×
Ad

Penyanyi Ini Punya Anak Pertama Kali di Usia 47 Setelah 10 Kali Bayi Tabung

Kiki Oktaviani - wolipop
Selasa, 15 Jul 2025 18:00 WIB
Foto: dok. Instagram @juliemintz
Jakarta -

Penyanyi Julie Mintz, kini tengah menjalani peran baru sebagai seorang ibu pertama kalinya di usia 47. Wanita asal Los Angeles, Amerika Serikat itu selama 14 tahun terakhir berusaha memiliki anak hingga melakukan 10 kali IVF atau bayi tabung, namun usahanya tetap gagal.

Usaha dimulai sejak 2011, Julie telah membekukan 28 sel telurnya ketika usianya 33 tahun. Kala itu, ia belum memiliki pasangan namun sudah sangat yakin ingin menjadi seorang ibu.


"Saya tahu saya ingin jadi ibu, dan saya sadar di kota besar seperti Los Angeles, tidak mudah menemukan pasangan. Jadi saya pikir, membekukan telur adalah bentuk jaga-jaga," ujarnya kepada People.

Percobaan IVF

Saat Julie berusia 41, ia bertemu dengan Stephen, pasangannya saat ini. Mereka mencoba hamil secara alami, namun gagal karena Julie memiliki PCOS (Polycystic Ovary Syndrome). Di usia 42, Julie memutuskan untuk menggunakan telur-telur yang sudah dibekukannya.

Namun, sebuah tes genetik yang dilakukan sebelum proses IVF mengungkap kabar mengejutkan. Julie dan Stephen sama-sama pembawa gen penyakit langka bernama Wilson disease, sebuah kelainan genetik yang membuat tubuh tak bisa membuang tembaga berlebih. Akibatnya, mereka memiliki risiko 25% untuk melahirkan anak dengan kondisi 'tidak sempurna.'

Karena itu, mereka tidak bisa langsung membuahi telur-telur yang sudah dibekukan. Mereka harus membuat "genetic probe", yaitu alat tes khusus berbasis DNA keluarga, yang membutuhkan waktu enam bulan untuk disiapkan. Tes ini butuh sampel DNA dari orang tua Julie dan Stephen, dan hanya bisa dibuat oleh perusahaan luar.

"Kami akhirnya baru bisa mencairkan telur saya saat saya berusia 44 tahun, dan itu sudah sangat terlambat," katanya.

Julie Mintz Foto: dok. Instagram @juliemintz

Rintangan untuk Bisa Hamil

Setelah menunggu lama dan segala tes selesai, Julie dan Stephen memutuskan mencairkan telur untuk dibuahi. Namun, seluruh telur yang dicairkan rusak dan tidak ada yang bertahan.

Untungnya, Julie sebelumnya menolak saran dokter untuk mencairkan semua telur sekaligus. Hanya 14 dari 28 yang dicairkan. Separuh lainnya masih disimpan.
Ketika dokter mencoba mencairkan sisa telur tersebut, Julie sangat pesimis. Kali ini, pencairan berhasil, tetapi hanya satu telur yang bertahan, dan hanya satu embrio yang dinyatakan sehat tanpa gen Wilson disease.

Julie berniat untuk mengandung bayinya sendiri, namun lagi-lagi ada kendala. Saat pemeriksaan, dokter menemukan adanya polip di rahimnya yang harus diangkat melalui operasi. Namun saat menjalani operasi, gunting bedah di ruang operasi rusak, dan polip tidak bisa diangkat.

Tak hanya itu, dokter menemukan bahwa Julie memiliki serviks lemah serta gangguan pembekuan darah, yang membuatnya sangat berisiko untuk kehamilan. Julie lalu mencari empat opini lain dari dokter lainnya, dan semua menyarankan hal yang sama yakni dia tidak bisa mengandung bayinya sendiri.

Rahim Pengganti

Selama lima tahun, ia menjalani 10 kali pengambilan sel telur (IVF) di tiga negara bagian, termasuk prosedur eksperimental seperti penyuntikan PRP ke ovarium. Meski berhasil mengumpulkan lebih dari 100 sel telur, jalan untuk menuju kehamilan sendiri hampir mustahil.

Di usia 46, Julie akhirnya menemukan seorang surrogate atau rahim pengganti yang cocok. Putri Julie, Ophelia Laurette akhirnya lahir pada 18 Mei 2025 di Oregon. Julie bahkan memotong tali pusarnya sendiri. Momen tersebut menurutnya penuh makna.

"Melihat orang lain melahirkan anak kita itu aneh tapi juga hadiah yang luar biasa. Jika saya tidak bisa melahirkan sendiri, saya ingin merayakan satu-satunya pengalaman yang hanya bisa saya dapatkan, yaitu memotong tali pusarnya," ujarnya.



Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"

(kik/kik)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork