Kisah cinta seorang ratu kecantikan Bangladesh menuai perbincangan. Meghna Alam yang pernah dinobatkan sebagai Miss Earth 2020 disebut punya hubungan dengan mantan duta besar Arab untuk negaranya. Hal tersebut menjadi kontroversi karena sang dubes diketahui masih memiliki istri.
Hubungan Meghna Alam dengan Essa Yousef Al Duhailan sempat bikin heboh beberapa waktu lalu. Baru-baru ini, Meghna mengungkap kisah percintaannya yang berubah jadi malapetaka. Dikatakan jika Meghna pertama kali bertemu Essa di sebuah acara di Dhaka tahun lalu. Ketika itu, ia tidak menyangka akan terlibat perselingkuhan.
Dilansir Independent, Essa pernah memberinya Quran, sajadah, dan mukena sebagai hadiah. Kemudian pria itu mengirim bunga, perhiasan, dan bahkan 200 kg kurma berlabel 'hadiah dari raja Arab Saudi'.
"Aku memang menyukai fakta bahwa seorang pria yang sangat berkuasa mengejarku. Dia tampak seperti orang yang sangat tulus. Tapi segalanya berjalan terlalu cepat," ujarnya.
Meghna mengklaim diplomat itu mengaku sudah bercerai. Di saat yang sama, ia diberi tahu bahwa orang Arab Saudi dilarang menikahi orang Bangladesh. Setelah itu, muncul rumor bahwa wanita 30 tahun tersebut hamil dan melakukan aborsi.
Di Bangladesh, hubungan cinta, kehamilan atau aborsi di luar pernikahan adalah tabu. Saat itu lah ia mulai kehilangan kepercayaan brand dan mimpi buruknya dimulai. "Orang-orang benar-benar mengatakan kepadaku, kami tidak dapat memiliki duta merek yang melakukan aborsi," katanya yang mengelak tuduhan itu.
Skandal hubungan Meghna jadi semakin rumit pada April 2025. Wanita itu mengatakan petugas tiba-tiba datang ke rumahnya dengan dalih memeriksa akta kelahirannya dan menuduhnya memiliki narkoba. Meghna kemudian melakukan live streaming di Facebook untuk mendokumentasikan pertemuan tersebut. Setelahnya ia ditahan selama dua hari di fasilitas pemerintah yang dirahasiakan.
Wanita yang juga aktivis itu mengatakan dia diinterogasi, ditekan untuk menarik kembali pernyataannya, dan dipaksa untuk menghapus video. Ia diduga mendapat siksaan psikologis karena tuduhan yang belum terbukti.
Dilansir Dhaka Tribune, Meghna didakwa dengan penipuan, pemerasan, dan merayu diplomat. Polisi mengklaim bahwa Meghna telah mengancam hubungan Bangladesh dengan Arab Saudi. Pada 10 April, pengadilan memerintahkan penahanan 30 hari di bawah Undang-Undang Kekuatan Khusus.
Mendengar kasus tersebut, Amnesty International menyatakan kekhawatiran mereka, menyebut penahanannya berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Khusus sebagai 'pelanggaran berat'. Setelah itu, sebanyak 27 advokat hak-hak wanita Bangladesh menuntut pembebasannya kepada pemimpin sementara Muhammad Yunus.
Singkat cerita Meghna kini telah bebas dan kembali tinggal dengan orang tuanya. Essa sendiri disebut selamat karena meninggalkan Bangladesh pada hari yang sama Meghna ditahan, menonaktifkan telepon dan menghapus akun media sosialnya. Hal tersebut kontras dengan Meghna yang masih berjuang membangun kembali kehidupan dan reputasinya. "Aku tahu tidak ada cara hukum untuk melawan dia karena seluruh pemerintah berencana untuk menyelamatkan dia," katanya.
(ami/ami)