nomor +87 kg. (Foto: Fanny Octavianus/Antara)

Inilah Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, perempuan 20 tahun yang menjadi satu-satunya atlet untuk cabor menembak di Olimpiade Tokyo 2020. Mengikuti jejak ibunya, Vika, begitu sapaan akrabnya, mulai latihan menembak sejak usia 9 tahun. Pada 2019, penembak muda senapang angin ini berhasil mendapat medali emas SEA Games 2019 Filipina pada kategori Air Rifle Women dan Air Rifle Mix. Saat ini, ia menduduki peringkat 23 atlet petembak dunia. (Foto: Sigid Kurniawan / Antara Foto)

Inilah Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, perempuan 20 tahun yang menjadi satu-satunya atlet untuk cabor menembak di Olimpiade Tokyo 2020. Mengikuti jejak ibunya, Vika, begitu sapaan akrabnya, mulai latihan menembak sejak usia 9 tahun. Pada 2019, penembak muda senapang angin ini berhasil mendapat medali emas SEA Games 2019 Filipina pada kategori Air Rifle Women dan Air Rifle Mix. Saat ini, ia menduduki peringkat 23 atlet petembak dunia. (Foto: Sigid Kurniawan / Antara Foto)

Indonesia juga mengirimkan dua pedayung perempuan pada cabor rowing, salah satunya Melani Putri. Lahir di Kerawang, 21 Juli 2000, Melani yang mengenal olahraga mendayung sejak 2014 sudah pernah mencicipi berbagai kejuaraan, baik tingkat pelajar, Porprov (provinsi), PON (nasional), hingga kejuaraan tingkat Asia, yakni Asian Games. Salah satu prestasinya adalah medali emas di Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018, lalu medali perak di Asian Rowing Cup II di Korea 2018 pada kelas Quadruple. Saat ini, Melani tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan, dan Ilmu Pendidikan di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). (Foto: Dok. M Hadris Rowing Coach)

Indonesia juga mengirimkan dua pedayung perempuan pada cabor rowing, salah satunya Melani Putri. Lahir di Kerawang, 21 Juli 2000, Melani yang mengenal olahraga mendayung sejak 2014 sudah pernah mencicipi berbagai kejuaraan, baik tingkat pelajar, Porprov (provinsi), PON (nasional), hingga kejuaraan tingkat Asia, yakni Asian Games. Salah satu prestasinya adalah medali emas di Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018, lalu medali perak di Asian Rowing Cup II di Korea 2018 pada kelas Quadruple. Saat ini, Melani tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan, dan Ilmu Pendidikan di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). (Foto: Dok. M Hadris Rowing Coach)

Di Olimpiade Tokyo 2020, Melani Putri berpasangan dengan Mutiara Putri. Berusia 17 tahun, Mutiara menjadi atlet termuda dari kontingen Indonesia di Olimpiade 2020. Meski masih belia, dia memiliki sederet prestasi seperti medali emas cabang olahraga dayung rowing kelas W1X (Women Single Scull) di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XV/2019. Di SEA Games 2019 Filipina, Mutiara berhasil meraih perunggu cabang olahraga rowing kelas ringan satu pedayung. (Foto: Dok. Instagram/@mutia.rp)

Di Olimpiade Tokyo 2020, Melani Putri berpasangan dengan Mutiara Putri. Berusia 17 tahun, Mutiara menjadi atlet termuda dari kontingen Indonesia di Olimpiade 2020. Meski masih belia, dia memiliki sederet prestasi seperti medali emas cabang olahraga dayung rowing kelas W1X (Women Single Scull) di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XV/2019. Di SEA Games 2019 Filipina, Mutiara berhasil meraih perunggu cabang olahraga rowing kelas ringan satu pedayung. (Foto: Dok. Instagram/@mutia.rp)