×
Ad

Sapto Djojokartiko Meromantisasi Minimalisme Era 90-an di Koleksi Terbaru

Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 01 Nov 2023 14:15 WIB
Sapto Djojokartiko Spring-Summer 2024. (Foto: Mohammad Abduh/detikcom)
Jakarta -

Jakarta Fashion Week (JFW) 2024 memang sudah berakhir, tapi euforia fashion berlanjut di peragaan tunggal Sapto Djojokartiko, Selasa (31/10/2023) malam. Hujan tak menyulutkan antusiasme para tamu yang didominasi para selebriti papan atas untuk menyaksikan langsung koleksi teranyar dari desainer favorit mereka.

Lewat pukul 19.00 WIB, di luar prediksi BMKG, hujan tiba-tiba mengguyur sebagian kawasan Jakarta. Tanpa terkecuali area Senayan, tepatnya Plaza Senayan yang kali ini menjadi 'tuan rumah' perhelatan tahunan tersebut.

Bukan di dalam, justru peragaan berlangsung di area air mancur yang berada di halaman samping pusat belanja mewah ibu kota tersebut. Di atasnya, berdiri sebuah tenda megah berbentuk kubus raksasa putih.


Saat hujan mengguyur, para tamu yang antre masuk terpaksa berlindung dulu di bawah pohon besar.

Sebagian tamu kuyup karena hujan, sisanya basah karena keringat dan tetesan air hujan yang merembes dari atap tenda. Tamu duduk saling berdempetan saking padatnya, sehingga hawa panas tak terhindarkan meski mungkin pendingin udara sudah di level tertinggi.

Tak semua tamu mendapat tempat duduk seperti yang dialami Puteri Indonesia 2022 Laksmi DeNeefe. "I was late, but no problem," ujar Laksmi, yang anggun dalam padanan blus beraksen korset dengan kerah tinggi dan rok nude senada kreasi Sapto Djojokartiko, kepada Wolipop selepas peragaan.

Hadir pula Dian Sastrowardoyo, Maudy Ayunda yang datang bersama sahabatnya, pengusaha muda Putri Tanjung, Jessica Mila, Marsha Timothy yang ditemani sang putri.

Tidak ketinggalan pasangan selebriti, dengan gaya his and hers terbaiknya versi Sapto, seperti Luna Maya dan Maxime Bouttier, Mikha Tambayong dan Deva Mahenra, Adinia Wirasti dan Michael Wahr.

Koleksi Sapto Djojokartiko Spring 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Sulit untuk mengeluh jika kreasi yang naik pentas semalam sukses memanjakan indera penglihatan. Sapto sekali lagi memberanikan diri keluar dari zona nyaman untuk mewujudkan koleksi yang terdiri 60 set busana pria dan wanita itu.

"Saya selalu memberi tantangan kepada diri sendiri dan tim untuk membuat sesuatu berbeda, yang intinya bergerak terus. Mungkin ada hal tertentu-

tertentu yang menjadi signature kami, tapi bagaimana kita mengembangkannya, baik itu dalam siluet, maupun detail," tutur Sapto usai presentasi.

Sapto memang perlu merasa termotivasi untuk berinovasi demi menangkal karya-karyanya yang marak dijiplak. Ketik 'Kain Sapto' di Google, maka bermunculan toko-toko online yang menjualnya.

Mudah pula untuk menemukan label yang meniru estetika geometris nan romantis khas sang desainer. Harga produk KW yang di bawah kreasi orisinal tentu menggoda mereka yang ingin tampil 'mewah' tanpa mau membayar lebih untuk mengapresiasi sebuah ide dan konsep asli. Namun, pelanggan loyal Sapto tetap setia mendukungnya.

Koleksi Sapto Djojokartiko Spring 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Kekuatan cerita dan filosofi yang dikemas dalam desain yang menawan selalu menjadi daya tariknya.

Sapto menjelaskan, bahwa koleksi ini berangkat dari kegundahan dirinya melihat situasi dunia yang begitu menguras energi dan mental dengan segala arus informasi yang deras beredar.

Timbul kerinduan untuk mencari ketenangan. Ia kemudian mengeksekusi inspirasi tersebut dengan siluet minimalis khas Y2K yang tren pada awal 2000-an.


"Koleksi ini seperti meromantisasi sesuatu yang minimalis. Saya ingin menghadirkan sesuatu yang minimal, tapi tetap ada jiwa Sapto," tambah desainer jebolan ESMOD Jakarta itu.

Koleksi Sapto Djojokartiko Spring 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Maka muncul berbagai atasan spaghetti strap, crop top, terusan A-line, bawahan sepinggul, tapi tetap elegan dengan material delicate. Silver dan midnight blue kini masuk dalam perbendaharaan warna Sapto yang lebih dikenal dengan palet muted yang kalem.

Motif geometris tentu tetap menjadi kekuatan, meski disederhanakan dengan aplikasi patchwork. Ide tersebut juga hadir dalam renda terinspirasi oleh rimpang, rempah seperti jahe dan temu-temuan, tanaman herbal tradisional khas Indonesia yang hakikat menghangatkan dan menyehatkan raga dari dalam.

Estetika minimalisme turut mengilhami Sapto untuk tampilan panggung peragaannya. "Konsepnya seperti di pemandian yang tenang," ujar Sapto. Alam rupanya merestui ilham Sapto itu dengan memberikan hujan.



Simak Video "Video Yuk! Belajar Bahasa Isyarat - Cara Perkenalan"

(dtg/dtg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork