Setelah hampir dua minggu terselenggara, JF3 Fashion Festival 2023 tiba pada hari terakhir, Rabu (26/7/2023). Peragaan busana persembahan Lakon Indonesia yang diisi dengan aksi teatrikal dari para model menjadi pamungkas.
Eksis sejak 2018, Lakon Indonesia yang didirikan oleh Thresia Mareta fokus menawarkan busana bergaya urban yang digarap dari kain-kain tradisional sebagai upaya pelestarian wastra Nusantara. Ada pula Lakon Store yang menjadi wadah ratusan desainer dan merek yang mengangkat kearifan lokal untuk memasarkan produknya.
Salah satu Lakon Store terbesar berada di Summarecon Mal Kelapa Gading, tuan rumah penyelenggara JF3 Fashion Festival 2023 pekan kedua. Maka hal yang wajar bila presentasi busana Lakon Indonesia digelar pada hari terakhir sebagai penutup.
Dengan mengusung tajuk 'RIK 062324 L', Lakon Indonesia yang turut digawangi oleh desainer Irsan mengangkat kain lurik setelah tahun lalu bereksplorasi dengan batik.
"Lurik tak kalah menarik, banyak filosofi di baliknya. Luris sendiri artinya garis, yang dimaknai juga sebagai seperti pagar melindung. Diharapakan, orang yang pakai lurik mendapatkan perlindungan," katanya dalam sebuah video behind the scene koleksi tersebut.
Kain lurik untuk koleksi ini dibuat secara khusus sehingga membentuk susunan garis-garis dengan kombinasi warna putih, merah, dan biru. Sepintas, menyerupai bendera Prancis.
Bisa jadi, koleksi ini juga menjadi semacam tribute untuk pemerintah Prancis lewat kedutaannya di Indonesia yang ambil bagian dalam program pelatihan Pintu Incubator.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Penone bahkan meluangkan waktu untuk menghadiri peragaan yang berlangsung di Empower Hall Mall (lokasi yang aslinya berfungsi sebagai area parkir mal) tersebut. Ia didampingi Chairman JF3 Soegianto Nagaria, salah satu petinggi Summarecon.
Koleksi yang naik pentas merupakan perpanjangan dari beberapa busana yang sempat dibawa ke Paris beberapa bulan lalu untuk presentasi kepada para buyers. Tidak tanggung-tanggung, 100 set busana yang disuguhkan tadi malam.
Jumlah tersebut cukup untuk memperlihatkan rentang ragam lurik yang dikreasikan hanya dari kain bergaris sederhana. Cara Irsan dan tim desain mengeksekusi idenya dengan menonjolkan permainan siluet dan padu-padan material menawarkan daya tarik tersendiri.
Terusan bersiluet A longgar, setelan bercelana pendek untuk wanita, hingga oversized jacket pria mendominasi koleksi ini. Ada yang dipadukan dengan denim sehingga memberi kesan kekinian. Tidak ketinggalan aksesori seperti bucket hat rajut dan sepatu oxford berlapis kayu seperti bakiak yang unik.
Namun, aksi model memeragakan busana tersebut tak kalah menyita atensi. Pada sekuen kedua, mereka unjuk kebolehan berakting sembari berlenggang di catwalk. Muncul dengan riasan dan tata rambut macam punk yang rebellious, mereka ada yang menangis, ada yang tertawa sendiri seperti orang yang terganggu jiwanya.
Penampilan mereka semacam simbol dari antikemapaman. Kain tradisional dengan segala filosofinya bisa menjadi pernyataan saat suara tak dapat lagi di dengar. Di sisi lain, sesuai namanya, 'lakon' mereka membuat karakter busana lebih hidup dan bermakna dari sekadar garis-garis kaku.
Simak Video "Bakal Pulang ke Indonesia, Desainer Lina Berlina Siap Gelar Fashion Show"
(dtg/dtg)