Wastra Nusantara karya perajin perlu mendapat sentuhan desainer agar dapat terlestarikan terlepas dari perubahan zaman. Lewat koleksi terbarunya, Andreas Odang menawarkan tampilan baru dari songket khas Sambas.
Mungkin tak banyak orang tahu bahwa Sambas, kabupaten di paling ujung barat laut Kalimantan Barat, memiliki kerajinan daerah berupa kain songket. Sesuatu yang wajar mengingat dominasi kain songket dari Pulau Sumatera.
Karya Andreas Odang menjadi pembuktian dari kain Sambas yang tak kalah memesona.
Songket Sambas menjadi pilihan Andreas Odang untuk karyanya yang ditampilkan di Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 besutan Bank Indonesia, pekan lalu.
Ia terpikat dengan motif-motifnya yang sarat dengan filosofi. Seperti misalnya motif bunga rantai. "(Artinya) menggambarkan hubungan kasih sayang dengan orang-orang istimewa," ujar Odang, demikian sapaan akrabnya, kepada Wolipop.
Songket Sambas, lanjut Odang, juga memiliki motif yang bentuknya menyerupai buah strawberry. Katanya, tersirat makna sifat manusia yang lemah lembut pada motif tersebut.
Ada pula motif karang bunga bertabur, metafora dari kecantikan yang tersembunyi. "Keindahan tak selalu untuk dipamerkan. Terkadang menyimpannya sebagai privasi jauh lebih penting sehingga tak rentan rusak," tambah Odang.
Sejauh ini, koleksi tersebut merupakan kali keenam ia menggarap wastra Nusantara. Tantangan yang berbeda pun dihadapi.
Alih-alih menampilkan busana dengan tampilan terbuka sebagaimana ciri khasnya, ia melakukan sebaliknya sesuai permintaan tim KKI. "Tadinya mau bikin off shoulder dan one shoulder tapi akhirnya diubah lebih tertutup," kata desainer anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) itu.
Terlepas dari itu, kreasi Odang memperlihatkan 'keluwesan' songket Sambas mengikuti perkembangan zaman. Di tangan Odang, kain tersebut menjelma dalam pilihan gaun malam dan cocktail dress.
Ada gaun yang dilengkapi cape atau sayap, atasan berpeplum, hingga blus A-line dengan garis bahu struktural. Beberapa di antaranya dipadukan dengan jacquard, lurex, organdi, dan sifon. Warna yang ditonjolkan seputaran merah marun, hitam, emas, dan karamel sehingga memperkuat aura kemewahannya.
"Saya ingin menunjukkan kepada publik, terkhusus klien saya, bahwa wastra Indonesia bisa dipadupadankan untuk menciptakan gaun malam yang memiliki sentuhan tradisional tapi tetap modern," katanya.
Simak Video "Tips Merawat Kain Tenun Berbahan Pewarna Alam Agar Awet"
(dtg/dtg)