Setelah berbulan-bulan berkolaborasi dengan perajin Indonesia, desainer muda Prancis Priscille Berthaud bisa menghasilkan koleksi yang siap dijual. Karyanya membuka peluang baru bagi wastra Nusantara untuk dikembangkan menjadi koleksi yang sesuai dengan selera pasar internasional.
Koleksi Priscille yang menggunakan kain tenun songket khas Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut dipajang di Premiere Classe pada 3-6 Oktober 2025. Premiere Classe merupakan trade show fashion internasional terbesar yang diselenggarakan di Paris, Prancis.
Mengikuti program Pintu Residency, Priscille mendapat kesempatan untuk mendalami kerajinan tenun songket secara langsung di Lombok selama tiga bulan.
"Cukup menantang, tapi aku sangat bangga dengan kerja keras orang-orang yang terlibat dalam pembuatannya," kata Priscille saat ditemui Wolipop di sela Premiere Classe, Minggu (5/10/2025).
Bekerja dengan perajin kain tradisional sebetulnya bukan sesuatu yang baru bagi lulusan sekolah fashion École Duperré Paris itu. Sebelumnya saat berkunjung ke Nepal, ia sempat belajar cara membuat kain tenun setempat.
Isu sosial dan pemberdayaan perempuan dalam komunitas perajin menjadi motivasi terbesarnya. Pengalamannya di Lombok pun meninggalkan kesan mendalam di benak Priscille.
Dari situ, lahirlah koleksi yang menawarkan perspektif baru segar terhadap kain tenun songket.
Ia menginterpretasi ulang motif geometris songket dengan memperkecil ukurannya dan menyertakan kombinasi warna yang lebih sedikit sehingga menghasilkan tampilan yang minimalis.
Potongan busananya pun menawarkan daya tarik tersendiri. Selain A-line dress dengan garis leher bergaya halter yang dipermanis aksen pita, ada pula celana dalam tampilan sweatpants yang sebenarnya terinspirasi dari sarung.
"Banyak yang penasaran dengan material yang digunakan. Saat diberi tahu bahwa kain dibuat dengan teknik menenun oleh satu orang, mereka sangat terkesima," ungkap Priscille soal respons para buyers yang mengunjungi stannya di pameran yang digelar berbarengan dengan Paris Fashion Week itu.
Pintu Residency merupakan program baru di Pintu Incubator yang digagas oleh JF3 Fashion Festival, Lakon Indonesia, berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Prancis melalui IFI (Institut Français d'Indonésie).
Pintu Incubator yang diikuti oleh jenama dan desainer baru Indonesia sendiri sudah berjalan selama empat tahun dan telah mengirim pesertanya yang terkurasi untuk berpartisipasi di Premiere Classe sejak 2023.
Premiere Classe kali ini lantas menandai debut peserta Pintu Residency. Thresia Mareta, pendiri Lakon Indonesia dan salah satu penggagas Pintu Incubator, menjelaskan bahwa program Pintu Residency hadir untuk membuka peluang ekspansi produk artisan lokal Indonesia ke pasar internasional dengan point of view desainer Prancis, negara yang ibukotanya dikenal sebagai pusat mode dunia.
Selain Priscille, Kozue Sullerot juga peserta Pintu Residency. Di pameran yang berkonsep B-to-B itu, ia menawarkan koleksi yang terbuat dari batik cap yang dikerjakannya dengan perajin di Tegal, Jawa Tengah.
Thresia pun memastikan kesiapan produksi koleksi Priscille dan Kozue jika nantinya mendapat buyers. "Tentu nanti akan di-support oleh perajin mitra Lakon," kata Thresia. Diungkapkannya pula, koleksi ini bakal tersedia di toko Lakon Indonesia, Jakarta.
Simak Video "Video: Comeback-nya Bella Hadid di Paris Fashion Week 2025"
(dtg/dtg)