Marie Kondo pertama kali dikenal setelah menulis buku 'The Life-Changing Magic of Tidying Up' di 2010. Buku mengenai cara menata isi rumah dengan metode ala 'KonMari' tersebut terjual lebih dari enam juta kopi di seluruh dunia. Foto: Instagram @mariekondo
Kini Marie semakin dikenal berkat serial 'Tidying Up with Marie Kondo' yang ditayangkan oleh Netflix. Dalam acara tersebut, Marie mengunjungi sejumlah rumah di Amerika Serikat lalu membantu mereka membereskan dan menata dengan metodenya. Foto: Instagram @mariekondo
Metode KonMari sendiri adalah cara menata barang yang terdiri dari mengumpulkan, mengategorikan, lalu menyimpan hanya yang menciptakan kesenangan. Marie mengatakan jika cara tersebut sebagian terinspirasi dari ajaran Shinto. Karena metode revolusioner tersebut Marie masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di 2015. Foto: Instagram @mariekondo
Marie Kondo sudah tertarik dengan urusan rapi-rapi bahkan sejak usia lima tahun. Saat SMP, Marie bahkan memilih untuk merapikan buku-buku di kelas ketimbang bermain dengan teman. Dari pada jadi ketua kelas, ia pun selalu ingin jadi pengatur rak buku agar bisa terus merapikan. Foto: Instagram @mariekondo
"Setiap hari setelah sekolah, hal favoritku adalah merapikan, yang mana aku terus membuang barang setiap hari di rumah. Itu membuatku melupakan pentingnya mengapresiasi obyek," kata Marie kepada Nextshark. Foto: Instagram @mariekondo
Sampai suatu hari Marie mendapat sebuah wahyu. "Aku selalu terobsesi dengan apa yang bisa aku buang. Suatu hari aku pernah seperti mengalami 'nerveous breakdown' dan pingsan. Aku tidak sadarkan diri selama dua jam. Ketika aku bangun, aku mendengar suara misterius seperti dewa merapikan menyuruhkan untuk melihat lebih dekat. Dan aku sadar kesalahanku, aku hanya mencari barang untuk dibuang. Apa yang harus aku lakukan adalah mencari apa yang ingin aku simpan. Mengidentifikasi apa yang membuatmu bahagia, itulah pekerjaan merapikan," kata Marie. Foto: Istimewa
Di usia 18, Marie bekerja paruh waktu sebagai pengurus kuil Shinto. Pada masa itu pun Marie yang kuliah di jurusan sosiologi mulai menulis buku 'How to Declutter Your Apartment — From a Sociological Perspective' yang cukup sukses. Foto: Instagram @mariekondo
Buku Marie semakin sukses setelah Jepang dilanda gempat dan tsunami di tahun 2011. Wanita 34 tahun tersebut mengatakan jika ketika itu orang Jepang mulai peduli dengan apa yang penting untuk disimpan. Sejak saat itu, Marie mulai memberi seminar dan tampil di televisi. Foto: Instagram @mariekondo
Marie pun punya pendekatan yang unik saat merapikan rumah klien. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyapa isi rumah dengan memperkenalkan nama, tanggal lahir, dan pekerjaannya. Begitu juga saat Marie akan melakukan seminar atau talk show. Menurutnya ritual ini akan membuat pekerjaan lebih mudah. Foto: Instagram @mariekondo
Saat mengajarkan kliennya merapikan rumah. Ibu anak itu mengutamakan pentingnya menyimpan hanya yang membuat bahagia. Meski begitu, ia selalu meminta klien untuk berterima kasih kepada barang-barang yang akan dibuang. Salah satu metode KonMari lain adalah memperlakukan barang seperti mereka bernyawa. Metode ini pun tengah viral di kalangan ibu-ibu. Foto: Instagram @mariekondo