Beberapa waktu lalu, rapper Cardi B mengungkap tentang injeksi filler bokong yang ia lakukan. Yang mengejutkan, ia menggunakan prosedur kecantikan ilegal untuk membuat bokongnya lebih besar. Foto: Getty Images
Dalam wawancaranya dengan majalah GQ, Cardi mengungkapkan bahwa ia melakukan injeksi filler silikon empat tahun lalu. Saat itu, nama Cardi B belum seterkenal sekarang. Wanita 25 tahun itu masih berprofesi sebagai stripper. Foto: Getty Images
Motivasi ia melakukan pembesaran bokong karena ia sangat kesal ketika tahu kekasihnya selingkuh dengan wanita yang memiliki bokong besar. Sejak saat itu, Cardi B bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk melakukan pembesaran bokong. Foto: Getty Images
Cardi B hanya memiliki sedikit uang sehingga jalan pintas pun ia tempuh. Saat itu ia tak peduli dengan keamanan dan efek kesehatan. Foto: Getty Images
Ia menemui klinik kecantikan 'abal-abal' dan melakukan filler silikon di bokongnya. Filler silikon ilegal yang dilakukannya seharga US$ 800 atau sekitar Rp 11 juta. Foto: Getty Images
Sementara filler yang digunakan di dokter bedah plastik bisa mencapai US$ 10 ribu atau setara dengan Rp 144 juta. Jika di klinik kecantikan yang berlisensi tentu tidak menggunakan bahan silikon. Bahan tersebut sudah dilarang digunakan untuk prosedur kecantikan. Foto: Getty Images
Karena ilegal, Cardi B pun merasa tidak nyaman saat bahan silikon disuntikkan ke bokongnya. "Itu sangat menyakitkan. Aku merasa akan pingsan dan sedikit pusing. Aku juga merasa seperti ada yang merembas selama lima hari," akunya. Foto: Getty Images
Meski begitu, Cardi B mengaku senang dengan hasilnya. Bagi wanita yang berduet dengan Bruno Mars itu, bokong palsu ilegalnya itu pun kini menjadi daya tariknya. Foto: Getty Images
Dr. Wright A. Jones, ahli kecantikan bersetifikasi sangat menyayangkan tindakan Card B. Hal yang dilakukan Cardi B juga tidak sepantasnya dicontoh. Ia mengimbau bahwa wanita yang baru melahirkan untuk sebaiknya melepaskan implannya. Foto: Getty Images
Menurut Dr. Wright mungkin sekarang tidak merasa efek buruknya, namun dalam waktu 10 hingga 15 tahun ke depan tubuh bisa menolak benda asing tersebut. Dia sudah sering menangani pasien yang harus melakukan operasi besar untuk membuang silikon. Foto: Getty Images