Setiap tahun MET Gala hadir dengan tema yang berbeda. Adapun tema MET Gala 2024 adalah 'The Garden of Time'. Lantas apa makna di baliknya?
Hanya dalam beberapa jam lagi, para pesohor dari dunia mode, hiburan, olahraga, hingga bintang media sosial, bakal bermunculan di Metropolitan Museum of Art (The MET), New York City, AS. Mereka datang untuk MET Gala 2024, pesta amal tahunan bertaburan bintang untuk museum tersebut.
Sudah menjadi tradisi, MET Gala digelar setiap Senin pertama bulan Mei. Tahun ini, perhelatan yang diorganisir oleh petinggi majalah fashion Vogue, Anna Wintour, berlangsung pada Senin (6/5/2024) malam atau Selasa pagi waktu Indonesia.
Hajatan untuk penggalangan dana ini juga digelar sebagai pembuka pameran mode spesial di museum tersebut. Namun, satu yang tidak pernah sama ialah pemilihan tajuk dan tema.
Pada November tahun lalu, The Met Costume Institue mengumumkan 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' sebagai tajuk MET Gala 2024 dan pameran yang berlangsung pada 10 Mei - 2 September itu.
Sementara itu, seperti dikabarkan Associated Press, 'The Garden of Time' terpilih sebagai tema Met Gala 2024. Tidak seperti tahun lalu yang kontroversial karena merayakan merayakan hidup desainer Karl Lagerfeld, tema tahun ini tidak mengundang perdebatan.
Cerita pendek berjudul sama yang dirilis pada 1962 karya J.G. Ballard menjadi sumber inspirasi untuk tema tersebut.
Dikisahkan pasangan bangsawan tinggal di kawasan bertembok dengan taman ajaib sementara gerombolan perambahan mengancam untuk mengakhiri keberadaan mereka. Demi menghindari keramaian, sang suami mencoba memutar balik waktu dengan mematahkan bunga demi bunga, hingga tidak ada lagi bunga yang tersisa.
Selain sebagai tema, 'The Garden of Time' juga menjadi rujukan dress code atau aturan berbusana bagi para tamu. Dengan referensi tumbuhan yang kuat, bukan tidak mungkin gaun-gaun yang bernuansa alam bakal mendominasi karpet merah.
Dilansir dari New York Times, MET Gala tahun ini yang disponsori TikTok dan Loewe itu tak ada kaitannya dengan kisah atau dongeng Disney, tapi mengangkat keindahan koleksi busana lawas milik museum tersebut yang dikurasi oleh Andrew Bolton, kepala kurator The MET. Pameran akan menampilkan setidaknya 250 busana langka dari empat abad berbeda.
Saking tua dan ringkihnya, beberapa pakaian tidak dapat dipamerkan secara fisik. Sebagai pengganti, museum menggunakan teknologi AI dan memanfaatkan pencetak tiga dimensi untuk 'menghidupkan' kembali gaun bersangkutan. Begitu pula suara dan aromanya.
"Dengan sebisa mungkin merangsang semua indera manusia, pameran ini bertujuan membangun relasi dengan kreasi yang dipajang sebagaimana aslinya dibuat agar senada dengan warna, dinamika, dan keistimewaan hidup," kata Andrew seperti dikutip dari situs The Met.
Simak Video "Video Berkeliling Hotel Langganan Selebriti yang Datang ke Met Gala"
(dtg/dtg)