Hari Batik Nasional
Yang Membuat Motif Batik Kini Dimodifikasi Jadi Lebih Modern
Modifikasi motif batik yang dilakukan oleh para perancang busana seakan membawa 'angin segar' bagi perkembangan industri mode Indonesia. Misalnya saja, perpaduan batik motif kawung yang dikombinasikan dengan motif gunting, batik Jawa alas-alasan yang digabungkan dengan motif pisau, pipa, dan botol.
Desainer Bai Soemarlono dari Populo Batik termasuk salah satu yang melakukan modifikasi pada motif batik ini. Bai mengungkapkan perkembangan zaman menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motif-motif batik yang dimodifikasi. Menurutnya, meski batik sudah menjadi warisan budaya yang dilestarikan secara turun-temurun, namun masih banyak orang yang belum ingin mengenakannya.
"Memang kalau kita lihat, batik tradisional kan bagus sekali. Tapi terkadang terlalu 'ramai' kalau dijadikan pakaian atau item fashion lainnya. Jadi ada orang-orang tertentu yang tidak mau pakai itu, mereka hanya mengagumi saja, seperti saya," tutur Bai saat diwawancarai Wolipop via e-mail, Selasa, (29/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: 50 Inspirasi Batik Modern
Sementara itu menurut pendiri label busana batik TIKprive, Iwet Ramadhan, memodifikasi motif batik agar bisa diterima kaum yang lebih modern bukan satu-satunya penyebab kini bermunculan batik versi modern. Dalam pandangan Iwet, imej bahwa batik merupakan sesuatu yang 'kuno' juga sangat berpengaruh terhadap banyaknya motif batik yang dimodifikasi.
Tetapi karena modifikasi tersebut tidak diikuti dengan pemahaman yang tinggi tentang suatu makna di balik sebuah motif batik, akhirnya proses modernisasi batik ini menurut Iwet menjadi 'salah arah'. "Padahal, andai saja orang-orang paham bahwa sebenarnya motif batik klasik itu yang paling menyimpan banyak cerita filosofi serta sejarah, maka orang-orang mungkin akan lebih menghargai motif batik klasik dan tidak akan memodifikasinya,β jelas pria yang merilis buku βCerita Batikβ pada 2013 itu saat diwawancarai Wolipop, Senin, (28/9/2015).
Meski demikian Iwet mengakui tidak mudah untuk 'melarang' orang untuk tidak memodifikasi batik, karena hal itu menyangkut proses kreatifitas seseorang yang tidak boleh dibatasi. Pria 34 tahun itu berpendapat, proses modifikasi motif batik ini pada akhirnya menjadi terasa dilematis.
Maksudnya, jika suatu motif batik terlalu dimodifikasi maka motif batik klasik itu akan hilang. Sementara itu, apabila motif batik tersebut tidak dimodifikasi, dikhawatirkan batik tidak akan berkembang.
(itn/eny)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
5 Gaya Berani Katie Holmes Pakai Busana Lingerie di Musim Dingin
8 Foto Audi Marissa ke Seoul Tanpa Anak & Suami, Jalani Operasi Sedot Lemak
Ayah Meghan Markle Sakit Keras, Kini Memohon Bisa Bertemu Putrinya
Jessica Alba Kapok Pernah Beradegan Tanpa Busana di Film, 'Sangat Memalukan'











































