TikToker Inggris bernama Ellis Matthews yang dikenal dengan akun 'Mum on The Run', baru-baru ini bercerita tentang kehidupannya di penjara Thailand. Wanita 32 tahun itu mendekam di Pusat Penahanan Imigrasi Ibu dan Anak di Bangkok bersama putranya yang masih berusia 4 tahun, Cairo.
Ellis melarikan diri dari Inggris demi kehidupan baru di Thailand. Dia kemudian ditangkap pada 3 Maret di rumahnya di Pattaya karena melebihi batas tinggal visa, yang sebelumnya dibatalkan pada 21 Februari. Menurut pejabat Thailand, organisasi lokal anti-kekerasan anak yang melaporkan kondisi Cairo menjadi pemicu penangkapannya.
"Ini neraka dunia. Penjara terburuk yang bisa Anda bayangkan," ungkap Ellis kepada DailyMail.
Ellis menggambarkan betapa buruknya situasi di dalam penjara tersebut. Ia dipenjara bersama 16 perempuan lain dan anak-anak mereka dalam satu sel sempit.
"Kulitku dipenuhi ruam, aku dan Cairo punya kutu, gigitan serangga parah, dan tikus berkeliaran. Kami bahkan tidak punya akses obat-obatan," curhat Ellis
Makanan yang diberikan pun tidak layak konsumsi. Mereka hanya disajikan nasi keras dan daging yang diduga tikus atau burung merpati.
"Penjaga bilang itu ayam, tapi aku tahu bukan. Aku dan Cairo hanya makan nasi karena dagingnya menjijikkan. Kami sampai muntah. Dan malam hari, kami tidak bisa tidur karena suara jeritan para tahanan lainnya," tambahnya.
Ellis sempat viral di TikTok lewat video kontroversialnya, di mana ia memamerkan uang tunai sambil memakai bikini dan mengaku menerima tunjangan disabilitas dari Inggris meskipun tinggal di Thailand. Namun, dalam wawancara terbaru, Ellis membantah pernyataan di TikTok dan mengatakan itu hanya 'candaan' untuk menarik perhatian dan pengikut.
"Semua video itu hanya lelucon. Aku tidak pernah menerima sepeser pun dari pemerintah Inggris selama di Thailand. Aku bohong di video itu hanya untuk dapat follower dan menghasilkan uang dari TikTok," aku Ellis.
Ellis Matthews sebelumnya mengklaim pernah memiliki kekayaan sebesar 6 juta poundsterling atau sekitar Rp 120 miliar, namun belakangan ia mengakui bahwa ia hanya menerima 1,6 juta poundsterling atau sekitar Rp 32 miliar hasil gugatan terhadap otoritas lokal Inggris karena pengabaian masa kecilnya.
"Semua uang itu sudah habis, dan aku pun tak tahu ke mana perginya. Seandainya aku masih punya uang itu, aku tak akan berada dalam situasi kacau ini," ucapnya.
Kini, Ellis Matthews menghadapi kemungkinan dideportasi ke Inggris, namun ia bersikeras menolak karena takut Cairo akan diambil oleh layanan sosial.
"Aku tidak akan kembali ke Inggris. Aku takut mereka akan mengambil anakku. Aku lebih baik pergi ke Kamboja atau Turki, negara mana saja asal bukan Inggris," tegasnya.
Simak Video "Video: Ini Lho Penyebab TikToker Khaby Lame Ditahan di Imigrasi AS"
(kik/kik)