Inilah Hosier Lane, gang yang populer di Melbourne, Australia karena penuh dengan karya street art. Berbagai mural bisa ditemukan di kawasan yang terletak dekat Federation Square dan stasiun kereta Flinders tersebut. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Hosier Lane menjadi destinasi favorit turis selain karena lokasinya dekat dengan pusat kota, juga penuh dengan berbagai mural. Wolipop dan rombongan tim Kedubes Australia pun mendapat kesempatan mengunjungi kawasan ini dengan ditemani oleh seniman jalanan yang karyanya ada di Hosier Lane, Lukas Kasper. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Lukas Kasper yang karyanya tersebar di berbagai gang di Melbourne bercerita kisah di balik gang Instagramable ini. "Jadi di sini ada aturan yang tidak tertulis. Kita tidak boleh melukis atau membuat mural baru kecuali yang kita buat lebih bagus dari yang sudah ada," katanya. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Meski demikian menurut Kasper tidak semua seniman jalanan memahami aturan tidak tertulis tersebut. "Jadi siapa saja bisa membuat tag pada tembok tanpa peduli apa yang sedang ada di tembok itu. Ya itu bukan karena mereka tidak sopan. Ya memang hanya karena mereka tidak tahu seni itu apa, apa itu seniman yang baik dan berapa lama seni itu seharusnya bertahan," ujarnya. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Kasper juga menjelaskan tidak semua gang di Melbourne legal atau mendapat izin pemerintah kota setempat untuk dicorat-coret ataupun dilukis dindingnya. Selain Hosier Lane, gang lain yang juga populer dengan karya street art adalah AC/DC Lane. Gang ini bahkan diresmikan oleh Walikota Melbourne John So. Sesuai namanya berbagai mural yang ada di gang ini terinspirasi dari band rock AC/DC. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Begitu populernya Melbourne dengan gang-gangnya yang dipenuhi street art, seniman dari berbagai belahan dunia pun datang ke sini. Salah satunya seniman jalanan terkenal Bansky. Dan inilah salah satu karya Bansky yang dikenal dengan karya hitam-putihnya itu. Karya Bansky ini bisa ditemukan di AC/DC Lane. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Seperti dikatakan Kasper, sayangnya tidak semua orang paham mengenai seni. Jadi ada seniman yang datang dan mencoret dinding tanpa melihat siapa atau apa yang sedang ada di dinding tersebut. Menurut Kasper biasanya sebuah dinding akan diganti dengan mural baru ketika sudah ada 40 hingga 50 tag di sana. "Akhirnya seniman yang lebih established akan datang dan membuat sesuatu yang lebih indah," ucapnya. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Union Lane adalah gang lain yang juga penuh dengan street art di Melbourne. Namun gang ini khusus untuk seniman jalanan yang belum jago membuat mural. Pada gang ini lebih banyak ditemukan grafitti dan dianggap sebagai gang yang kurang Instagramable. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Agar lebih menyatu dengan suasana, kafe-kafe yang berada di Hosier Lane dan gang-gang lainnya yang penuh dengan street art juga merelakan tembok mereka digambar para seniman jalanan. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Ada banyak metode yang dilakukan seniman saat membuat karya di gang-gang di Melbourne. Ada yang membuat mural, grafiti, menaruh stickers hingga membuat lukisan yang begitu indah. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom
Pada akhir perjalanan menyusuri gang-gang Instagramable yang penuh dengan karya seni di Melbourne ini, Wolipop dan tim Kedubes Australia, mendatangi Blenders Studio, yang menjadi 'rumah' untuk sejumlah seniman jalanan. Di Blenders Studio, para seniman bisa bekerja dan menjual karya mereka. Foto: Eny Kartikawati/Detikcom