Putri Yuriko, anggota tertua keluarga kekaisaran Jepang, meninggal dunia pada usia 101 tahun, pada Jumat (15/11/2024). Kabar duka ini disampaikan oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.
Putri Yuriko menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit di Tokyo setelah kondisi kesehatannya memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Meski penyebab pasti wafatnya tidak diumumkan secara resmi, sejumlah media Jepang melaporkan bahwa Putri Yuriko meninggal akibat pneumonia.
Lahir pada 1923 dari keluarga aristokrat, Putri Yuriko menikah dengan Pangeran Mikasa, adik Kaisar Hirohito, pada usia 18 tahun. Pernikahan mereka berlangsung menjelang Perang Dunia II yang membuat pernikahan mereka penuh dengan tantangan, termasuk tinggal di tempat penampungan selama serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki oleh pasukan Amerika Serikat pada 1945.
Kisah hidup Putri Yuriko menjadi saksi sejarah Jepang modern. Ia dan Pangeran Mikasa dikaruniai lima anak, namun ia harus menghadapi kesedihan yang mendalam dengan meninggalnya suami dan tiga putranya.
Dalam menjalani tugasnya sebagai anggota keluarga kekaisaran, Putri Yuriko terlibat aktif dalam berbagai kegiatan filantropi dan mendukung berbagai inisiasi sosial. Dedikasinya yang tanpa cela membuatnya dihormati baik di dalam maupun di luar istana.
Putri Yuriko dikenal dengan gaya hidupnya yang sehat dan aktif meskipun usianya telah lanjut. Hingga sebelum kesehatannya menurun, ia rajin mengikuti program olahraga harian yang disiarkan di televisi.
"Di hari-hari cerah, beliau biasa duduk di taman istana atau berjalan-jalan dengan kursi roda," ungkap salah satu pernyataan dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran.
Ia juga menjaga ketajaman pikirannya dengan membaca berbagai surat kabar dan majalah, serta menonton berita dan pertandingan bisbol yang menjadi olahraga favoritnya.
Kepergian Putri Yuriko menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi Kekaisaran Jepang. Saat ini, jumlah anggota keluarga kekaisaran terus menyusut dan hanya tersisa 16 orang. Sistem hukum Kekaisaran Jepang yang melarang perempuan untuk naik takhta atau tetap menjadi anggota kekaisaran setelah menikah dengan rakyat biasa telah mempersempit garis suksesi.
Simak Video "Video: Habib Ja'far Pamer Foto Janguh Onad di Rehabilitasi"
(kik/kik)