Pernikahan mewah Putri Martha Louise dari Norwegia dan suaminya yang kontroversial, seorang dukun bernama Durek Verrett, kini menuai skandal baru. Acara mewah tersebut ternyata masih menyisakan utang yang belum dilunaskan.
Tiga bulan setelah perayaan mereka pada Agustus 2024, sejumlah vendor yang terlibat dalam pesta empat hari tersebut mengungkapkan bahwa mereka belum menerima pembayaran. Total utang yang belum dilunasi diklaim mencapai lebih dari satu juta krona Norwegia atau setara dengan sekitar Rp1,1 miliar.
Pernikahan tersebut digelar di Geiranger, sebuah kota pesisir Norwegia yang terkenal akan keindahan alamnya. Perayaan yang dihadiri 300 tamu undangan ini berlangsung selama empat hari dan mencakup gala dinner, acara minum teh, dan serangkaian pesta.
Namun, kemegahan acara ini dibayangi oleh laporan bahwa banyak vendor lokal, termasuk sound system dan lighting, serta Hotel Union tempat para tamu menginap, belum menerima pembayaran. Sebuah surat kabar Norwegia, Se og Hor, melaporkan bahwa beberapa vendor bahkan telah mengajukan klaim penagihan resmi.
"Saya harus mengakui bahwa kami sangat antusias menjadi bagian dari perayaan ini dan telah mempersiapkan segalanya dengan baik. Tetapi, sekarang semuanya berubah menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Tidak sopan untuk tidak melunasi tagihan. Ini benar-benar seperti sang putri lari dari tanggung jawabnya," ungkap salah satu pemilik bisnis yang merasa kecewa.
Hubungan Putri Norwegia 53 tahun dengan dukun Amerika tersebut sejak awal telah menuai kontroversi. Selain karena memiliki hubungan dengan seorang dukun, Durek Verrett juga kerap memberikan pernyataan yang kontroversial, termasuk mengatakan bahwa kanker anak-anak disebabkan oleh ketidakbahagiaan.
Putri Märtha Louise juga menimbulkan perdebatan karena keterlibatannya dalam berbagai aktivitas spiritual yang dianggap tidak lazim. Pada 2022, ia menyatakan tidak lagi mewakili kerajaan Norwegia secara resmi, meskipun ia masih mempertahankan gelarnya.
Simak Video "Pernikahan Kontroversial Putri Norwegia dengan Dukun AS"
(kik/kik)