Sosok Megan Rapinoe yang Melawan Diskriminasi Wanita dalam Dunia Sepakbola

Sebagai gelandang sekaligus co-captain, Megan Rapinoe berhasil membawa timnas Amerika Serikat menjuarai FIFA Piala Dunia Wanita 2019. Tak hanya menguasai lapangan, Megan pun berusaha melawan diskriminasi terhadap pemain wanita dalam dunia sepakbola. Foto: Instagram @mrapinoe
Sebagai gelandang sekaligus co-captain, Megan Rapinoe berhasil membawa timnas Amerika Serikat menjuarai FIFA Piala Dunia Wanita 2019. Tak hanya menguasai lapangan, Megan pun berusaha melawan diskriminasi terhadap pemain wanita dalam dunia sepakbola. Foto: Instagram @mrapinoe
Sosok Megan sendiri cukup kontroversial. Beberapa tahun belakangan, sikap wanita 34 tahun tersebut sering jadi perbincangan, mulai dari karena selebrasi berlebihan, berlutut hingga menolak menaruh telapak tangan di dada saat pemutaran lagu nasional, menolak datang ke Gedung Putih jika diundang, dan lainnya. Namun Megan paling lantang menyuarakan kesetaraan gaji antara pemain bola pria dan wanita. Foto: Instagram @mrapinoe
Sosok Megan sendiri cukup kontroversial. Beberapa tahun belakangan, sikap wanita 34 tahun tersebut sering jadi perbincangan, mulai dari karena selebrasi berlebihan, berlutut hingga menolak menaruh telapak tangan di dada saat pemutaran lagu nasional, menolak datang ke Gedung Putih jika diundang, dan lainnya. Namun Megan paling lantang menyuarakan kesetaraan gaji antara pemain bola pria dan wanita. Foto: Instagram @mrapinoe
Masalah kesenjangan gaji memang telah lama dituntut para pemain bola wanita AS. Mereka pun telah menuntut secara hukum Federasi Sepak Bola AS akan masalah ini. Sesaat setelah AS menang atas Belanda pada final Piala Dunia 2019, para penonton pun mulai neriakkan kesetaraan gaji sebagai bentuk solidaritas mereka. Foto: Instagram @mrapinoe
Masalah kesenjangan gaji memang telah lama dituntut para pemain bola wanita AS. Mereka pun telah menuntut secara hukum Federasi Sepak Bola AS akan masalah ini. Sesaat setelah AS menang atas Belanda pada final Piala Dunia 2019, para penonton pun mulai neriakkan 'kesetaraan gaji' sebagai bentuk solidaritas mereka. Foto: Instagram @mrapinoe
Megan sendiri telah lama menjadi pusat dari protes ini. Wanita tertua yang mencetak gol dalam final Piala Dunia itu pun menuntut kesetaraan gaji terlebih timnas wanita lebih berprestasi dari pada rekan prianya. Foto: Instagram @mrapinoe
Megan sendiri telah lama menjadi 'pusat' dari protes ini. Wanita tertua yang mencetak gol dalam final Piala Dunia itu pun menuntut kesetaraan gaji terlebih timnas wanita lebih berprestasi dari pada rekan prianya. Foto: Instagram @mrapinoe
Ini liar tapi aku sekarang punya lebih banyak kemampuan dari pada kebanyakan atlet pira karena mereka tidak perlu memikirkan apapun dan mereka tidak memikir apapun. Dari usia 14 hingga 15, pria-pria ini tidak berpikir atau mereka harus berpikir mengenai hal lain selain menjadi pemain bola yang baik. Itu pekerjaan mereka, ini fokus utama mereka, ungkapnya dilansir Washington Post. Foto: Instagram @mrapinoe
"Ini liar tapi aku sekarang punya lebih banyak kemampuan dari pada kebanyakan atlet pira karena mereka tidak perlu memikirkan apapun dan mereka tidak memikir apapun. Dari usia 14 hingga 15, pria-pria ini tidak berpikir atau mereka harus berpikir mengenai hal lain selain menjadi pemain bola yang baik. Itu pekerjaan mereka, ini fokus utama mereka," ungkapnya dilansir Washington Post. Foto: Instagram @mrapinoe
Pemain bola wanita dinilai dihadapkan dengan lebih banyak tanggung jawab dibanding rekan prianya karena mereka harus menjadi pekerja, manajer, ibu, hingga pengasuh. Dalam tuntutan atas diskriminasi gender tersebut disebutkan jika pria menghasilkan $13,000 (Rp 183 jutaan) sekali permainan sedangkan wanita hanya $5,000 (Rp 70 jutaan). Foto: Instagram @mrapinoe
Pemain bola wanita dinilai dihadapkan dengan lebih banyak tanggung jawab dibanding rekan prianya karena mereka harus menjadi pekerja, manajer, ibu, hingga pengasuh. Dalam tuntutan atas diskriminasi gender tersebut disebutkan jika pria menghasilkan $13,000 (Rp 183 jutaan) sekali permainan sedangkan wanita hanya $5,000 (Rp 70 jutaan). Foto: Instagram @mrapinoe
Sepakbola AS ada di posisi yang sangat unik untuk mengambil sikap yang berani. Aku pikir kami belajar banyak selama proses ini. Kami benar-benar bersatu sebagai grup dan bisa memperkuat persatuan dan kekuatan kami dan benar-benar mulai mengerti kekuatan dari persetujuan bersama, ungkap Megan dalam CBS This Morning. Foto: Instagram @mrapinoe
"Sepakbola AS ada di posisi yang sangat unik untuk mengambil sikap yang berani. Aku pikir kami belajar banyak selama proses ini. Kami benar-benar bersatu sebagai grup dan bisa memperkuat persatuan dan kekuatan kami dan benar-benar mulai mengerti kekuatan dari persetujuan bersama," ungkap Megan dalam CBS This Morning. Foto: Instagram @mrapinoe
Dengan tuntutan itu, pemain terbaik dalam FIFA 2019 ini pun mengaku ingin menginspirasi sesama wanita. Jadi untuk kami, ini bukan hanya untuk meninggalkan olahraga kami (dalam kondisi) yang lebih baik untuk para wanita muda yang akan datang. Tapi secara umum, menginspirasi wanita di dunia untuk berdiri pada apa yang mereka percayai. Mereka memiliki kami. Kami bersama mereka, kami mendukung mereka, dan kami akan terus berjuang selama yang kami butuhkan, tuturnya. Foto: Instagram @mrapinoe
Dengan tuntutan itu, pemain terbaik dalam FIFA 2019 ini pun mengaku ingin menginspirasi sesama wanita. "Jadi untuk kami, ini bukan hanya untuk meninggalkan olahraga kami (dalam kondisi) yang lebih baik untuk para wanita muda yang akan datang. Tapi secara umum, menginspirasi wanita di dunia untuk berdiri pada apa yang mereka percayai. Mereka memiliki kami. Kami bersama mereka, kami mendukung mereka, dan kami akan terus berjuang selama yang kami butuhkan," tuturnya. Foto: Instagram @mrapinoe