Sering Bergaya Afro, Rita Ora Dituduh Pura-pura Keturunan Kulit Hitam

Penyanyi Rita Ora sering tampil dengan berbagai macam gaya. Belakangan seorang netizen menyoroti penampilannya yang dituduh melakukan 'blackfishing' atau meniru gaya orang kulit hitam. Dalam sebuah unggahan, dikatakan jika Rita Ora bukan bagian dari komunitas kulit hitam sehingga gayanya dianggap sebuah 'cultural appropriation'.

Sebuah unggahan di Twitter jadi viral karena membahas Rita Ora yang dituduh blackfishing. Pelantun Hot Right Now tersebut memicu perdebatan karena sering tampil dengan gaya rambut keriting dan kepang Afro. Rita juga dituding melakukan tanning sehingga terlihat seperti keturunan orang kulit hitam dan banyak orang menyangka demikian.

"Baru tahu bahwa Rita Ora tidak berkulit hitam sama sekali dan kedua orangtuanya adalah orang Albania kulit putih sangat menipu. Wanita itu selama ini 'blackfishing'" tulis @slitmyclitt.

"Kalau dia lelah orang-orang berasumsi dia adalah kulit hitam mengapa dia dikepang, tanning, dan memakai wig keriting di kepalanya? Kalian tidak bisa sebodoh itu," tambah penulis.

Rita Ora Foto: Rita Ora

Sebelumnya Rita memang pernah ditanya mengenai identitasnya. Dalam acara Wendy Williams, sang presenter bertanya apakah Rita keturunan kulit hitam dan wanita 29 tahun itu menjelaskan jika ia bukan. "Aku pikir kamu setengah hitam setengah putih atau sesuatu seperti itu," yang dijawab oleh Rita, "Semua orang biasanya seperti itu. Aku mungkin juga. Tapi tidak, aku orang Albania," tuturnya.

Postingan itu pun mendapat banyak perhatian dari netizen lain yang berpikiran serupa. "Rita Orang bukan orang kulit hitam jadi dia selama ini blackfishing dan culture appropriating,"

"Wanita ini bahkan tidak berkulit hitam sedikit pun sangat menakutkan bagiku tapi wanita-wanita ini bisa menipu dengan persona kulit hitam dengan mudahnya,"

Meski sering dituduh melecehkan budaya dengan meniru gaya komunitas kulit hitam, Rita Ora sering berbicara mengenai negara asalnya Albania. Rita dan keluarganya kabur dari negara di Eropa Timur tersebut pada 1991 saat masa perang di mana banyak orang terbunuh, termasuk saudara mereka. Rita pun pernah merasakan pengalaman menjadi pengungsi bersama orangtua dan saudarinya.