Setiap 2 Oktober, masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional. Perayaan ini bukan sekadar ajakan untuk mengenakan batik, tetapi juga momen refleksi atas perjalanan panjang batik sebagai warisan budaya bangsa. Dari teknik tradisional hingga pengakuan dunia, batik telah melewati lintasan sejarah yang kaya makna.
Kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu amba (menulis) dan titik (titik). Setiap pola dan garis pada batik bukan hanya seni rupa, melainkan juga simbol, doa, dan filosofi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pada masa kerajaan Jawa, batik menjadi simbol status sosial. Motif tertentu, seperti Parang Rusak atau Kawung, hanya boleh dipakai oleh bangsawan karena melambangkan kewibawaan dan kesucian. Sementara itu, masyarakat pesisir menciptakan motif yang lebih bebas, penuh warna, serta dipengaruhi budaya Tionghoa, Arab, dan Belanda.
Abad ke-18 hingga 19 menjadi era kejayaan batik tulis, sebelum kemudian hadir batik cap yang mempercepat produksi. Saat masa kolonialisme, batik bahkan dikenal di Eropa berkat catatan Sir Thomas Stamford Raffles dalam History of Java (1817).
Perjalanan panjang ini mencapai puncaknya pada 2 Oktober 2009, ketika UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Sejak itu, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional yang menjadi simbol kebanggaan sekaligus pengingat untuk terus melestarikan seni tekstil ini.
Berikut 40 quotes Hari Batik Nasional 2025 yang bisa dijadikan inspirasi postingan media sosial:
Simak Video "Video: Cara Diaspora Indonesia di Tunisia Peringati Hari Batik Nasional "
(kik/kik)