×
Ad

Mengapa Perayaan Imlek Identik dengan Lampion?

Anindyadevi Aurellia - wolipop
Kamis, 23 Jan 2025 19:00 WIB
Foto ilustrasi: M Bagus Ibrahim
Jakarta -

Masyarakat Tionghoa memiliki tradisi memasang lampion sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek. Lampion-lampion ini hadir dalam berbagai bentuk dan warna, masing-masing dengan makna simbolis yang mendalam.

Tak hanya sebagai elemen dekorasi, lampion juga memiliki sejarah panjang dan makna spiritual yang erat kaitannya dengan budaya Tionghoa. Tapi, mengapa perayaan Imlek identik dengan lampion?

Konon, lampion telah menjadi simbol kebahagiaan, keberuntungan, dan harapan sejak ribuan tahun lalu. Tradisi ini memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai sejak masa Dinasti Han.


Alasan Perayaan Imlek Identik dengan Lampion

Selain sebagai alat penerangan, lampion juga dipercaya membawa pesan-pesan spiritual dan menjadi sarana untuk menghormati para dewa serta leluhur. Bentuknya yang bundar dan cahayanya yang hangat, merepresentasikan persatuan dan keharmonisan dalam keluarga, dua nilai utama yang dijunjung tinggi selama Imlek.

Pada laman Tianyu Arts & Culture dijelaskan, tradisi lampion Tiongkok diyakini berasal dari Dinasti Han (206 SM hingga 220 M) saat para Biksu Buddha menghormati Buddha dengan menyalakan lampion pada hari ke-15, tahun lunar.

Tradisi ini dengan cepat menyebar ke seluruh Tiongkok dan berkembang selama berabad-abad. Bukti paling awal dari festival lampion (atau Festival Yuanxiao) ditemukan pada masa Dinasti Tang (618-907 M), saat orang-orang mulai membuat lampion yang melambangkan perdamaian dan kekuasaan di Tiongkok.

Sementara dalam laman Shen Yun Collections disebut, ada banyak kisah dan legenda dari asal mula keharusan menyalakan lampion. Tapi, konon pada 2.000 tahun yang lalu, ahli strategi militer besar Zhuge Liang membutuhkan cara untuk mengirim sinyal dalam kegelapan.

Jadi, ia mengambil selembar kertas beras yang diberi minyak, menempelkannya pada bingkai bambu berbentuk topi, lalu menyalakan lilin di dalamnya untuk menerangi dan menghasilkan udara panas. Lampion pertama pun lahir, melayang ke langit malam.

Lama-lama, menyalakan lampion jadi kebiasaan. Pada masa pemerintahan Kaisar Tang Xuanzong di Dinasti Tang (618-907 M), terdapat 50.000 jenis lentera yang dinyalakan di ibu kota Chang'an untuk perayaan Tahun Baru. Pola dan hiasan lentera tersebut menggambarkan kemegahan Dinasti Tang yang makmur, yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Tiongkok.

Menurut laman studycli.org, tradisi menyalakan lampion kemudian diadopsi oleh para biksu Buddha yang menyalakan lentera pada hari ke-12 bulan pertama dalam kalender lunar sebagai bentuk penghormatan kepada Buddha. Atas perintah seorang kaisar yang taat, rakyat pun mulai mengikuti tradisi tersebut. Lampion juga memiliki peran simbolis dalam memperingati kekuatan negara.

Makna Lampion Imlek

Festival lampion dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Di balik warna-warnanya, tersimpan makna dari lampion Imlek dapat dilihat dari warna yang digunakan:

1. Lampion Merah

Melambangkan kekayaan, kemakmuran, dan keberuntungan. Warna ini paling dominan dalam lampion karena diyakini membawa keberhasilan dalam bisnis dan kehidupan.

2. Lampion Kuning

Melambangkan keberuntungan, netralitas, dan kebijaksanaan. Warna ini juga diasosiasikan dengan kaisar dan memiliki makna spiritual dalam agama Buddha.

3. Lampion Hijau

Simbol kesehatan, harmoni, dan pertumbuhan. Lampion hijau sering digunakan untuk menarik kesuksesan dan kesejahteraan.

Jenis-jenis Lampion Imlek

Meskipun lampion yang paling terkenal adalah berbentuk bola, para perajin mengembangkan desain lampion dengan bentuk rumit dan ukuran besar. Struktur utama lentera biasanya terbuat dari bambu, kayu, rotan, atau kawat, sedangkan kap lampunya terbuat dari sutra atau kertas, biasanya berwarna merah dengan desain emas dekoratif yang melambangkan kehangatan, kebahagiaan, dan keberuntungan.

Lampion Imlek tidak hanya beragam dalam warna, tetapi juga dalam cara penggunaannya, antara lain:

1. Lampion Gantung

Sering dijumpai di rumah, toko, dan ruang publik, lampion ini dianggap membawa keberuntungan dan kemakmuran.

2. Lampion Terbang

Biasanya dilepaskan ke langit pada acara tertentu, seperti Festival Pertengahan Musim Gugur, menggunakan panas dari api di dalamnya untuk terbang seperti balon udara.

3. Lampion Apung

Digunakan pada acara seperti Festival Perahu Naga, lampion ini diletakkan di atas air dan biasanya berbentuk bunga atau hati, menciptakan efek indah dengan pantulan cahaya.

Itulah ulasan tentang lampion yang identik dengan Imlek, mulai dari makna, sejarah, hingga jenis-jenisnya. Tradisi ini tidak hanya mempercantik suasana perayaan, tetapi juga sarat akan nilai budaya dan simbolisme mendalam.



Simak Video "Video: Berapa yang Dihabiskan Warga Jakarta untuk Rayakan Imlek?"

(aau/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork