Kisah Inspiratif Fanny, Tuna Daksa yang Sukses Berbisnis di Usia Muda
Anggi Mayasari - wolipop
Jumat, 27 Okt 2017 14:00 WIB
Jakarta
-
Disabilitas tak menjadi penghalang seseorang untuk sukses meniti karier. Seperti yang dialami oleh wanita asal Pontianak, Kalimantan Barat ini. Fanny Evrita mampu membuktikan kepada masyarakat bahwa kaum difabel juga bisa sukses dalam berbisnis. Meskipun begitu, kesuksesan yang diraihnya ini tentu bukanlah hal mudah.
Fanny mengalami keterbatasan fisik dan penyandang tunadaksa. Keputusannya untuk berbisnis dan hijrah ke Jakarta itu berawal dari pengalaman pahit dirinya yang mendapatkan perilaku diskriminasi saat bekerja di sebuah Bank di Pontianak.
Kondisi kaki Fanny tidak normal sejak lahir. Bagian kirinya lebih besar dibandingkan kaki kanan. Hal ini membuat Fanny harus selalu mengenakan rok panjang untuk menutupinya. Namun, kebijakan dan peraturan kantornya yang mengharuskan untuk mengenakan rok pendek itu, membuat Fanny diberhentikan.
"Kalau dulu itu kan yang namanya kita lulus kuliah ekspektasinya itu ingin kerja di kantor pakai seragam gitu ya. Tapi karena kita disabilitas kesempatan itu nggak 100 persen opportunitynya ke kita. Hanya gara-gara seragam kantor terus aku dipecat," cerita Fanny saat dihubungi Wolipop, Kamis (26/10/2017)
"Aku inginnya itu lihat jangan dari sisi disabilitasnya. Lihat dulu kemampuan kita, baru disabilitas kita. Kalau kita pertama ketemu orang kan yang dilihat first impression, pada saat kita pakai rok pendek terus dia lihat kaki kita apalagi ini di daerah dia pasti pikir oh kita gg bisa kerja," tambahnya.
Sempat berdiam diri di rumah selama tiga bulan, wanita berusia 26 tahun ini pun nekat memutuskan untuk pergi ke Jakarta mencari sebuah kesempatan baru untuk hidupnya. Fanny mulai bekerja di Thisable Enterprise milik Angkie Yudistia yang juga merupakan penyandang tuna rungu. Thisable Enterprise ini merupakan aksi bisnis sosial bagi penyandang disabilitas. Ia kemudian mengikuti inkubator bisnis selama enam bulan dan mulai membuka bisnis produk kecantikan yang diberi label 'Thisable Beauty Care'.
"Di rumah tuh ngapain ya, kayaknya udah di sekolahin sama orang tua terus ngambil S2 hukum bisnis, udah dibekali kuliah tinggi-tinggi kok kerjanya tetap susah. Dari situ aku ke Jakarta ketemu orang baru dan kesempatan baru. Pas ada inkubator bisnis terus aku mikir. Ah mungkin kesuksesan itu tidak harus dari kantor tapi dari mana aja. Aku coba kesempatan jadi entrepreneur. Alhamdulilahnya sampai sekarang bisnis itu yang menghidupi aku di Jakarta. Bayar kosan,transportasi kita kemana-mana, biaya hidup," kata Fanny.
Thisable Beauty Care yang dibangun Fanny pada awal tahun 2016 ini terdiri dari beberapa produk kecantikan seperti lotion, lulur, sabun, dan beauty oil. Menurut Fanny, selama ini masyarakat melihat disabilitas itu hanya membuat kerajinan tangan saja. Ia ingin membuktikan bahwa disabilitas juga bisa membuat suatu produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya produk perawatan kecantikan itu, Fanny juga membuktikan bahwa disabilitas juga bisa menjadi pengusaha. Bahkan produk Thisable Beauty Care yang telah dilabeli BPOM dan lulus sertifikasi halal itu pun mulai masuk di apotek-apotek dan mall. Harganya pun cukup terjangkau yakni berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 200 ribu.
"Produk kecantikan ini kan sesuai passion aku. Jadi meskipun kamu disabilitas, kamu juga bisa merasa cantik, kamu juga harus merawat diri. Karena salah satu bentuk kita mensyukuri rahmat dari Allah kan dengan kita merawat diri. Nggak harus disabilitas terus merasa rendah, kita sama kok di hadapan Allah," jelas Fanny. (agm/agm)
Fanny mengalami keterbatasan fisik dan penyandang tunadaksa. Keputusannya untuk berbisnis dan hijrah ke Jakarta itu berawal dari pengalaman pahit dirinya yang mendapatkan perilaku diskriminasi saat bekerja di sebuah Bank di Pontianak.
Kondisi kaki Fanny tidak normal sejak lahir. Bagian kirinya lebih besar dibandingkan kaki kanan. Hal ini membuat Fanny harus selalu mengenakan rok panjang untuk menutupinya. Namun, kebijakan dan peraturan kantornya yang mengharuskan untuk mengenakan rok pendek itu, membuat Fanny diberhentikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku inginnya itu lihat jangan dari sisi disabilitasnya. Lihat dulu kemampuan kita, baru disabilitas kita. Kalau kita pertama ketemu orang kan yang dilihat first impression, pada saat kita pakai rok pendek terus dia lihat kaki kita apalagi ini di daerah dia pasti pikir oh kita gg bisa kerja," tambahnya.
Foto: Instagram |
Sempat berdiam diri di rumah selama tiga bulan, wanita berusia 26 tahun ini pun nekat memutuskan untuk pergi ke Jakarta mencari sebuah kesempatan baru untuk hidupnya. Fanny mulai bekerja di Thisable Enterprise milik Angkie Yudistia yang juga merupakan penyandang tuna rungu. Thisable Enterprise ini merupakan aksi bisnis sosial bagi penyandang disabilitas. Ia kemudian mengikuti inkubator bisnis selama enam bulan dan mulai membuka bisnis produk kecantikan yang diberi label 'Thisable Beauty Care'.
"Di rumah tuh ngapain ya, kayaknya udah di sekolahin sama orang tua terus ngambil S2 hukum bisnis, udah dibekali kuliah tinggi-tinggi kok kerjanya tetap susah. Dari situ aku ke Jakarta ketemu orang baru dan kesempatan baru. Pas ada inkubator bisnis terus aku mikir. Ah mungkin kesuksesan itu tidak harus dari kantor tapi dari mana aja. Aku coba kesempatan jadi entrepreneur. Alhamdulilahnya sampai sekarang bisnis itu yang menghidupi aku di Jakarta. Bayar kosan,transportasi kita kemana-mana, biaya hidup," kata Fanny.
Foto: Instagram |
Thisable Beauty Care yang dibangun Fanny pada awal tahun 2016 ini terdiri dari beberapa produk kecantikan seperti lotion, lulur, sabun, dan beauty oil. Menurut Fanny, selama ini masyarakat melihat disabilitas itu hanya membuat kerajinan tangan saja. Ia ingin membuktikan bahwa disabilitas juga bisa membuat suatu produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya produk perawatan kecantikan itu, Fanny juga membuktikan bahwa disabilitas juga bisa menjadi pengusaha. Bahkan produk Thisable Beauty Care yang telah dilabeli BPOM dan lulus sertifikasi halal itu pun mulai masuk di apotek-apotek dan mall. Harganya pun cukup terjangkau yakni berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 200 ribu.
"Produk kecantikan ini kan sesuai passion aku. Jadi meskipun kamu disabilitas, kamu juga bisa merasa cantik, kamu juga harus merawat diri. Karena salah satu bentuk kita mensyukuri rahmat dari Allah kan dengan kita merawat diri. Nggak harus disabilitas terus merasa rendah, kita sama kok di hadapan Allah," jelas Fanny. (agm/agm)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Ayah Meghan Markle Sakit Keras, Kini Memohon Bisa Bertemu Putrinya
Most Pop: Gaya Verrell Bramasta Kunjungi Korban Banjir Sumatera Pakai Vest
Idol Cocona XG Umumkan Identitas sebagai Transmaskulin Nonbiner, Apa Artinya?
Jessica Alba Kapok Pernah Beradegan Tanpa Busana di Film, 'Sangat Memalukan'
Influencer Viral Nikah Setelah 14 Hari Kenal, Ending-nya Bisa Ditebak
Most Popular
1
5 Gaya Berani Katie Holmes Pakai Busana Lingerie di Musim Dingin
2
8 Foto Audi Marissa ke Seoul Tanpa Anak & Suami, Jalani Operasi Sedot Lemak
3
Ayah Meghan Markle Sakit Keras, Kini Memohon Bisa Bertemu Putrinya
4
Jessica Alba Kapok Pernah Beradegan Tanpa Busana di Film, 'Sangat Memalukan'
5
Siapa Bonnie Blue? Bintang OnlyFans Kontroversial yang Ditangkap di Bali
MOST COMMENTED












































Foto: Instagram
Foto: Instagram