Penyanyi Lady Gaga membuat pengakuan mengejutkan tentang perjuangannya menghadapi gangguan mental berat, yakni psikosis. Lady Gaga dengan jujur membuka kisah gelap dalam hidupnya yang selama ini ia tutupi. Kondisi tersebut diakuinya mempengaruhi kehidupan sehari-harinya, termasuk saat mempromosikan album terbarunya, Mayhem.
"Lima tahun lalu, saya mengalami psikosis. Saya benar-benar tidak terhubung dengan realitas untuk beberapa waktu," ungkap Gaga dalam wawancara bersama The New York Times Podcast: The Interview.
Lady Gaga, yang memiliki nama asli Stefani Germanotta, mengungkap bahwa sosok "Lady Gaga" yang ia ciptakan sebagai persona panggung ternyata menjadi bumerang. Di satu sisi, sosok tersebut membawanya ke puncak ketenaran dunia, namun di sisi lain, membuatnya merasa terpecah antara identitas pribadi dan karakter panggung.
"Saya harus mencari cara untuk mengintegrasikan diri saya sepenuhnya dengan persona panggung saya, dan membawa energi 'lady boss' Gaga ke kehidupan sehari-hari, tapi dengan cara yang memberdayakan," ujar pelantun Poker Face itu.
"Saya pikir saya orang yang baik, tapi ada sisi garang, keras, dan intens yang muncul saat saya tampil. Saya harus belajar bagaimana memegang kedua sisi itu tanpa membuat keduanya saling bertentangan," tambahnya.
Setelah pulih dari kondisi mental yang berat, bintang film Joker: Folie à Deux itu juga mengaku bahwa kini ia lebih tenang. Gaga mengatakan bahwa dia dulu lebih suka kekacauan.
"Dulu saya suka kekacauan, hanya menjalani hidup dengan penuh ketegangan. hidup di tepi jurang terus-menerus. Sekarang, saya bangga menjadi pribadi yang jauh lebih membosankan," kata Gaga.
Lady Gaga pertama kali mengungkapkan pada 2021 bahwa ia pernah mengalami psychotic break dan menderita post-traumatic stress disorder (PTSD) setelah diperkosa dan dihamili oleh seorang produser musik ketika ia berusia 19 tahun. Gaga mengungkap peran besar tunangannya, Michael Polansky, dalam membantu dirinya bangkit dari masa-masa sulit tersebut.
"Itu masa yang sangat sulit, tapi sangat istimewa ketika saya bertemu pasangan saya. Ketika saya bertemu Michael, saya sudah berada di tempat yang lebih baik, tapi saya ingat dia berkata, 'Aku tahu kamu bisa lebih bahagia dari ini.' Sangat sulit bagi saya mendengar dia mengatakan itu karena saya tidak ingin dia berpikir seperti itu tentang saya," akunya.
"Saya benci merasa didefinisikan oleh itu (psikosis). Saya malu. Tapi saya rasa, kita tidak seharusnya malu jika melewati masa-masa seperti itu," kata pelantun The Edge of Glory itu dengan jujur.
Lewat pengakuannya, Gaga ingin memberikan harapan bagi siapa pun yang tengah berjuang menghadapi gangguan mental. "Saya hanya ingin mengatakan, keadaan bisa membaik. Itu terjadi pada saya, dan saya bersyukur untuk itu," pesan Gaga.
Simak Video "Video: Permintaan Maaf Lady Gaga gegara Mikrofon Mati Saat Tampil di Coachella"
(kik/kik)